Tuesday, April 15, 2014

SURABAYA RAYA : PENGUSAHA ITALIA LIRIK SURABAYA

REPUTASI Kota Surabaya  tampaknya mampu menarik perhatian negara-negara  besar. Setelah Dubes Prancis dan Atase Kedubes Belanda mengunjungi Surabaya pada 12 Maret lalu, kini giliran Dubes Italia untuk Indonesia, Federico Failla, yang sowan ke Walikota Tri Rismaharini. 
Dalam lawatannya ke Balai Kota Surabaya pada Selasa (18/3), Failla membawa serta delapan perwakilan pengusaha asal Negeri Pizza. Momen tersebut dimanfaatkan kedua pihak untuk  penjajagan kemungkinan dilakukannya kerja sama.
Failla mengatakan, hal yang mendasari kedatangannya kali ini adalah penilaiannya terhadap Surabaya sebagai pasar yang penting bagi Italia. Kota Pahlawan dipandang sebagai kota dengan pertumbuhan paling signifikan di Indonesia. “Karena itulah kami datang ke sini. Kami tertarik bekerja sama di sektor otomotif/transportasi, makanan, sepatu, hingga pengelolaan sampah,” katanya.
Samuele Porsia, Direktur Italian Trade Agency, menuturkan, industri manufaktur Italia merupakan yang terbesar kedua di Eropa setelah Jerman, sedangkan di dunia menduduki posisi  kelima. Negara yang beribu kota di Roma tersebut juga penghasil sepatu kualitas terbaik sejagad.
Lino Paravano, pengusaha Italia yang sudah menanamkan modalnya di Jawa Timur, menambahkan bahwa dalam kurun 15 tahun terakhir, bidang manufaktur Italia tumbuh paling signifikan di antara negara-negara Eropa lainnya. “Dalam kesempatan ini, saya berharap tercipta momen kerja sama yang melibatkan perusahaan-perusahaan Italia. Tidak perlu diragukan lagi, karena perusahaan Italia mempunyai reputasi yang bagus dan terpercaya,” ujar pria yang fasih berbahasa Indonesia ini.
Menanggapi hal itu, Walikota Tri Rismaharini menyatakan pihaknya menyambut baik inisiatif Dubes Italia yang sudah memfasilitasi para pengusaha tersebut. Namun demikian, tentu tidak semua tawaran kerja sama tersebut bisa terlaksana. Realisasi kerja sama akan disesuaikan dengan kebutuhan kota. Dikatakan Risma, saat ini Surabaya tengah fokus dengan rencana pembangunan angkutan masal cepat (AMC). Sebagai kota jasa dan perdagangan, aktivitas ekonomi di Surabaya sudah kian padat. Sehingga tak jarang kota metropolis menjadi jujugan untuk menggelar pertemuan bisnis. “Tapi, sayangnya, kami masih belum punya sarana rekreasi keluarga berupa taman hiburan. Itu juga merupakan salah satu kebutuhan kami saat ini,” tuturnya.

Sedangkan di bidang lingkungan, Surabaya sudah menjalin kerja sama dengan  Kitakyushu, Jepang. Sehingga yang paling memungkinkan saat ini  adalah kerja sama di bidang lain, seperti pelatihan manufaktur maupun bidang transportasi. (F.183)R.07

No comments:

Post a Comment