Monday, April 14, 2014

INFO JATIM : MANFAATKAN BPJS, PASIEN DARI DAERAH “SERBU” RSU DR SOETOMO

dr Dodo Anondo : “Sebaiknya yang benar-benar darurat saja yang dirujuk !”
ANTREAN pasien yang akan berobat di RSU Dr Soetomo Surabaya hingga kini makin panjang. Saking banyaknya jumlah antrean, membuat sebagian calon pasien operasi putus asa dan memilih pulang saja.
Peningkatan jumlah pasien operasi yang mendaftar di rumah sakit milik Pemprov Jatim ini terjadi sejak diberlakukannya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) per Januari lalu, dibenarkan Direktur RSU Dr Soetomo, dr Dodo Anando. Menurutnya, hingga kini peningkatannya sudah mencapai lebih dari 20 persen.
"Peningkatan jumlah itu terhitung sejak BPJS diberlakukan per Januari lalu," kata dr Dodo, seraya menambahkan, peningkatan jumlah pasien itu tidak hanya didominasi oleh pasien dari Surabaya, melainkan juga dari luar daerah. "Jumlah pasien paling banyak berasal dari luar Surabaya yang dirujuk oleh rumah sakit daerah tempat pasien tinggal," ungkapnya.
Padahal, lanjut dia, pasien rujukan dari rumah sakit daerah yang mendaftar di RSU Dr Sutomo itu tidak terlalu darurat. "Artinya, rumah sakit daerah setempat masih bisa menangani si pasien yang dirujuk itu."
Seharusnya, kata dr Dodo, kalau bisa ditangani di rumah sakit daerah setempat, tidak perlu harus dirujuk dan dioperasi di sini (RSU Dr Sutomo). "Kan bisa di rumah sakit awal. Kalau sudah mengantre lama, akhirnya mereka nggak percaya sama rumah sakit di sini," kata dia menyayangkan.
Sementara jumlah ruang operasi di RSU Dr Sutomo sendiri, seperti yang dibeber Dodo, hanya ada 22 ruangan. Jumlah ruangan itu termasuk ruang operasi mata, kandungan dan lain sebagainya.
"Saat ini diperkirakan untuk setiap harinya ada sekitar 50 pasien yang mendaftar operasi di RSU Dr Soetomo, sehingga ruang operasi di sini tidak pernah kosong," ungkapnya. Untuk jadwal operasi sendiri, diakui Dodo, tidak selamanya tepat. Karena sewaktu-waktu, secara tiba-tiba ada pasien darurat, seperti kecelakaan, yang harus segera ditangani atau didahulukan terlebih dahulu meskipun baru datang.
"Misalkan, ada pasien yang sudah daftar kemarin dan sudah dijadwalkan hari ini operasi. Namun, ternyata hari ini secara tiba-tiba ada pasien kecelakaan dan harus segera ditangani karena kondisinya darurat, kan otomatis pasien sebelumnya itu, tertunda jadwal operasinya," kata dia mencontohkan. Oleh sebab itu, harap Dodo, untuk pasien dari daerah yang dirujuk di RSU Dr Soetomo agar rumah sakit daerah benar-benar memastikan kondisi pasien, apakah benar-benar darurat atau tidak.
"Sebaiknya yang benar-benar darurat saja yang dirujuk, kalau bisa ditangani di daerah sebaiknya tidak usah dirujuk. Sebab, RSU Dr Sutomo tidak akan pernah menolak pasien yang dirujuk, hanya saja akan menunda jadwal operasinya dan lebih mementingkan pasien yang kondisinya darurat," tutur dr Dodo.
Sementara itu, pihak PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah menyiapkan 9.800 unit kerja dan 18.000 Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di seluruh Indonesia, demi mendukung program BPJS. Layanan ini utamanya untuk membantu tahap pendaftaran peserta.  
Hingga kini telah tercatat lebih dari 99 ribu perusahaan dan seratus ribu individu yang telah mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Dan ada 13 juta individu dan 186 ribu perusahaan yang telah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Sejak dibukanya program BPJS per Januari 2014 lalu, BRI telah membuka layanan pendaftaran peserta di 116 lokasi cabang BPJS Kesehatan. Sementara untuk BPJS Ketenagakerjaan, saat ini telah tersedia 500 JSPO (Jamsostek Service Point Office) di kantor cabang BRI yang tersebar di 497 kabupaten atau kota. (F.183)R.07
Direktur RSU Dr Soetomo, dr Dodo Anando

No comments:

Post a Comment