Monday, December 11, 2017

SURABAYA


IKLAN


IKLAN


ADVETORIAL BALANGAN

Tradisi Masyarakat Balangan Menyambut Bulan Maulid Nabi Muhammad SAW


BAGI masyarakat Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Rabi’ul Awal atau yang biasa disebut Bulan Maulid (Kelahiran) Nabi Muhammad SAW, adalah bulan yang sangat istimewa. Bahkan, tidak kalah istimewa dengan Hari Raya Iedul Fitri yang jatuh setiap awal bulan Syawal.
Momen Maulid Nabi di Balangan sangat meriah. Karena perayaannya bukan hanya dilakukan secara kolektif, tetapi juga oleh hampir setiap keluarga muslim. Bukan hanya pada tanggal lahir Sang Rasul (12 Rabi’ul Awal), tetapi selama satu bulan penuh.
Perayaan itu diwujudkan dengan menggelar saruan, yaitu menyediakan jamuan makan di rumah penyelenggara perayaan Maulid Nabi, dan mengundang sebanyak-banyaknya sanak-saudara dan teman bahkan orang asing yang kebetulan lewat depan rumahnya, untuk datang dan bersantap.
Semakin ramai, karena untuk tradisi ini biasanya warga Balangan yang berada di luar daerah pun pulang kampung, seperti layaknya pemudik lebaran.
Rumah-rumah warga yang menyelenggarakan saruan maulid menerima tamu dan menyajikan makanan sejak pagi hingga tengah hari. Kalaupun begitu banyaknya tamu, biasanya saruan benar-benar selesai tidak lebih dari sejam setelah adzan Dzuhur.
Suasana semakin meriah oleh backsound berupa lagu-lagu berisi syair puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW, baik secara live oleh kelompok-kelompok musik rebana, maupun melalui pemutar musik. Nuansa keislaman juga diperkuat dengan pakaian tuan rumah maupun para tamu yang umumnya berbusana muslim, dress code, yang sama dengan saat lebaran.
Benar-benar mirip lebaran. Hanya saja tanpa shalat ‘id, lebih meriah, lebih banyak tamu dan suguhan makanan di rumah-rumah warga, serta berlangsung selama sebulan penuh. Wow !
Pesta Kuliner


Namanya hajatan, tak pernah jauh dari makan-makan. Menu yang disajikan pun kebanyakan terdiri dari masakan dan kue-kue khas Banjar. Untuk makan beratnya, yang sering tampil di acara saruan maulid adalah nasi sup, soto Banjar, rendang daging, berbagai masakan ikan sungai, gado-gado dengan lontong, laksa, puracit, dan sebagainya.
Sedangkan makanan yang lebih ringan yang sering tampil di acara tersebut ada berbagai macam kue basah khas Banjar seperti kue lapis, bermacam-macam bingka, dan lain-lain. Ada juga berbagai jenis bubur khas Banjar, seperti bubur baayak, bubur sungsum, bubur gunting, bubur kakicak, dan bubur randang.
Bagi penikmat kuliner, datang ke saruan maulid bisa menjadi “oase” yang mengobati kerinduan pada makanan tradisional, setelah sehari-harinya diserbu oleh makanan-makanan yang lebih praktis dan modern, atau menu-menu yang sarat pengaruh asing.
Shift Perayaan
Jaringan jalan di Balangan tidak terlalu banyak. Kebanyakan ruas jalan harus bisa terus berfungsi karena tidak memiliki jalur alternatif, kalaupun ada sangat jauh. Jika ruas itu macet atau tidak berfungsi, mobilitas warga akan sangat terganggu.
Untuk mencegah kemacetan terjadi berkali-kali di suatu ruas jalan dalam satu bulan perayaan Bulan Maulid, kampung-kampung di Balangan saat ini telah terbiasa berkoordinasi, mengatur “jadwal” saruan maulid. Lebih dari itu, pengaturan jadwal itu pada akhirnya membuat perayaan benar-benar berlangsung sebulan penuh, karena secara keseluruhan hari-H saruan maulid di Balangan jadi tersebar merata dari awal hingga akhir bulan Rabi’ul Awal, tidak menumpuk di paruh pertamanya saja.
Limit


Saruan maulid di kalangan masyarakat Balangan dikenal dengan kata Limit. Entah apa maksud dari kata itu dan sejak kapan ada istilah itu, tapi begitulah adanya sedari dulu turun-temurun.
Selain pengaturan jadwal/hari penyelenggaraan saruan, juga ada pembagian tamu. Ini untuk menghindari penumpukan tamu di rumah-rumah tertentu, tapi minim tamu di rumah-rumah lain pada hari yang sama di lingkungan/kampung yang sama. 
Beberapa hari sebelum hari-H, para kepala keluarga yang akan mengadakan saruan maulid di suatu lingkungan, terlebih dahulu berkumpul (biasanya di langgar atau masjid, selepas shalat berjamaah) untuk mengatur pembagian tamu.
Pertama, calon tamu didaftar terlebih dahulu, baik tamu dari lingkungan RT sendiri maupun dari kampung-kampung lain di sekitarnya. Setelah didapat nama-nama bakal tamu, dan dituliskan dalam sebuah daftar, kemudian daftar itu dibagi-bagi. Misalnya, nomor urut 1 – 10 menjadi tamu undangan di rumah Pak Afan, nomor urut 11 – 20 menjadi tamu undangan di rumah Pak Budi, dan seterusnya.
Jika nama kita masuk dalam daftar undangan Pak Afan, misalnya, maka bukan berarti kita tidak boleh menghadiri saruan di rumah lain. Hanya saja, kita harus terlebih dahulu mendatangi saruan maulid di rumah Pak Afan sebelum menghadiri saruan lain di lingkungan tersebut.
Memenuhi undangan limit itu lengkapnya begini; dimulai dengan datang pagi-pagi ke rumah pengundang, menikmati hidangan atau sarapan pagi dulu, lalu ke masjid/langgar setempat. Di masjid/langgar itu berkumpul para tuan rumah saruan maulid di lingkungan tersebut. Tamu-tamu yang diundang (namanya tercantum dalam undangan limit) diharapkan bergabung dengan mereka di sana, mengikuti acara yang digelar secara bersama/kolektif.
Acaranya ada pembacaan maulidurrasul, lantunan syair-syair islami dengan iringan rebana, shalawatan, tausyiah (ceramah agama) dan sebagainya, sampai menjelang Dzuhur. Seusai rangkaian acara di masjid/langgar, para tuan rumah membawa tamu-tamu kembali ke rumah (sesuai pembagian tamu atau daftar limit) untuk makan siang sebagai penutup kunjungan. (Tim)

ADVETORIAL NGAWI

Bupati Ngawi, Ir H Budi Sulistyono Kanang, 
Berangkatkan Gowes Pesona Nusantara Tahun 2017

Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono Kanang Bersama Asisten Deputi PPS & SKO Kemenpora Teguh Raharjo Ikut Gowes Pesona Nusantara 2017.
BUPATI Ngawi, Ir H Budi Sulistyono Kanang, didampingi Asisten Deputi Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga, Teguh Raharjo SPd MM, memberangkatkan Gowes Pesona Nusantara (GPN) Tahun 2017 dalam rangka Hari Bersepeda Nasional (HBN) dengan start dan finish di Alun-alun Merdeka Ngawi pada Sabtu (18/11/2017).
GPN ini merupakan Program  Kemenpora yang mencanangkan lahirnya HBN. Ribuan penggowes dari berbagai kalangan tumpah-ruah di Alun-alun Merdeka Ngawi, kota yang bermoto 'Ngawi Ramah'. Mereka bergowes sejauh kurang lebih 10 km mengitari kota dengan membawa semangat berolahraga itu sehat.
GPN di Kabupaten Ngawi merupakan etape yang ke-88 dari perhelatan Gowes Pesona Nusantara, salah satu program unggulan Kemenpora di bawah gerakan 'Ayo Olahraga', berlangsung meriah di Ngawi. Uniknya, para peserta pada etape Ngawi Ramah ini mendengungkan adanya Hari Bersepeda Nasional. Hal ini terlihat di mana para penggowes adalah Bupati, Uspimda, Camat, Kepala OPD membubuhkan tanda tangannya pada spanduk berukuran 3 x 6 meter, yang bertuliskan 'Masyarakat Ngawi Mendukung Hari Bersepeda Nasional'.
Bupati Ngawi, Ir H Budi Sulistyono, yang akrab dipanggil Kanang mengatakan,"Saya pribadi dan masyarakat Ngawi menyambut baik adanya Pencanangan Hari Bersepeda Nasional, karena sepeda itu merupakan asli alat transportasi bangsa Indonesia. Bersepeda tidak hanya bicara sehatnya saja, namun sepeda ini sudah sebagai alat gengsi, alat transportasi, alat untuk sehat, rekreasi dan lain sebagainya. Terkait perhelatan Gowes Pesona Nusantara itu sendiri merupakan bentuk kerja nyata yang penuh dengan sinergitas”.
Lebih lanjut Budi Sulistyono Kanang mengucapkan terima kasih kepada pihak Kemenpora dalam hal ini Menpora RI, Imam Nahrawi, yang melibatkan Ngawi dalam Gowes Pesona Nusantara, di mana selain program berolahraga namun mampu memunculkan suatu pesona yang terpendam di nusantara ini, terlebih Ngawi memiliki destinasi wisata yang unik dengan pesona yang luar biasa.
“Saya kira ini menjadi inspirasi Pemerintah Kabupaten Ngawi yang akan memunculkan sebuah gerakan bersepeda dari satu titik wisata ke wisata lainnya, sehingga yang saya lihat adalah spiritnya, yakni spirit untuk berolahraga dan spirit untuk menggali pariwisata. Ada olahraganya, ada sehatnya, muncul daerah wisatanya, masyarakatnya sehat berarti Indonesianya sehat," tuturnya.
Kanang menambahkan, olahraga bersepeda itu adalah murah dan meriah. Bisa dilakukan di kota maupun di desa, baik bagi orang biasa maupun orang berada. “Oleh karena itu tentunya masyarakat di Kabupaten Ngawi berharap even Gowes Pesona Nusantara dijadikan sebuah Hari Bersepeda Nasional oleh Kemenpora,” imbuhnya. (ADV HUMAS Setda Kabupaten Ngawi/Prastiwi)



ADVETORIAL NGAWI

Disparpora Kabupaten Ngawi Mengadakan 
Ngawi Spektakuler Offroad Alas Togog 2017

Bupati Ngawi, Ir H Budi Sulistyono, & Para Offroader Berlaga 
Di Arena Sirkuit Alas Togog Kasreman.
DINAS Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Ngawi mengadakan Ngawi Spektakuler Offroad 2017 yang bertempat di Arena Sirkuit Alas Togog Desa Kasreman, Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur, pada Sabtu dan Minggu (18 s/d 19 November 2017).
Hal ini dijelaskan Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Disparpora Kabupaten Ngawi, Peggy Yudho Subekti SSTP MH, selaku Tim Penyelenggara acara ini. "Ngawi Spektakuler Offroad Alas Togog 2017 merupakan kejuaraan individu Adventure Offroad Non Winch dibagi dalam 2 kelas, yaitu kelas  FFA dan 1.000 cc. Peserta yang datang dari berbagai kota dan kabupaten Jawa Timur dan Jawa Tengah ikut andil dan memeriahkan kejuaran ini. Ada 38 Offroader yang berlaga di Sirkuit Alas Togog turun di kelas FFA dan 1.000 cc.
Perkembangan dunia otomotif di Kabupaten Ngawi khususnya mobil di bidang offroad cukup membanggakan. Banyak even yang digelar buat pecinta adrenalin tinggi untuk meningkatkan skill atau kemampuan. Disparpora Kabupaten Ngawi bekerja sama dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kabupaten Ngawi mengadakan kegiatan bertajuk Ngawi Spektakuler Offroad Alas Togog 2017,” jelasnya.
Lebih lanjut Kepala Disparpora Kabupaten Ngawi, Drs Yulianto Kusprasetyo, mengatakan, even ini bukan kali pertama digelar di Kabupaten Ngawi, namun baru saat ini kebanjiran peserta guna pamer ketangkasan di lintasan berbahaya. Pada offroad tersebut juga dimeriahkan Offroader tuan rumah sebagai peserta kehormatan, seperti Dwi Rianto Jatmiko, Ketua DPRD Kabupaten Ngawi, dan Bupati Ngawi, Budi Sulistyono, yang memang penghobi pemacu andrenalin.
“Even Ngawi Spektakuler Offroad Alas Togog 2017 ini seperti apa yang kita lihat sangat luar biasa, khususnya peserta yang ikut andil, sehingga sebagai tuan rumah kita bangga terhadap suksesnya pelaksanaan kegiatan hari ini dan besok, Ajang olahraga otomotif ini dapat memberikan poin tersendiri pada umumnya dalam memeriahkan Hari Pahlawan. Kegiatan Adventure Offroad akan menjadi agenda tahunan Disparpora. Even ini memberikan dampak yang positif bagi kemajuan pariwisata, kita bisa mengenalkan obyek-obyek wisata dan produk-produk unggulan di Kabupaten Ngawi kepada para Offroader dan timnya serta para pengunjung offroad dari luar kota agar tertarik berkunjung ke tempat wisata Ngawi yang memiliki pesona indah dan alami. Seperti Kebun Teh Jamus, Benteng Pendem Van Den Bosch, Museum Trinil, Srambang, Pemandian Tawun, Air Terjun Pengantin dan masih banyak lagi dengan membeli tiket masuk serta membeli oleh-oleh khas Ngawi. Sehingga akan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ngawi di sektor pariwisata. Sementara terkait dengan Sirkuit Alas Togog Kasreman apabila dikelola dan dikemas dengan penataan yang baik, berpotensi besar menjadi arena sirkuit permanen dan sarana olahraga otomotif terbaik di Indonesia, khususnya untuk kegiatan offroad. Apalagi track lintasan Sirkuit Alas Togog sangat berbahaya, para offroader harus memiliki skill dan kepiawaian yang lebih,” ujarnya.
Peggy menambahkan, hasil kejuaraan Ngawi Offroad Spectakuler Alas Togog 2017, yaitu Kelas FFA Juara I Banteng Merah dari Kabupaten Bojonegoro, Juara II Husein Club Jeram dari Kabupaten Klaten, Juara III Donie Club Jeram dari Kabupaten Klaten, Juara IV Agung Gace Trinil Jeep Club dari Kabupaten Ngawi dan Juara V Sulung Club Racing Team dari Kabupaten Bojonegoro. Sedangkan di Kelas 1.000 cc, Juara I Ian Senna Club Jeram dari Kabupaten Klaten, Juara II Trivardana Club Gladager Uwuk-Uwuk dari Kota Yogyakarta, Juara III Agus Club Jeram dari Kabupaten Klaten, Juara IV Happy Club IOC dari Kota Magelang dan Juara V Boy Club IOC dari Kota Magelang. “Pemenangnya mendapat tropi Bupati Ngawi, piagam dan uang pembinaan,” imbuhnya. (ADV/Dinas Kominfo Kabupaten Ngawi/Prastiwi)

ADVETORIAL NGAWI


Pelantikan & Mutasi 165 Orang Pejabat Fungsional 
Di Lingkup Dispendik Kabupaten Ngawi Tahun 2017




BUPATI Ngawi, Ir H Budi Sulistyono, yang akrab disapa Kanang melantik Pejabat Fungsional di Lingkup Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Ngawi pada Selasa (14 November 2017) bertempat di Pendopo Wedya Graha. Bupati  melakukan pelantikan & mutasi ini untuk penyegaran di internal birokrasi lingkup Dispendik mulai Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN), Kepala Sekolah Menengah Negeri (SMPN) & Pengawas SMP.
Bupati Ngawi, Budi Sulistyono, mengatakan, pergeseran jabatan melalui mutasi ini sebagai hal biasa di lingkup Dispendik Kabupaten Ngawi. Mutasi jabatan dilaksanakan sebagai tindak lanjut UU No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan implementasi dari PP No. 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS).
"Saya mengamanatkan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian untuk melaksanakan penataan dalam rangka manajemen aparatur pemerintah. Sistem merit diterapkan, di mana pengelolaan dan manajemen kepegawaian didasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja. Kepada Kepala SDN, SMPN dan Pengawas yang baru dilantik harus menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, harus memiliki integritas tinggi, disiplin tinggi, kompetensi dan moralitas yang baik agar pendidikan di Kabupaten Ngawi memiliki mutu yang tinggi dan siap untuk mengantarkan anak didik berprestasi yang maksimal dalam mewujudkan masa depan yang gemilang. Sehingga dunia pendidikan di Ngawi mendapat kepercayaan dari wali murid, di mana sejak 5 tahun terakhir terjadi krisis kepercayaan yang dampaknya penerimaan siswa baru menurun,” ujarnya.
Bupati Ngawi, Budi Sulistyono, menegaskan, Kepala Sekolah & Pengawas yang baru dilantik setelah mendapat SK agar segera berangkat menjalankan tugas di tempat yang baru dengan ikhlas, menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, kerja dengan penuh tanggung jawab, berdedikasi & moral yang baik, sehingga dapat menjadi panutan dan teladan bagi guru-guru dan anak didik, khususnya para Kepala Sekolah.
Drs Abimanyu MSi, Kepala Dispendik Kabupaten Ngawi, menjelaskan, jumlah pejabat yang dilantik bupati sebanyak 165 orang, dengan perincian yang promosi jabatan Kepala Sekolah Dasar Negeri 82 orang, promosi jabatan Kepala Sekolah Menengah Negeri 6 orang dan promosi Pengawas SMP 2 orang. Sedangkan yang mutasi Kepala Sekolah Dasar Negeri ada 61 orang, Kepala Sekolah Menengah Negeri ada 14 orang. “Untuk Kepala Sekolah SDN & SMPN yang sudah lulus tes sesuai assessment namun belum dilantik, ditargetkan tahun 2018 sudah dilantik oleh bupati, karena menunggu Kepala SDN dan SMPN yang pensiun tahun depan,” jelasnya. 
Kepala Bidang Ketenagaan Dispendik Kabupaten Ngawi menambahkan, promosi Kepala SDN & Kepala SMPN di Kabupaten Ngawi melalui seleksi yang ketat, yaitu melalui tahapan fit and proper test yang harus dilakukan Calon KS dengan mengedepankan aspek-asprk kompetensi, kinerja, loyalitas dan kepangkatan. “Sehingga Kepala Sekolah SDN dan SMPN yang lulus seleksi dan dipromosikan tahun 2017 sudah siap mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai Kepala Sekolah di sekolah tempat tugasnya,” imbuhnya. (ADV/Dinas KOMINFO Kabupaten Ngawi/Prastiwi)


ADVETORIAL BADUNG

Tim KemenPAN RB Apresiasi Akuntabilitas Kinerja Badung

Sekda Badung, Adi Arnawa, bersama Ketua Tim Evaluasi KemenPAN RB RI, Aan Saiful Ambila, saat melaksanakan evaluasi terhadap akuntabilitas kinerja serta reformasi birokrasi di Pemerintah Kabupaten Badung, Selasa (14/11) 
di ruang Kriya Gosana, Puspem Badung.
TIM Evaluasi Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN RB) RI memberikan apresiasi atas kemajuan dan perkembangan sistem akuntabilitas kinerja di Kabupaten Badung. Hal ini terlihat dari komitmen Pemkab Badung dalam merumuskan tujuan, sasaran, indikator dan target kinerja yang sudah sangat terukur dan akuntabel. Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Evaluasi KemenPAN RB RI, Aan Saiful Ambila, saat melakukan evaluasi terhadap akuntabilitas kinerja serta reformasi birokrasi di Pemerintah Kabupaten Badung, Selasa (14/11) di ruang Kriya Gosana, Puspem Badung.
Kehadiran Tim Evaluasi KemenPAN RB RI tersebut diterima Sekda Badung, I Wayan Adi Arnawa, beserta pimpinan perangkat daerah di lingkungan Pemkab Badung. Pada evaluasi tersebut juga dilakukan pemaparan mengenai capaian kinerja tahun 2016 dan rencana kerja tahun 2016-2021 oleh Kepala Bappeda, Kadisdikpora, dan Kadis DLHK Badung.
Menurut Aan Saiful Ambila, dari laporan kinerja yang disampaikan Pemkab Badung dan hasil presentasi beberapa kepala perangkat daerah, menunjukkan adanya komitmen untuk melakukan perubahan sesuai semangat reformasi birokrasi serta adanya upaya untuk mewujudkan sasaran sesuai RPJMD. Renstra perangkat daerah juga telah mengimplementasikan apa yang menjadi visi misi Pemerintah Kabupaten Badung. Tujuan dan sasaran serta indikator perangkat daerah juga sangat terukur dan akuntabel. Tim evaluasi minta agar hal ini terus dipertahankan dan ditingkatkan melalui inovasi dengan menyusun program dan kegiatan.
Sekda Badung, Adi Arnawa, atas nama Pemkab Badung sangat menyambut baik pelaksanaan evaluasi laporan kinerja Pemkab Badung 2016 yang dilakukan tahun 2017 ini oleh KemenPAN RB RI. Disampaikan bahwa Pemkab Badung secara prinsip berkomitmen untuk mewujukan reformasi birokrasi di Badung. Untuk mewujudkan hal tersebut telah dilakukan langkah-langkah yaitu dengan merevisi RPJMD Kabupaten Badung. "Dari revisi RPJMD ini, dicoba melakukan revisi terhadap beberapa indikator sehingga lebih fokus dan sejalan dengan visi misi bupati yang dituangkan dalan RPJMD Semesta Berencana Badung 2016-2021," jelasnya.
Pimpinan perangkat daerah di Badung juga diajak berangkat ke KemenPAN RB dengan tujuan mendapatkan asistensi terkait penyusunan RPJMD, Renstra, Renja dan RKP yang minimal harus dilakukan oleh semua PD. "Melalui asistensi tersebut, pimpinan PD sudah mulai mengetahui dan konsisten melaksanakan apa yang menjadi keinginan pimpinan melalui renstra PD yang telah memuat target per tahunnya," tambahnya.
Wujud kongkrit tekad dalam mempertahankan komitmen membangun budaya kinerja adalah melalui penandatanganan Pakta Integritas oleh seluruh ASN sampai perangkat daerah serta kewajiban penandatanganan perjanjian kinerja untuk mewujudkan kinerja yang diperjanjikan kepada atasan.
Dilaporkan pula bahwa capaian kinerja dari 21 sasaran dan 36 indikator kinerja utama, secara umum capaian kinerja tergolong sangat baik dengan rata-rata tingkat capaian kinerja 122,30 persen. Ini membuktikan bahwa sudah terjadi perubahan paradigma di Pemerintah Kabupaten Badung.
Lebih lanjut dijelaskan, mulai 2014 Badung memanfaatkan pelaporan kinerja berbasis e-Sakip bekerja sama dengan Pemprov DI Yogyakarta, dan tahun ini Badung melalui Kominfo akan membangun sistem sendiri dengan mengintegrasikan semua sistem aplikasi yang ada. Juga dilakukan bintek-bintek sebagai komitmen dalam rangka penerapan reformasi birokrasi di Badung. "Dengan upaya dan langkah yang dilakukan ini kami harapkan nilai Lakip Badung yang sebelumnya BB menjadi A," terangnya.

Rekomendasi terakhir berkaitan dengan pengembangan sistem reward dan punishment, saat ini sedang melakukan uji coba penerapan e-kinerja dan rencananya akan diterapkan mulai tahun 2018. Berdasarkan e-kinerja ini, reward dan punishment berupa tunjangan perbaikan penghasilan (TPP) akan ditentukan oleh capaian kinerja dan tingkat kehadiran ASN. Sedangkan untuk mendorong kinerja perangkat daerah dan pemerintahan desa, mulai 2017 ini Pemkab Badung akan memberikan penghargaan "Mangupura Awards" yaitu penilaian dan pemberian penghargaan bagi perangkat daerah dan pemerintah desa yang berkinerja sangat baik. (Humas Setda Kabupaten Badung)

ADVETORIAL BADUNG

Bupati Badung Giri Prasta Buka Hiburan Rakyat

Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta, bersama Wabup, Suiasa, dan Ketua DPRD, Putu Parwata, di saat membuka hiburan rakyat di Lapangan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung Mangupraja Mandala, Minggu (12/11).
RIBUAN masyarakat Badung tumpah-ruah menyaksikan hiburan rakyat yang dibuka oleh Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta, di Lapangan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung Mangupraja Mandala, Minggu (12/11). Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Badung, Ketut Suiasa, Sekretaris Daerah Kabupaten Badung, Wayan Adi Arnawa, Ketua DPRD Badung, Putu Parwata, bersama anggota, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Ketua TP PKK Kabupaten Badung, Nyonya Seniasih Giri Prasta, Ketua Gatriwara, Nyonya Ayu Parwata,  pimpinan perangkat daerah beserta istri serta Wakil DPD PDI Badung, I Bagus Alit Sucipta.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Badung menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang sudah ikut berpartisipasi dalam kegiatan hiburan rakyat ini. “Saya juga memberikan apresiasi kepada ribuan masyarakat Badung yang telah ikut meramaikan hiburan rakyat ini walaupun sebelumnya puspem diguyur hujan deras,” ungkap Giri Prasta.
Lebih lanjut Giri Prasta menyampaikan, hiburan rakyat ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Badung untuk selalu dekat dengan masyarakatnya tanpa ada sekat. “Dalam umur delapan tahun ini sudah banyak langkah-langkah dan upaya pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Badung. Saat ini kebijakan Pemkab Badung dituangkan dalam Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB) yang di dalamnya mencakup lima program prioritas yaitu pangan, sandang dan papan, kesehatan dan pendidikan, jaminan sosial dan tenaga kerja, seni, adat, agama dan budaya serta pariwisata. Di bidang kesehatan, pemkab sudah melaksanakan konsep Tri Kona yaitu lahir, hidup, mati ditanggung pemerintah. Begitu pula pendidikan di Badung sudah gratis, termasuk dukungan laptop dan baju seragam. Mulai awal 2017, kami mengambil kebijakan dengan PBB gratis dan di tahun 2018 Badung akan mempunyai Ruang Command Center untuk mendukung Smart City,” paparnya.
Sementara itu Ketua DPRD Badung, Putu Parwata, sependapat dengan Bupati Badung dan mengatakan tumpah-ruahnya masyarakat menyaksikan tampilan artis baik artis lokal maupun nasional tersebut menyiratkan masyarakat Badung haus dengan hiburan. “Pelaksanaan acara ini sudah bagus dan sudah ditata apik oleh semua pihak yang terlibat. Mungkin ada baiknya pelaksanaan hiburan rakyat ini dilaksanakan lebih awal, mungkin di bulan Oktober sehingga gangguan cuaca seperti hujan ini dapat diminimalkan,” tambah Putu Parwata.

Adapun artis lokal yang tampil dalam hiburan rakyat ini di antaranya Reggae Matanai, Widi Widiana, D’Antoni, Rai Peni, Dyana Prasta And DJ Performance dan Celokontong Mas dan Lolot. Sementara artis nasional, Selvi Kitty, Zaskia Gotik dan Armada. Untuk MC-nya, Jun Bintang dan Echi. (Rilis)

ADVETORIAL BADUNG

Ibunda Giri Prasta Berpulang

Ni Ketut Suwiti (Almh), 
ibunda Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta.
SETELAH sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Sanglah, Ni Ketut Suwiti (74), ibunda Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta SSos, Selasa (7/11), berpulang.  Jenazah ibu yang lahir 31 Desember 1943 ini disemayamkan di Rumah Sakit Mangusada Badung. Ibu tiga orang putra dan dua putri ini menghembuskan napas terakhir pada pukul 11.35 Wita di RSUP Sanglah Denpasar. Penyebab kematian istri almarhum I Nyoman Sukarta itu diduga karena faktor usia. Selain itu, almarhumah juga tengah dirawat karena menderita sejumlah penyakit.
Terhadap rencana pengabenan, menurut informasi yang berhasil dikumpulkan di Humas Pemkab Badung, masih menunggu rapat keluarga termasuk melibatkan prajuru Desa Adat Plaga. Selain hasil rapat, pihak keluarga tengah menunggu hari baik dari pihak geriya atau sulinggih.
Kabar berpulangnya ibunda orang nomor satu di Badung ini tentu saja mengejutkan banyak pihak dan ucapan bela sungkawa pun mengalir termasuk memenuhi halaman medsos seperti Facebook (FB). Tak kurang Bendesa Adat Legian, Gusti Ngurah Sudiarsa, mengaku terkejut atas berpulangnya ibunda Giri Prasta itu. Walau begitu, seperti dikutip dari akun FB-nya, Sudiarsa mengucapkan turut berbela sungkawa atas kepulangan almarhumah dan berharap diterima di sisi Ida Sang Hyang Widi Wasa. “Kami mengucapkan ikut berduka cita atas berpulangnya ibunda Bapak I Nyoman  Giri Pratsa (Bupati Badung), dumogi amor ring Achintya,” ujar bendesa adat yang juga politisi PDI Perjuangan tersebut.
Masih dari Legian, ucapan bela sungkawa juga datang dari mantan Anggota DPRD Badung, Nyoman Bagiana Karang, serta politisi Partai Golkar, Nyoman Rute Ady. Keduanya berharap almarhumah bisa memperoleh tempat yang layak di sisi-Nya serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
Hal sama juga dikatakan politisi Partai Gerindra, Nyoman Sentana. Melalui akun FB-nya, Anggota Komisi IV DPRD Badung tersebut mengucapkan turut berbela sungkawa. “Kami keluarga besar Sentana (KBS) menyampaikan turut berduka cita atas berpulangnya Ibunda Bapak Nyoman Giri Pratsa (Bupati Badung), semoga ibunda dapat berisitirahat dengan tenang di sisi-Nya”.
Direktur RSUD Mangusada Badung, dr Nyoman Gunarta, membenarkan jenazah ibunda Bupati Giri Prasta dititipkan di ruang jenazah RSUD. Namun mengenai lama penitipannya, ia menyarankan agar menghubungi pihak keluarga. “Benar. Datangnya tadi pukul 14.30. Mengenai lama penitipan, lebih baik konfirmasi langsung ke keluarga,” ujarnya waktu itu.
Demikian pula mengenai riwayat sakit almarhumah, Gunarta mengaku tidak begitu tahu. Ia hanya tahu almarhumah sempat dirawat di RSUP Sanglah hingga menghembuskan nafas terakhirnya. “Mengenai riwayat sakitnya, tiang (saya) tidak tidak tahu, karena almarhumah dirawat di RSUP Sanglah. Di RSUD hanya dititipkan jenazahnya,” jelasnya.
Ada perlakukan khusus kepada jenazah ? Ditanya begitu, ia mengatakan tetap sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang ada. Jenazah tetap ditempatkan di ruang jenazah, layaknya jenazah yang lain. Hanya, pihaknya membuatkan satu tempat khusus. “Sudah ada SOP-nya. Beliau tetap ditempatkan di kamar jenazah, hanya tempatnya di luar, karena untuk memudahkan para pelayat yang banyak dan agar tidak mengganggu jenazah yang lain,” tegasnya.

Semasa hidupnya, Suiti mengabdikan diri sebagai seorang bidan di desa bersama suaminya, I Nyoman Sukarta (Alm), yang juga berprofesi sebagai mantri di Desa Pelaga, Petang. (Humas Setda Kabupaten Badung)

IKLAN


ADVETORIAL KABUPATEN MOJOKERTO

Bupati MKP Pimpin Upacara Hari Pahlawan 10 November Ke-72

Bupati MKP saat jadi Irup.
BUPATI Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa (MKP), saat bertindak sebagai inspektur upacara bendera Peringatan Hari Pahlawan 10 November Ke-72 Tahun 2017 di halaman kantor Pemerintah Kabupaten Mojokerto, mengatakan bahwa semangat kebangsaan yang dikenang di Hari Pahlawan yakni berupa nasionalime berlandaskan kemanusiaan universal.
            Dalam Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2017 yang mengangkat tema “Perkokoh Persatuan Membangun Negeri”, bupati yang membacakan sambutan amanat Menteri Sosial Republik Indonesia, Khofifah Indar Parawansa, menambahkan, jika kini harapan masa depan Indonesia lebih baik dengan ditambatkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden H M Jusuf Kalla yang menghimpun gerak seluruh elemen Republik Indonesia.
            “Semangat kebangsaan yang kita kenang di Hari Pahlawan yakni nasionalisme berlandaskan kemanusiaan universal. Nasionalisme hidup subur dalam taman sarinya internasionalime. Pun begitu dengan internasionalime yang berakar dari buminya nasionalime. Dalam kehidupan berbangsa, kita adalah bagian keluarga besar umat manusia”.
           “Harapan masa depan Indonesia lebih baik ke depannya, kini ditambatkan melalui pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden H M Jusuf Kalla lewat visi transformatif yang menghimpun gerak seluruh elemen Republik Indonesia yakni ‘Terwujudnya Indonesia berdaulat, mandiri dan berkepribadian gotong royong’ yang dirumuskan dalam sembilan agenda prioritas Nawa Cita,” katanya, Jumat (10/11).
            Sembilan agenda prioritas tersebut dikategorikan dalam tiga ranah yakni mental-kultural, material (ekonomi) dan ranah politik. Pada ketiga ranah tersebut, pemerintah saat ini berusaha melakukan berbagai perubahan secara akseleratif dengan dilandasi Pancasila dan UUD 1945.
            Ketiga ranah di atas dapat dibedakan tapi tidak dapat dipisahkan. Perubahan mental-kultural perlu dukungan politik dan material berupa politik kebudayaan dan ekonomi budaya. Sebaliknya, perubahan politik memerlukan dukungan budaya dan material berupa budaya demokrasi dan ekonomi politik.
            Bupati didampingi Wakilnya, Pungkasiadi, beserta jajaran Forkopimda dan Organisai Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Mojokerto melakukan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Gajahmada usai upacara bendera. (anang/humas)

Saturday, December 9, 2017

HSU

BUPATI HSU BERIKAN PENGHARGAAN
ATAS KINERJA TENAGA KESEHATAN


DALAM rangka menyemarakkan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-53, Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), memberikan apresiasi kepada puluhan tenaga kesehatan pada penilaian kinerja tenaga kesehatan Tingkat Kabupaten HSU tahun 2017 di halaman Kantor Bupati HSU, usai pelaksanaan upacara peringatan HKN Ke-53, Senin (13/11).
Penghargaan itu dikelompokkan dalam beberapa kategori. Penghargaan berupa tropi dan piagam diserahkan oleh Bupati HSU, Drs H Abdul Wahid HK MM MSi, kepada para tenaga kesehatan berprestasi, didampingi Wakil Bupati, Ketua DPRD, FKPD, serta Ketua dan Wakil Ketua TP PKK HSU.
Untuk kategori tenaga medis, juara 1 dokter umum diraih oleh dr Adi Husfiansyah dari Puskesmas Guntung, dan juara 1 dokter gigi diraih oleh drg Vera Hariani dari Puskesmas Alabio.
Untuk kategori tenaga perawat, juara 1 Tingkat Kabupaten HSU dan juara 2 Tingkat Provinsi Kalsel diraih oleh Syamsul Mu’arif dari Puskesmas Paminggir. Juara 2 diraih oleh Melly Hidayah dari Puskesmas Alabio, dan juara 3 diraih oleh Dewi Septiani dari Puskesmas Amuntai Selatan.
Untuk kategori tenaga farmasi, juara 1 Tingkat Kabupaten HSU dan juara 1 Tingkat Provinsi Kalsel serta juara 2 Tingkat Nasional diraih oleh Yulida Mona dari Puskesmas Danau Panggang. Juara 2 diraih oleh M Hafiz dari Puskesmas Alabio, dan juara 3 diraih Norliani dari Puskesmas Haur Gading.
Untuk kategori tenaga laboratorium medis, juara 1 diraih oleh Indawati dari Puskesmas Haur Gading. Juara 2 diraih oleh Evi Yuliani dari Puskesmas Sungai Karias, dan juara 3 diraih oleh Hidayati dari Puskesmas Paminggir.
Untuk kategori tenaga kesehatan masyarakat, juara 1 Tingkat Kabupaten HSU, juara 1 Tingkat Provinsi Kalsel dan juara 3 Tingkat Nasional diraih oleh Mahdina Permatasari dari Puskesmas Sungai Karias. Juara 2 diraih oleh M Yamani, dan juara 3 diraih oleh Fawaratul Muna dari Puskesmas Banjang.


Untuk kategori tenaga kesehatan lingkungan, juara 1 diraih oleh Siti Intan Soleha dari Puskesmas Danau Panggang. Juara 2 diraih oleh M Indra Kesuma dari Puskesmas Sapala dan juara 3 diraih oleh Risdawati dari Puskesmas Banjang.
Untuk kategori tenaga bidan, juara 1 diraih oleh Nelly Marlina dari Puskesmas Danau Panggang, juara 2 diraih oleh Erny Sari dari Puskesmas Alabio, juara 3 diraih oleh Rafika dari Puskesmas Haur Gading, dan juara 4 diraih oleh Nina Pratiwi dari Puskesmas Sungai Karias.
Untuk kategori tenaga gizi, juara 1 diraih oleh Khusnul Khatimah dari Puskesmas Sungai Karias, juara 2 diraih oleh Rina dari Puskesmas Haur Gading dan juara 3 diraih oleh Hamidah dari Puskesmas Babirik.
Untuk kategori lomba sekolah sehat tahun 2017, juara harapan 1 Tingkat Nasional diraih oleh SDN Sungai Malang 4 Amuntai Kecamatan Amuntai Tengah.
Untuk kategori lomba penyuluhan kader kesehatan tahun 2017, juara 1 diraih oleh Dewi Rinita dari Puskesmas Amuntai Selatan, juara 2 diraih oleh Mahmudah dari Puskesmas Pasar Sabtu dan juara 3 diraih oleh Hartati dari Puskesmas Sungai Turak.
Untuk kategori penilaian kinerja fasilitas kesehatan, juara 1 diraih oleh Puskesmas Amuntai Selatan, juara 2 diraih oleh Puskesmas Sungai Karias dan juara 3 diraih oleh Puskesmas Danau Panggang.

Bupati berharap dengan penghargaan ini akan menumbuhkan semangat para tenaga kesehatan dan memotivasi tenaga kesehatan yang lainnya agar lebih menunjukkan totalitasnya dalam melayani masyarakat guna tercapainya kesejahteraan kesehatan di Kabupaten HSU. (Tim)

ADVETORIAL BATOLA

Batola Canangkan Germas

Bupati Hj Noormiliyani AS HM saat memukul gong tanda dicanangkannya 
Germas di Kabupaten Batola.
BERDASARKAN Instruksi Presiden No. 01 Tahun 2017, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), melaksanakan pencanangan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di Kabupaten Batola yang ditandai dengan pemukulan gong serta penandatanganan komitmen bersama dari Bupati Hj Noormiliyani AS HM, Wakil Bupati H Rahmadian Noor, Sekda H Supriyono, para forkopimda, para pimpinan organisasi wanita, para kades dan kepala puskesmas.
Dengan dicanangkannya Germas di Kabupaten Batola diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan mengubah pola pikir mereka untuk senantiasa membiasakan pola hidup sehat. Selain itu juga dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya hidup sehat. Seperti meningkatkan animo masyarakat untuk melakukan donor darah karena hal ini sangat bermanfaat untuk kesehatan, dan warga menerapkan Germas ini dalam kehidupan sehari-harinya bukan hanya seremonial belaka.
Hidup sehat sangat mudah dicapai, yaitu dengan jalan mengkonsumsi makanan bergizi yang dibutuhkan tubuh, melakukan aktifitas fisik atau olahraga serta bekerja tidak melebihi kapasitas kemampuan tubuh.
Terkait dengan Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Tahun 2017 yang mengangkat tema “Sehat Keluargaku Sehat Indonesiaku”, Bupati Batola, Noormiliyani, mengatakan, keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang menjadi inti pembangunan kesehatan sesuai UU No. 36 Tahun 2009.
Noormiliyani mengatakan bahwa program Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga menekankan pentingnya peran keluarga dalam pembangunan kesehatan. “Lingkungan keluarga memberikan dasar bagi seseorang untuk memiliki kebiasaan, perilaku dan gaya hidup yang sehat. Oleh karena itu perlunya upaya untuk terus membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat mulai dari lingkungan keluarga. Pembangunan kesehatan sebagai penyelengaraan program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga, juga perlu melibatkan lintas sektor melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)”.
Pemkab Batola mendorong program Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga dan Germas, dan berupaya membangun kemandirian keluarga dan masyarakat dalam hidup sehat sebagai upaya promotif dan preventif yang pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sehingga tercipta masyarakat yang produktif serta dapat berperan aktif dalam pembangunan nasional.
Pemkab Batola bersama-sama instansi terkait terus menekan angka kematian ibu, angka kurang gizi, penyakit menular dan tidak menular yang harus segera diselesaikan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup terutama puskesmas.
Kepada kepala dinas dan kepala puskesmas diharapkan agar mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki dalam rangka menyelesaikan permasalahan kesehatan. Puskesmas dan tenaga kesehatan di dalamnya harus mengambil peran mencerdaskan masyarakat untuk hidup sehat dengan secara aktif dan terus-menerus melakukan promosi perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan keluarga.
Hj Noormiliyani AS HM bersama H Rahmadian Noor yang merupakan Bupati dan Wakil Bupati Batola periode 2017 – 2022, mempunyai visi misi yaitu Terwujudnya Barito Kuala, Satu Kata Satu Rasa, Membangun Desa Menata Kota, Menuju Masyarakat Sejahtera atau disingkat Barito Kuala (Batola) Setara.
Dan, salah satu visi misi tersebut sangat memperhatikan akan tingkat kesehatan masyarakat Batola, seperti Menuju Masyarakat Sejahtera.
Bupati Hj Noormiliyani menguraikan, Batola Setara merupakan tindak lanjut dari visi misi bupati periode sebelumnya yakni Batola Sama Rasa dan memiliki makna relatif sama.
Hj Noormiliyani mengutarakan, Batola Setara dalam tahapan pemberdayaan masyarakat lebih menekankan perlunya langkah proaktif bagi anggota masyarakat Batola untuk mampu mensejajarkan diri antara satu dan lainnya.
Sementara bagi Pemkab Batola, ‘Setara’ lebih dikonotasikan sebagai keadilan perlakuan masyarakat baik sebagai pelaku pembangunan maupun pelayanan kepada masyarakat. Begitu pula perlakuan untuk setiap jengkal wilayah Kabupaten Batola.
Lebih lanjut Noormiliyani menuturkan, visi Batola Setara dilengkapi pula dengan 4 rumusan misi yang secara berurutan mencakup substansi pernyataan Membangun Kemandirian Desa dan Menata Kota berupa membangun perekonomian masyarakat, membangun sumber daya manusia yang berkualitas, dan mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang terbuka dan melayani.
Germas adalah gerakan bersama yang memiliki beberapa tujuan mulai menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kesakitan, kematian maupun kecacatan, menghindarkan terjadinya penurunan produktifitas, menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan penurunan kesehatan. Perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat, perlu dilakukan secara sistematis dan terencana oleh semua komponen bangsa. Untuk itu Germas menjadi sebuah pilihan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Dengan dicanangkannya Germas oleh Bupati Batola dan sebagai tindak lanjut dari pencanangan ini maka di setiap desa/kelurahan melaksanakan program Germas tersebut yang didukung oleh masyarakat secara keseluruhan dan ditopang dalam APBDes 2018, sehingga gerakan ini akan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Ada 7 (tujuh) hal penting yang harus dilakukan dalam mendukung Germas yang sudah dicanangkan yaitu melakukan aktifitas fisik 30 menit, mengkonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, memeriksakan kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan dan menggunakan jamban sehat.

Di sisi lain, Wakil Bupati Batola, H Rahmadian Noor, mengapresiasi kegiatan tindak lanjut dari pencanangan Germas, dan mengharapkan pencanangan Germas tidak hanya acara seremonial. “Tidak hanya sampai kepada kita yang ada di sini, tapi sampaikan kepada keluarga yang dicintai dan disayangi. Semoga kegiatan Germas juga dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari”. (Tim)

BALANGAN BUMI SANGGAM

Air Bumdes Mengalir Sampai Rumah Warga


PEMERATAAN pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat hingga ke pelosok desa menjadi prioritas utama Pemerintah Kabupaten Balangan. Berbagai terobosan pun dilakukan pemerintah untuk meningkatkan  kesejahteraan masyarakat seluruh Balangan.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, melalui Nawacita-nya juga menginstruksikan kepada seluruh daerah agar menciptakan NKRI yang aman, damai, dan sejahtera hingga ke polosok-pelosok desa. Dan yang tertera pada poin ke-7 dari Nawacita yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Selaras dengan Nawacita poin ketujuh tersebut, Pemerintah Kabupaten Balangan menciptakan program Gema Desa Sehati untuk memeratakan pembangunan, kesejahteraan melalui peningkatan SDA masyarakat hingga sampai ke pelosok desa.
Program Gema Desa Sehati ini dinilai menjadi langkah yang tepat dan akurat dari pemerintah untuk menciptakan desa-desa di seluruh kabupaten berjuluk “Bumi Sanggam” ini maju dan berkembang. Pasalnya, pemerintah menginstruksikan kepada seluruh pejabat di tiap-tiap SKPD untuk mengambil perannya masing-masing memberdayakan desa-desa.
Gema Desa Sehati juga bertujuan membantu pemerintahan di desa untuk mengembangkan daerahnya. Mengembangkan potensi daerah yang bisa menjadi sarana meningkatkan ekonomi atau kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
Berbicara permasalahan desa tentu tidak bisa terlepas dari peran Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Balangan. Instansi ini berkewajiban mengatur pemerintahan di desa, serta memberdayakannya melalui bermacam-macam program untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat di desa-desa.
Salah satu contoh dari program pemerintah ialah program Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Dengan Bumdes ini aparatur desa sebelumnya diberi pembekalan ilmu tentang penerapan dan pelaksanaan hal tersebut. Pengelola Bumdes sendiri dibentuk oleh pemerintahan desa untuk menjalankan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan program Bumdes di desa masing-masing.
Pelaksana Bumdes dituntut mampu membuka atau membuat lapangan kerja atau sebuah usaha yang dapat menjadi sumber pendapatan atau penghasilan para warga atau anggotanya. Bumdes juga memiliki modal anggaran yang diberikan pemerintah melalui instansi terkait, dari dana tersebut para pelaksana Bumdes harus cermat memilih usaha yang dapat memutar roda perekonomian di desanya.
Salah satu contoh desa yang berhasil menjalankan Bumdes yaitu Desa Auh, Kecamatan Tebing Tinggi. Desa yang berada di daerah pegunungan ini berhasil mengembangkan potensi desa menjadi lahan untuk meningkatkan perekonomian desanya.
Desa Auh termasuk desa yang terpencil, namun seiring berjalannya waktu, desa yang dulu akses jalan menuju desa itu sangatlah susah sekarang sudah mulus, serta dialiri listrik pula. Bahkan belum lama ini sudah bisa mengakses air bersih dari PDAM.
Namun, dengan segala fasilitas yang diberikan pemerintah tersebut tidak serta-merta membuat warga Desa Auh terlena akan semuanya. Aparat desa dan seluruh komponen desa bekerja sama untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan mereka.
Di sinilah peran Bumdes Desa Auh dalam upaya peningkatan ekonomi anggota dan warga Desa Auh. Dari Bumdes itu terbentuk pula sebuah koperasi yang bernama Gunung Agung Mandiri. Koperasi ini yang mengatur sedemikian rupa bagaimana proses para anggotanya untuk bisa menciptakan lapangan usaha perorangan maupun kelompok.
Bumdes Desa Auh sebelumnya di akhir tahun 2016 mendapatkan anggaran dari pemerintah untuk menjalankan Bumdes sebesar Rp 45 juta, dan kemudian di awal tahun 2017 kembali mendapatkan anggaran sebesar Rp 60 juta. Dari total anggaran sebesar Rp 105 juta tersebut Koperasi Gunung Agung Mandiri mampu menjalankan usaha di berbagai sektor. Seperti sektor pertanian dan layanan air bersih.
Perlu diketahui, Desa Auh berada di pegunungan, tanahnya subur dan udaranya segar, serta sungai yang mengalir di desa tersebut pun jernih dan bersih. Melihat potensi alam seperti itu pihak koperasi lalu membuat usaha penyaluran air bersih dari sungai ke rumah-rumah warga.
Air sungai disedot menggunakan mesin pompa air, kemudian dikumpulkan dalam tong besar dan dialirkan ke rumah-rumah warga melalui pipa-pipa. Pengelola air bersih ini memberikan layanan kepada warga yang ingin mendapatkan fasilitas layanan air bersih yang langsung mengalir ke rumah tanpa harus ke sungai atau ke sumur.
Meskipun saat ini jangkauan layanan air bersih dari PDAM sudah mencapai Desa Auh, akan tetapi masyarakat di desa itu tetap saja banyak yang memilih layanan air bersih yang disediakan oleh Koperasi Gunung Agung Mandiri.
Ketua Bumdes Desa Auh, Marjian, menjelaskan, penyaluran air bersih ini dipilih sebagai salah satu usaha untuk memutar roda perekonomian di desa karena ketersediaan air bersih di desanya sangat berlimpah. “Air di sini berlimpah, bersih dan jernih, serta harga untuk per kubiknya sangat murah, cuma Rp3 ribu dan tanpa beban pemakaian” jelas Marjian.
Menurutnya, warga jelas lebih memilih memakai pelayanan air bersih dari koperasi dibandingkan PDAM karena harganya lebih murah, dan tanpa beban pemakaian. Ditambah lagi biaya pemasangannya hanya dikenakan Rp 250 ribu sudah dapat merasakan layanan air bersih sampai ke rumah masing-masing.


“Modal awal membuat sarana penyaluran air bersih ini sekitar Rp 11 juta berasal dari dana Bumdes dan sekarang modal tersebut sudah kembali dan bisa mendapat keuntungan dari layanan tersebut sampai bisa memberikan upah kepada petugas-petugas pelayanan air bersih ini,” bebernya.
Dari sektor pertanian, lanjut Marjian, para anggota koperasi diberikan arahan atau pandangan usaha yang tepat di bidang pertanian/perkebunan, dan difokuskan kepada berkebun sayur seperti cabai. “Harga cabai kan relatif tinggi, dan modal awalnya juga sangat terjangkau, sehingga modal yang sedikit yang dimiliki koperasi bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para anggotanya untuk membuat lapangan usaha sendiri atau kelompok,” ungkapnya.
Dari total 250 KK yang bermukim di Desa Auh, tambah Marjian, sudah ada 42 KK yang bergabung menjadi anggota dan menjalankan usaha bertanam sayur. Saat ini ada sekitar 80 KK yang mendaftar ingin menjadi anggota koperasi. Jelas banyak yang tertarik ingin bergabung, kata Marjian, karena ini jelas telah terbukti dapat meningkatkan perekonomian anggotanya. Karena dengan pinjaman modal sekitar Rp 2 jutaan untuk luas lahan 500 meter persegi, petani cabai sudah bisa melunasi hutangnya hanya dalam 1 atau 2 kali panen. Sedangkan dalam 1 bulan bisa panen cabai 2 sampai 3 kali panen, dan ketahanan tanaman cabai mampu sampai enam bulan. Dari hitungan tersebut sudah dapat dilihat seberapa besar keuntungan para petaninya.
“Tapi petani cabai harus menjualnya kepada koperasi sesuai dengan harga pasaran, tidak kepada tengkulak. Karena kalau dijual ke tengkulak harganya jelas jauh lebih murah. Kemudian koperasi menjualnya kembali ke pasaran, koperasi hanya meraup keuntungan dari selisih harga bibit dan pupuk yang ada di pasaran,” ungkapnya.
Marjian meyakini kalau warga Desa Auh mau ikut serta dalam keanggotaan koperasi dan menjalankan usaha kebun cabai, tentu akan sangat berdampak pada perekonomian warga yang saat ini masih bergantung pada kebun karet. “Namun saat ini sudah banyak yang beralih dari kebun karet ke kebun cabai karena tergiur harga jualnya yang tinggi. Saat ini modal usaha dari Bumdes sebesar Rp 105 juta sudah kembali modal, dan malah sudah mendapat untung hanya dalam beberapa bulan saja. Keuntungan yang didapat untuk koperasi saja sudah mencapai Rp 7 juta per bulan dari sektor pertanian dari lahan seluas 5 hektar milik warga. Apalagi keuntungan yang didapat para petaninya sendiri, jelas berkali-kali lipat dari keuntungan yang diperoleh koperasi,” tandasnya.
Kepala Desa Auh, Ahmad Efendi, mengatakan, perekonomian Desa Auh saat ini meningkat karena terbantu oleh adanya Bumdes di desa ini. Melalui koperasi yang mengatur dan memanaj keuangan untuk usaha sehingga meningkatkan penghasilan para anggotanya dan warga sekitar. “Berkat bantuan dari pemerintah, kami mampu membuat usaha mandiri yang sangat membantu meningkatkan ekonomi kami, yang sebelumnya sempat terpuruk karena rendahnya harga jual karet,” ujarnya sambil menambahkan, berkat bantuan semua komponen masyarakat serta pemerintah, pertumbuhan ekonomi di Desa Auh meningkat dan mampu menciptakan ekonomi yang mandiri dan terorganisir.

“Dengan modal yang ada, didukung faktor alam yang bagus, warga kami mampu menciptakan lapangan kerja sendiri dan menguntungkan,” pungkasnya. (Tim)