RENCANA Uji Coba Busway atau Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Makassar
mulai ditentang oleh para sopir Angkutan Kota (Angkot) Petepete di daerah ini.
Jika sebelumnya penolakan hanya dilakukan lewat pernyataan semata pada akhir Januari,
tapi sekarang sejumlah sopir angkot mulai menggelar aksi nyata. Mereka
melakukan demo di Jalan Perintis Kemerdekaan, depan RS Daya Makassar. Dari situ
mereka kemudian bergerak menuju pintu satu Unhas, selanjutnya beraksi di bawah
jembatan fly over. Bahkan dalam aksi ini, mereka sempat memaksa menurunkan
penumpang petepete yang lewat di jalur tersebut, Jalan Andi Pangerang Pettarani,
sehingga kemacetan sempat terjadi berjam-jam lamanya.
Kelompok lainnya beraksi di depan RS
Daya. Sekitar ratusan sopir angkot petepete trayek Daya yang tergabung dalam
Aliansi Sopir Petepete se-Kota Makassar turun ke jalan untuk menyuarakan
penolakan diadakannya BRT atau busway di Kota Makassar. Koordinator Aliansi
Sopir Petepete se-Kota Makassar, Sahabuddin, mengancam akan memblokir busway
apabila benar-benar beroperasi di Kota Makassar. “Kami akan melakukan
pemblokiran,” ancam Sahabuddin diamini sejumlah sopir lainnya.
Menurut Sahabuddin, masih banyak
pekerjaan yang harus diselesaikan oleh Dinas Perhubungan terkait dengan moda
transportasi di Sulsel, khususnya di Kota Makassar. “Selesaikan dulu itu
bentor-bentor liar yang ambil penumpang, baru diadakan busway,” katanya.
Ia juga mengaku kehadiran busway
akan menghambat jalanan, apalagi kondisi ruas jalan di Kota Makassar sangat
sempit. Selain itu busway juga akan mengurangi pendapatan sopir petepete
jalanan di Makassar. “Kalau ada busway pasti tambah macet jalanan ini. Selain
itu juga pasti mengurangi pendapatan kami tiap harinya”.
Selain mengecam pengoperasian busway
di Kota Makassar, Aliansi Sopir Petepete juga mengancam akan melakukan aksi yang
lebih besar lagi, bahkan akan bergabung dengan seluruh sopir petepete dengan
semua trayek yang ada di kota Makassar. “Kalau busway tetap beroperasi, kami
akan bergabung dengan semua sopir petepete trayek lainnya yang ada di Kota Makassar
untuk memblokir busway,” kata Sahabuddin didampingi sejumlah rekannya. Ia juga
mengancam akan memboikot Pemilu 9 April 2014. “Kami juga tidak akan memberikan
suara kepada para caleg yang bersangkutan dengan pandangan busway ini.
Pengadaan busway cenderung dipaksakan oleh pemerintah. Sedangkan pemerintah
belum bisa mengatur semua angkutan umum yang ada di Kota Makassar, terutama
Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar tidak becus karena bukan bidangnya di
Perhubungan”.
Koordinator Lapangan (Korlap), Muhiddin, mengatakan, sebenarnya busway sangat
diharapkan sebagai angkutan masal tapi kondisi jalanannya masih sangat sempit
dalam Kota Makassar, kecuali kalau beroperasi dari terminal Kota Makassar ke tujuan
Pare-Pare, Palopo dan lain-lain. “Busway belum layak beroperasi di Makassar. Apa
yang dilaksanakan oleh instansi-instansi terkait tentang kebijakan busway masih
memiliki kekurangan”.
Sementara itu Kasatlantas
Polrestabes Makassar, Kompol Yayat, menjelaskan, aspirasi para sopir angkot sementara
ditampung karena saat ini sejumlah pejabat tidak berada di tempat, seperti
Dinas Perhubungan, Perum Damri dan Gubernur Sulsel. (Tim)R.26
No comments:
Post a Comment