Sunday, April 13, 2014

ADVETORIAL :FUNGSIONARIS PARPOL TIDAK BOLEH JAUH DARI RAKYAT


MENJELANG Pemilu Legislatif  tanggal 9 April 2014, Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus, membuka kegiatan pembinaan politik bagi fungsionaris partai politik yang bertempat di ruang pertemuan Hotel Raden Wijaya, Kamis pekan lalu . Kegiatan ini dihadiri 175 orang fungsionaris partai politik di Kota Mojokerto beserta Kepala SKPD di Kota Mojokerto.
Dalam sambutannya, Walikota Mas’ud mengatakan bahwa keberadaan parpol di Indonesia ini sebagai wujud amanat UUD 1945. “Rakyat Indonesa yang terdiri dari berbagai macam etnis, suku, keyakinan dan berbagai aspirasi politik ini diberikan kemerdekaan berserikat, berkumpul yang diwujudkan dalam bentuk organisasi baik sosial masyarakat, keagamaan dan sosial politik. Karena itu status parpol adalah salah satu pilar demokrasi di Indonesia,” katanya.
Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus, saat akan membuka kegiatan pembinaan politik bagi fungsionaris partai politik yang bertempat di ruang pertemuan
Hotel Raden Wijaya

Lebih lanjut dikatakannya, partai politik memiliki tiga fungsi. Pertama yaitu fungsi aspiratif. Lembaga ini yang menyalurkan aspirasi rakyat, sehingga demokrasi bisa berjalan sesuai harapan. Kader dan fungsionaris partai tidak boleh jauh dari rakyat. Justru parpol harus dekat dengan masyarakat. Mana mungkin bisa menangkap aspirasi mereka kalau jauh dari rakyat. Karena itu kehidupan parpol tidak boleh elitis, harus betul-betul merupakan representasi masyarakat dan rakyat. Ini perlu ditekankan agar keberadaan parpol masih dibutuhkan masyarakat.
Fungsi kedua, kata Mas’ud, yaitu fungsi edukatif. “Bagaimana parpol bisa mendidik rakyat, bagaimana pendidikan politik ditanamkan kepada rakyat agar tahu yang jadi hak dan kewajiban mereka, ini penting sebab kalau rakyat tidak disadarkan atau dididik, nanti partisipasi politiknya rendah,” katanya.
Sedangkan fungsi ketiga adalah pengkaderan. Aktifis politik harus mempunyai visi politik, apa yang harus diperjuangkan, penjabaran dari ideologi politik, kemudian ditawarkan kepada masyarakat. “Selain visi politik, juga harus mempunyai moral politik. Sebaik apa pun sistem dibentuk tapi jika tidak didukung moral politik yang bagus jangan harap bisa jadi pemimpin yang bisa dipercaya rakyat. Harus menguasai manajemen politik, bagaimana memberi motivasi, jangan hanya menjadi politik papan nama. Kerja politik jangan sampai 5 tahunan saja, jadikan kerja harian, mingguan, bulanan, jadi harus terpogram bagus,” paparnya.
Seorang aktifis politik, kata Mas’ud, juga harus memiliki kemampuan lobby politik, karena jika tidak bisa menyelesaikan masalah dalam forum formal, tapi melalui forum lobby bisa diselesaikan, baik itu melobby masyarakat atau kekuasaan. Kalau ini dimiliki berarti akan muncul trust/kepercayaan masyarakat, ungkapnya.
Pasangan Walikota – Wakil Walikota Mojokerto 2013 – 2018

Dalam kesempatan ini, Mas’ud juga menceritakan pengalamannya selama terjun di dunia politik tahun 1977, partisipasi politik rakyat luar biasa. “Saat itu rakyat membutuhkan parpol, dengan kesadaran mereka sendiri. Saat pemilu tidak ada parpol mengeluarkan uang, mereka urunan sendiri, membikin forum kampanye sendiri, kalau saya waktu itu jadi jurkam malah disangoni. Beda dengan sekarang. Demikian pula tahun 1982 masyarakat punya semangat tinggi terhadap demokrasi. Karena saat itu masyarakat sadar bahwa parpol tempat menyalurkan aspirasi, dan tokoh politik saat itu memang dekat dengan rakyat,” tuturnya.
Walikota melihat tanda-tanda rakyat sudah mulai frustasi saat ini, tokoh-tokoh politik mendekati rakyat hanya kalau menjelang pemilu. Padahal mereka butuh untuk menyampaikan aspirasi. “Ada semacam pemikiran, nyalonno (mencalonkan diri) DPR tidak ubahnya seperti mencari kerja, begitu jadi, maka kepentingan dirinya lebih menonjol daripada kepentingan masyarakat. Pola inilah yang harus dirubah. Fungsionaris politik tidak boleh jauh dari rakyat, apakah menjelang atau pasca pemilu. Harus komunikasi dengan rakyat terus,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Kota Mojokerto, Drs Sriyono, mengatakan bahwa maksud diselenggarakannya kegiatan pembinaan ini untuk meningkatkan peran aktif fungsionaris parpol, selain itu untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk berperan aktif dalam menyampaikan aspirasi hak suaranya dalam menyukseskan Pemilu 2014.
Bertindak sebagai narasumber pada kegiatan ini dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Propinsi Jatim, Dr Hariyadi, Dosen FISIP Unair Surabaya, dan Kepala Bakesbang dan Politik Kota Mojokerto, dengan materi Peran Fungsionaris Partai Politik Dalam Meningkatkan Kesadaran Politik Dan Partisipasi Masyarakat, Membangun Budaya Politik Yang Beradab Dalam Pelaksanaan Pemilu Tahun 2014. (Anang)R.26
Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus



No comments:

Post a Comment