Kedatangan Mensos RI
dan rombongan di Aceh Utara disambut masyarakat dengan penuh kehormatan |
KEAMANAN dan kenyamanan harus dijaga dengan
baik, sama dengan menjaga kerukunan berkeluarga, kerukunan bertetangga, agar
selalu nyaman dan tidak menimbulkan konflik maupun kekacauan. Hal itu dikatakan
Menteri Sosial RI, DR Salim Sagaf Aljufri MA, ketika memberi sambutan dalam
kunjungannya ke Aceh Utara, untuk menyerahkan bantuan kepada 200-an rumah tidak
layak huni dan 40 kelompok usaha bersama di Aceh Utara, serta peletakan batu
pertama RT-LH di Gampong Ceubrek Baroh, Kecamatan Syamtalira Aron, Rabu sore (5/3).
Kegiatan
tersebut dinamakan Program Bedah Kampung sebagai wujud nyata kepedulian pemerintah
terhadap rakyatnya melalui Kementerian Sosial. Saat itu Mensos menyerahkan
bantuan Rp 2,950 miliar yang rinciannya untuk merehab 200-an Rumah Tidak Layak
Huni Rp 2 milyar, untuk 40 Kelompok Usaha Bersama Rp 800 juta dan untuk Sarana
Lingkungan Rp 150 juta. Bantuan yang diserahkan itu diterima langsung oleh para
penerima manfaat dengan didampingi Bupati Aceh Utara, H Muhammad Thaib, dan
Camat Syamtalira Aron, Hanif Zaputra.
“Masyarakat
penerima bantuan tentunya tahu kalau kegiatan Bedah Kampung ini tidak semudah
yang dibayangkan orang banyak atau tidak seperti membalik telapak tangan langsung
jadi, tetapi perlu proses, kegiatannya dilakukan secara bertahap. Untuk
Kelompok Usaha Bersama kita berdayakan dengan modal usaha yang sederhana.
Sedangkan Kelompok-Kelompok Miskin yang masih belum beruntung, atas dasar skala
nasional, sebanyak 3.400.000 unit rumah
yang tidak layak huni pada tahun 2014 ini dibantu untuk direhab rumahnya,”
ungkap Mensos.
Mensos
pun mengaku optimis masalah kemiskinan di Aceh bisa ditangani dengan baik. Saat
Mensos beserta rombongan tiba di Gampong Ceurek Baroh disambut masyarakat dan para
pejabat serta ulama. Tak ketinggalan dimeriahkan pula oleh Group Rapa I Pase
“Pusaka Aceh” Tualang Tuha, sicumeh Raja Sagou Simpang Mulieng Aceh Utara.
Group Tarian Ranup Lampuan “Putrou Banna” Muara Batu Aceh Utara, yang menyambut
kedatangan Mensos dan rombongan dengan tarian Preh Jamei.
Mensos RI, Dr Salim
Sagaf Al-Jufri MA, ketika ditepung tawar oleh tokoh masyarakat di Aceh Utara |
Mensos
diberi pakaian adat Aceh berupa pemakaian “Kopyah Meukeutop” dan Rencong Aceh
oleh Bupati Aceh Utara, H Muhammad Thaib. Kemudian Mensos “dipeusijuek”
(ditepung tawar) oleh ulama setempat, yaitu Tgk Abdul Gani Rasyid, Pimpinan
Dayah “Bustanus Sa’adah” Glok Aron. Seusai beramah tamah dengan masyarakat dan
pejabat serta ulama, Mensos melangsungkan peletakan batu pertama pembangunan Rehab
Rumah Tidak Layak Huni di Gampong Ceubrek. Hari sebelumnya, Selasa (4/3), Mensos
dan rombongan berkunjung ke Kabupaten Bireuen untuk melakukan kegiatan yang
sama, Program Bedah Kampung.
“Dengan
kebersamaan kita pada hari ini izinkanlah kami menyampaikan sekilas bahwa
Kabupaten Aceh Utara meliputi 27 kecamatan dan 287 gampong. Program Bedah Kampung
ini merupakan solusi memotong mata rantai kemiskinan menuju Indonsia sejahtera.
Pada hakekatnya Bedah Kampung yang dicetuskan Bapak Mensos RI sangat selaras
dengan program Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, dalam rangka penanggulangan
kemiskinan dan permasalahan sosial masyararakat,” kata Bupati Aceh Utara, H Muhammad
Thaib, melalui sambutannya.
Bedah
kampung yang digagas Kementerian Sosial RI ini merupakan model pengembangan
pemberdayaan fakir miskin melalui Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni
(RS-RTLH), yang pada kesempatan itu digelar di Aceh Utara, oleh Bupati dinilai
cukup strategis dan tepat sekali sasarannya. Bupati yakin kalau Bedah Kampung
yang dilaksanakan tersebut akan dapat menurunkan angka kemiskinan masyarakat
setempat dan akan dapat meningkatkan kesejahteraan sosial mereka, di samping
juga akan berpengaruh pada semangat bekerja para penerima manfaat.
Berdasarkan
data PPLS oleh BPS menujukkan bahwa jumlah penyandang masalah sosial di Aceh
Utara semakin meningkat. Hal tersebut terutama sekali disebabkan oleh
terjadinya konflik Aceh yang berkepanjangan, ditambah pula dengan terjadinya
tsunami beberapa waktu lalu. Sedangkan penanganan masalah kesejahteraan sosial
di Aceh Utara masih sangat jauh dari yang diharapkan, akibat minim dan
terbatasnya anggaran APBK Aceh Utara yang tersedia. Justru itu Bupati Aceh
Utara meminta dukungan dan bantuan Mensos RI dalam masalah PMKS (Penanganan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) di Aceh Utara.
Bupati Aceh Utara, H Muhammad
Thaib, saat memberikan sambutan pada penyambutan Mensos RI di Ceubrek Baroh |
Bersamaan
dengan kegiatan Bedah Kampung tersebut Pemkab Aceh Utara telah pula mengusulkan
beberapa program kegiatan bidang kesejahteraan social kepada Mensos RI antara
lain berupa program pemberdayaan sosial melalui Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Layak Huni (RS-RTLH) dan Sarana Lingkungan (Sarling) sebanyak 400 unit. Program
Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Pedesaan
sebanyak 52 KUBE (520 KK). Program Pembangunan Keserasian Sosial (KS) berbasis
masyarakat. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bencana. Program
Pembangunan Rehab Rumah Tidak Layak Huni bagi penyandang penyakit kusta
sebanyak 150 unit. Program Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial bagi penyandang
cacat. Program Pembangunan Rumah Singgah Tempat Pelayanan Penyandang
Kesejahteraan Sosial (PMKS) sebanyak 1 unit.
Dengan
adanya bantuan dari pemerintah pusat, terutama dari Mensos ini, diharapkan
permasalahan sosial di Kabupaten Aceh Utara akan lebih cepat tertanggulangi
secara baik dan layak, sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berbudaya,
sejahtera, mandiri dan Islami, (BERSEMI). Program Bupati Aceh Utara tersebut
merupakan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang tertuang dalam
pidato sambutan Bupati Aceh Utara, H Muhammad Thaib, pada acara penyambutan
Mensos RI dan rombongan di Ceubrek Baroh, Rabu (5/3). (F.434)R.26
No comments:
Post a Comment