RAUT wajah Fransisca
Wulandari Amd Keb (27), bidan desa yang bertugas di Desa Danau Indah, Kecamatan
Batulicin, nampak berseri-seri. Bagaimana tidak, harapannya untuk memiliki kendaraan
roda dua terwujud sudah.
Senin (17/3), ia sengaja diundang oleh
Bupati Tanah Bumbu (Tanbu), Mardani H Maming, hadir pada apel Senin di halaman
Kantor Bupati untuk menerima bantuan satu unit kendaraan roda dua. Menurut
Mardani, ia memberikan satu unit kendaraan roda dua kepada Fransisca itu karena
yang bersangkutan mempunyai dedikasi dan pengabdian yang tinggi dalam
memberikan pelayanan kepada warga masyarakat Desa Danau Indah.
Sebagai bidan desa, Fransisca yang
lahir di Madiun, Jatim, 15 Oktober 1987, telah mengabdikan waktu dan pikirannya
kepada warga desa setempat dengan sepenuh hati. Dari keterangan warga, dalam
memberikan pelayanan kepada warga, Fransisca tak mengenal waktu. Baginya,
pengabdiannya adalah sepanjang waktu. Karenanya, tak jarang, ia harus
memberikan pelayanan kepada warga pada tengah malam dan dini hari.
Yang menarik perhatian Mardani hingga
akhirnya Fransisca diberikan penghargaan hadiah kendaraan roda dua, selain
mengabdikan diri sebagai bidan desa ia juga menjadi pengajar PAUD (Pendidikan
Anak Usia Dini) sekaligus menjadi pengajar keaksaraan fungsional dengan
memberikan pengajaran baca tulis bagi sejumlah orang dewasa yang terdiri dari
ibu rumah tangga, kepala keluarga dan remaja yang buta aksara.
”Karena dedikasi dan pengabdian beliau
itulah yang kemudian menjadi alasan saya untuk memberikan penghargaan dengan
memberikan kendaraan roda dua ini kepada beliau,” sebut Mardani di hadapan
peserta apel.
Dengan potret pengabdian yang sudah
dilakukan Fransisca, Mardani menghimbau kepada jajarannya untuk bisa mencontoh
dan meneladani kiprah sosial yang sudah dijalani Fransisca di Desa Danau Indah.
Dengan berbekal profesinya sebagai seorang bidan, Fransisca mampu memposisikan
diri sebagai pembaharu dunia pendidikan di wilayah desa yang sebelumnya tingkat
pendidikan warganya relatif masih rendah.
Diungkapkan Fransisca usai menerima
hadiah satu unit kendaraan roda dua dari orang nomor satu di Bumi Bersujud,
awal Januari 2013 ia mengawali kiprahnya sebagai bidan di Desa Danau Indah.
Pada perjalanannya, ia melihat masih ada anak usia sekolah yang tidak
bersekolah. Bahkan, dari penelusurannya, ia mendapati masih banyak warga yang
ternyata buta aksara alias buta huruf.
Awalnya ia agak takut dan khawatir untuk menawarkan diri sebagai pengajar bagi anak usia sekolah yang tak bersekolah karena bisa saja tawarannya itu ditolak mentah-mentah oleh warga setempat. Namun berkat dorongan dan dukungan Kepala Desa Danau Indah, M Said, ia membulatkan hati untuk menjadi pengajar di luar kesibukannya sebagai bidan desa.
Awalnya ia agak takut dan khawatir untuk menawarkan diri sebagai pengajar bagi anak usia sekolah yang tak bersekolah karena bisa saja tawarannya itu ditolak mentah-mentah oleh warga setempat. Namun berkat dorongan dan dukungan Kepala Desa Danau Indah, M Said, ia membulatkan hati untuk menjadi pengajar di luar kesibukannya sebagai bidan desa.
“Niat itu muncul secara tiba-tiba
ketika saya mendapati anak usia sekolah yang tak bersekolah. Dan niat serta
keinginan untuk memberikan pengajaran membaca dan menulis itu semakin besar
setelah adanya dukungan kepala desa dan jajarannya serta warga setempat. Di
sana rata-rata warganya hanya lulusan sekolah dasar, itu pun jika mereka memang
sekolah, jika tidak mereka dipastikan buta huruf,” ungkap Fransisca yang
merupakan alumnus D III Kebidanan Akbid Dharma Husada Kediri, Kabupaten Kediri,
Provinsi Jawa Timur, dan lulus tahun 2008.
Diungkapkannya pula bahwa dari
pengabdiannya sebagai pengajar, setidaknya saat ini telah terhimpun sebanyak 30
anak usia sekolah dasar, dan lansia sebanyak satu paket berjumlah 20 orang,
yang kini sudah dinyatakan lulus, dan sudah mampu membaca dan menulis.
Dengan profesi gandanya itu, kata
Fransisca, ia harus bisa membagi waktu dengan cermat. Pada hari Senin hingga
Kamis pukul 08.00 hingga 10.00 ia mengajar untuk PAUD, dan pada hari Jum’at dan
Sabtu dari pukul 08.00 hingga pukul 10.00 ia mengajar bagi siswa keaksaraan
fungsional.
“Intinya, harus ikhlas dan bekerja
dengan hati. Dan yang utama saya harus pandai-pandai mengatur waktu antara
menjalankan tugas sebagai bidan dan waktu saya mengajar,” ujar Fransisca yang
juga pernah mengabdi selama satu tahun sebagai bidan desa di Kecamatan Mantewe
tanpa digaji. (Adv/Relhum)R.26
Bupati Tanah Bumbu (Tanbu), Mardani H Maming |
No comments:
Post a Comment