MENJELANG Pemilu Legislatif tanggal 9 April
2014, Walikota
Mojokerto, Mas’ud Yunus, membuka
kegiatan pembinaan politik bagi fungsionaris partai politik yang bertempat di
ruang pertemuan Hotel Raden Wijaya, Kamis pekan lalu . Kegiatan ini dihadiri 175 orang
fungsionaris partai politik di Kota Mojokerto beserta Kepala SKPD di Kota Mojokerto.
Dalam sambutannya, Walikota Mas’ud mengatakan bahwa keberadaan parpol di Indonesia ini
sebagai wujud amanat UUD 1945. “Rakyat Indonesa yang terdiri dari berbagai
macam etnis, suku, keyakinan dan berbagai aspirasi politik ini diberikan
kemerdekaan berserikat, berkumpul yang diwujudkan dalam bentuk organisasi baik
sosial masyarakat, keagamaan dan sosial politik. Karena itu status parpol
adalah salah satu pilar demokrasi di Indonesia,” katanya.
Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus, saat akan membuka kegiatan pembinaan politik bagi
fungsionaris partai politik yang bertempat di ruang pertemuan Hotel Raden Wijaya |
Lebih lanjut dikatakannya, partai politik memiliki tiga fungsi. Pertama
yaitu fungsi aspiratif. Lembaga ini yang menyalurkan aspirasi rakyat, sehingga
demokrasi bisa berjalan sesuai harapan. Kader dan fungsionaris partai tidak
boleh jauh dari rakyat. Justru parpol harus dekat dengan masyarakat. Mana
mungkin bisa menangkap aspirasi mereka kalau jauh dari rakyat. Karena itu
kehidupan parpol tidak boleh elitis, harus betul-betul merupakan representasi
masyarakat dan rakyat. Ini perlu ditekankan agar keberadaan parpol masih
dibutuhkan masyarakat.
Fungsi kedua, kata Mas’ud, yaitu fungsi edukatif. “Bagaimana parpol bisa
mendidik rakyat, bagaimana pendidikan politik ditanamkan kepada rakyat agar
tahu yang jadi hak dan kewajiban mereka, ini penting sebab kalau rakyat tidak
disadarkan atau dididik, nanti partisipasi politiknya rendah,” katanya.
Sedangkan fungsi ketiga adalah pengkaderan. Aktifis politik harus mempunyai
visi politik, apa yang harus diperjuangkan, penjabaran dari ideologi politik,
kemudian ditawarkan kepada masyarakat. “Selain visi politik, juga harus
mempunyai moral politik. Sebaik apa pun sistem dibentuk tapi jika tidak
didukung moral politik yang bagus jangan harap bisa jadi pemimpin yang bisa
dipercaya rakyat. Harus menguasai manajemen politik, bagaimana memberi
motivasi, jangan hanya menjadi politik papan nama. Kerja politik jangan sampai
5 tahunan saja, jadikan kerja harian, mingguan, bulanan, jadi harus terpogram
bagus,” paparnya.
Seorang aktifis politik, kata Mas’ud, juga harus memiliki kemampuan lobby politik, karena jika tidak bisa
menyelesaikan masalah dalam forum formal, tapi melalui forum lobby bisa diselesaikan, baik itu melobby masyarakat atau kekuasaan. “Kalau ini dimiliki berarti akan
muncul trust/kepercayaan masyarakat,” ungkapnya.
Pasangan Walikota – Wakil Walikota Mojokerto 2013 – 2018 |
Dalam kesempatan ini, Mas’ud juga menceritakan pengalamannya selama terjun
di dunia politik tahun 1977, partisipasi politik rakyat luar biasa. “Saat itu
rakyat membutuhkan parpol, dengan kesadaran mereka sendiri. Saat pemilu tidak ada parpol mengeluarkan
uang, mereka urunan sendiri, membikin forum kampanye sendiri, kalau saya waktu
itu jadi jurkam malah disangoni. Beda dengan sekarang. Demikian pula tahun 1982
masyarakat punya semangat tinggi terhadap demokrasi. Karena saat itu masyarakat
sadar bahwa parpol tempat menyalurkan aspirasi, dan tokoh politik saat itu
memang dekat dengan rakyat,” tuturnya.
Walikota melihat tanda-tanda rakyat sudah mulai frustasi saat ini,
tokoh-tokoh politik mendekati rakyat hanya kalau menjelang pemilu. Padahal
mereka butuh untuk menyampaikan aspirasi. “Ada semacam pemikiran, nyalonno (mencalonkan diri) DPR tidak ubahnya seperti mencari
kerja, begitu jadi, maka kepentingan dirinya lebih menonjol daripada
kepentingan masyarakat. Pola inilah yang harus dirubah. Fungsionaris politik
tidak boleh jauh dari rakyat, apakah menjelang atau pasca pemilu. Harus komunikasi dengan
rakyat terus,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Kota Mojokerto, Drs Sriyono, mengatakan bahwa maksud diselenggarakannya kegiatan pembinaan ini untuk
meningkatkan peran aktif fungsionaris parpol, selain itu untuk meningkatkan
kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk berperan aktif dalam menyampaikan
aspirasi hak suaranya dalam menyukseskan Pemilu 2014.
Bertindak sebagai narasumber pada kegiatan ini dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Propinsi Jatim, Dr Hariyadi, Dosen FISIP Unair Surabaya, dan Kepala Bakesbang dan
Politik Kota Mojokerto, dengan materi Peran Fungsionaris Partai Politik Dalam Meningkatkan Kesadaran Politik Dan Partisipasi Masyarakat, Membangun Budaya Politik Yang Beradab Dalam Pelaksanaan Pemilu Tahun 2014. (Anang)R.26
Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus |
No comments:
Post a Comment