dr Dodo
Anondo : “Sebaiknya yang benar-benar darurat saja yang dirujuk !”
ANTREAN pasien yang akan berobat di RSU Dr
Soetomo Surabaya hingga kini makin panjang. Saking banyaknya jumlah antrean,
membuat sebagian calon pasien operasi putus asa dan memilih pulang saja.
Peningkatan
jumlah pasien operasi yang mendaftar di rumah sakit milik Pemprov Jatim ini terjadi
sejak diberlakukannya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) per Januari lalu,
dibenarkan Direktur RSU Dr Soetomo, dr Dodo Anando. Menurutnya, hingga kini
peningkatannya sudah mencapai lebih dari 20 persen.
"Peningkatan
jumlah itu terhitung sejak BPJS diberlakukan per Januari lalu," kata dr
Dodo, seraya menambahkan, peningkatan jumlah pasien itu tidak hanya didominasi
oleh pasien dari Surabaya, melainkan juga dari luar daerah. "Jumlah pasien
paling banyak berasal dari luar Surabaya yang dirujuk oleh rumah sakit daerah
tempat pasien tinggal," ungkapnya.
Padahal,
lanjut dia, pasien rujukan dari rumah sakit daerah yang mendaftar di RSU Dr
Sutomo itu tidak terlalu darurat. "Artinya, rumah sakit daerah setempat
masih bisa menangani si pasien yang dirujuk itu."
Seharusnya,
kata dr Dodo, kalau bisa ditangani di rumah sakit daerah setempat, tidak perlu
harus dirujuk dan dioperasi di sini (RSU Dr Sutomo). "Kan bisa di rumah sakit awal. Kalau sudah mengantre lama, akhirnya
mereka nggak percaya sama rumah sakit
di sini," kata dia menyayangkan.
Sementara
jumlah ruang operasi di RSU Dr Sutomo sendiri, seperti yang dibeber Dodo, hanya
ada 22 ruangan. Jumlah ruangan itu termasuk ruang operasi mata, kandungan dan
lain sebagainya.
"Saat
ini diperkirakan untuk setiap harinya ada sekitar 50 pasien yang mendaftar
operasi di RSU Dr Soetomo, sehingga ruang operasi di sini tidak pernah
kosong," ungkapnya. Untuk jadwal operasi sendiri, diakui Dodo, tidak
selamanya tepat. Karena sewaktu-waktu, secara tiba-tiba ada pasien darurat,
seperti kecelakaan, yang harus segera ditangani atau didahulukan terlebih dahulu
meskipun baru datang.
"Misalkan,
ada pasien yang sudah daftar kemarin dan sudah dijadwalkan hari ini operasi.
Namun, ternyata hari ini secara tiba-tiba ada pasien kecelakaan dan harus
segera ditangani karena kondisinya darurat, kan
otomatis pasien sebelumnya itu, tertunda jadwal operasinya," kata dia
mencontohkan. Oleh sebab itu, harap Dodo, untuk pasien dari daerah yang dirujuk
di RSU Dr Soetomo agar rumah sakit daerah benar-benar memastikan kondisi
pasien, apakah benar-benar darurat atau tidak.
"Sebaiknya
yang benar-benar darurat saja yang dirujuk, kalau bisa ditangani di daerah
sebaiknya tidak usah dirujuk. Sebab, RSU Dr Sutomo tidak akan pernah menolak
pasien yang dirujuk, hanya saja akan menunda jadwal operasinya dan lebih
mementingkan pasien yang kondisinya darurat," tutur dr Dodo.
Sementara
itu, pihak PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah menyiapkan 9.800 unit kerja dan
18.000 Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di seluruh Indonesia, demi mendukung
program BPJS. Layanan ini utamanya untuk membantu tahap pendaftaran peserta.
Hingga
kini telah tercatat lebih dari 99 ribu perusahaan dan seratus ribu individu
yang telah mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Dan ada 13 juta individu
dan 186 ribu perusahaan yang telah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Sejak
dibukanya program BPJS per Januari 2014 lalu, BRI telah membuka layanan
pendaftaran peserta di 116 lokasi cabang BPJS Kesehatan. Sementara untuk BPJS
Ketenagakerjaan, saat ini telah tersedia 500 JSPO (Jamsostek Service Point
Office) di kantor cabang BRI yang tersebar di 497 kabupaten atau kota. (F.183)R.07
Direktur RSU Dr Soetomo, dr Dodo Anando |
No comments:
Post a Comment