Saturday, April 26, 2014

LINTAS JOGJA : ALEK MULAI SOROTI BEBERAPA PROYEK DI DIY

JANJI Alek kepada FAKTA untuk turut mengawal kebijakan pembangunan di DIY ternyata tidak main-main. Ketua Umum LSM Korek (Komunitas Rakyat Ekonomi Kecil) ini bahkan mengajak FAKTA menelusuri salah satu program pemerintah yang sempat mendapat berbagai reaksi masyarakat.
Adalah MSMHP atau Metropolitan Sanitation Management and Health Project (Pengelolaan Sanitasi dan Kesehatan Perkotaan) di bawah kendali Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP) Dinas Pekerjaan Umum DI Yogyakarta. Proyek ini mencakup wilayah administratif Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul, yang dikenal dengan nama KARTAMANTUL. Drajat Widjunarso, Kepala Satuan Kerja PPLP DIY, saat ditemui di kantornya mengatakan, dengan adanya proyek tersebut pihaknya ingin sistem pengelolaan limbah bisa lebih baik lagi. Kemudian dipaparkanlah soal drainase Samirono dan Janti. Di mana berfungsi untuk mengurangi lamanya genangan air hujan, contohnya kawasan Ambarukmo Plasa yang kini tidak banjir lagi. "Kalau banjir biasanya terkait perilaku masyarakat membuang sampah sembarangan,” dalihnya.
MSMHP sendiri untuk mengelola air limbah skala besar di mana banyak saingan karena kota lain pada memperebutkannya dan DIY bersyukur bisa mendapatkannya. Target saat ini 14 ribu sambungan rumah baru supaya IPAL berfungsi maksimal. Drajat meminta semua pihak untuk membantu jalannya proyek tersebut yang saat ini tengah diaudit BPK setelah sebelumnya Inspektorat Daerah masuk. Sistemnya melalui penggalian jalan selebar 1,25 m atau dibor untuk menanam PVC atau ada HDPE  sepanjang 54 km. "Gali pasang pipa berdasar kemiringan terus pasang menhul tiap jarak 50 meter, setelah itu diurug,” jelasnya.
Permasalahan mulai timbul karena kandungan tanah di bawah Kota Yogjakarta ternyata kebanyakan pasir. Jadi saat jalan dibuka 1,25 m kanan-kirinya menjadi runtuh. Ditambah kontribusi curah hujan yang kemudian banyak mengakibatkan bolong (lobang) di bekas galian, keberadaan kabel optik juga menyumbang peranan akan rusaknya jalan.
Dicontohkan pula saat jalan di Demangan Baru saat salah satu bus pariwisata ambles di menhul, yang ternyata merupakan mata air. Prosesnya memang memerlukan waktu. Saat kembali menutup galian juga harus rata jalan, sedang kalau ada pengguna jalan jatuh atau kecelakaan pihaknya berani bertanggung jawab. "Nanti akan diaspal dua tahap, ini program Kementerian PU Dirjen Cipta Karya,” tandasnya mengakhiri wawancara dengan FAKTA.

Alek mengkritisi pembangunan yang dilakukan agar jangan sampai merusak insfrastruktur yang sudah ada. "Coba lihat jalanan yang ada saat ini," tegas Alek yang merasa prihatin sehabis menolong korban kecelakaan bermotor akibat terpeleset menhul. "Harusnya rekanan yang notabene dari  BUMN bisa memberikan contoh semua pihak saat menjalankan kegiatannya. Pasti akan kita sikapi kalau tetap begini keadaannya,” tandasnya kemudian. (F.883)R.26
Menhul (tutup bulat) MSMHP sebagai salah satu contoh 
yang kurang rapi pengerjaannya

No comments:

Post a Comment