WAKIL Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Reformasi Birokrasi (Wamen PAN RB) Republik Indonesia, Prof Dr Eko Prasojo SIP,
mengapresiasi program-program inovatif yang diluncurkan Pemerintah Kabupaten
Badung. Beliau menyambut positif inovasi daerah Pemkab Badung yang berpedoman
pada prinsip-prinsip result oriented
government (pemerintah berorientasi pada hasil) dalam meningkatkan harkat
dan martabat masyarakatnya.
“Kami
bangga terhadap inovasi Badung. Program inovasi yang dilakukan Badung seperti
Gelatik dan Tanimas menjadi wujud nyata dari keberhasilan otonomi daerah serta
komitmen Bupati Badung dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” kata
Wamen PAN RB, Eko Prasojo, saat berkunjung ke Pemkab Badung, didampingi Deputi
Pelayanan Publik Kemen PAN RB, Mirawati Soejono, yang mengajak serta Bupati
Kulonprogo, Wabup Luwu Utara, juga rombongan delegasi kerja sama internasional
yakni OECD dan delegasi GIZ, yang diterima Bupati Badung, Anak Agung Gde Agung,
didampingi Sekda Badung, Kompyang R Swandika, di Puspem Badung, pada Selasa
(25/2).
Menurut
Eko Prasojo, program Gelatik (Gerakan Berkelanjutan Anti Sampah Plastik) dan
Tanimas (Petani Mandiri Sejahtera) yang dicanangkan Pemkab Badung merupakan
program unggulan. Tidak saja dalam rangka mengurangi sampah plastik, melainkan
juga bagaimana mengubah sampah plastik menjadi energi terbarukan. Demikian pula
melalui Tanimas, bagaimana kotoran hewan diolah menjadi pupuk dan produk-produk
organik lainnya. “Jadi, ini merupakan wujud nyata dari aspek desentralisasi
otonomi daerah yang telah kita lakukan tahun 2001. Pengembangan konten lokal
termasuk konsep Tri Hita Karana yang dilakukan Kabupaten Badung ini, diharapkan
dapat dijadikan inspirasi bagi daerah-daerah yang lain untuk meningkatkan
pelayanan publik. Sekaligus dapat menekan praktek KKN,” jelasnya seraya
memperkenalkan kepada para delegasi bahwa sosok Bupati Gde Agung merupakan
salah satu alumnus Harvard University yang terus mendorong agar Bupati/Walikota
di Indonesia terus menghasilkan inovasi di daerahnya.
Di
bagian lain, Eko Prasojo menekankan bahwa reformasi birokrasi yang berhasil,
salah satu indikatornya menghasilkan produk-produk inovasi yang membanggakan.
Maka pihaknya berupaya bahwa reformasi birokrasi ini harus terus didorong untuk
melahirkan budaya inovasi birokrasi yang efektif dan efesien sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan tidak mustahil Indonesia menjadi
negara yang memiliki kekuatan ekonomi ke-7 terbesar di dunia.
Sementara
itu Bupati Badung, Anak Agung Gde Agung, memaparkan secara umum kondisi Badung
dan pembangunan Puspem Badung yang menjadi pusat pelayanan publik sekaligus
tempat rekreasi dan olahraga. Dalam meningkatkan pelayanan masyarakat, kata
Bupati Gde Agung, Badung telah melakukan program-program inovatif dengan
prinsip-prinsip pemerintah yang berorientasi pada hasil.
“Saat
ini Badung telah memiliki Badan Pelayanan Perijinan Terpadu. Juga telah mulai
dibangun jaringan e-Gov, bahkan pajak parkir dan PHR sudah ditetapkan secara online,” ujar Gde Agung.
Ia
membenarkan bahwa Badung telah meluncurkan dua program inovasi yakni Program
Gelatik yang telah mampu mengoptimalkan penanganan sampah plastik, dan program
Tanimas. Guna mengoptimalkan program Gelatik, Pemkab Badung melibatkan
partisipasi masyarakat mulai dari sekolah-sekolah, pasar tradisional, serta
kelompok masyarakat maupun PKK. Komponen pendukung Gelatik yang telah
dideklarasikan pada 7 April 2011 lalu terdiri dari 118 sekolah, 132 unit pasar,
kelompok masyarakat 24 unit, 6 kelompok PKK serta dukungan TPST (tempat
pengolahan sampah terpadu) 3R (Reduce,
Reuse, Reecycle).
Dijelaskan
Bupati Gde Agung, Gelatik telah menghasilkan sebuah reaktor pirolisis gelatik yang mampu mengolah sampah plastik
menjadi sumber energi alternatif terbarukan, di mana manfaat gelatik power project tahap I telah
menghasilkan BBM, selain itu sampah plastik juga didaur ulang menjadi tas.
Dalam mendukung program itu, pada 2014 ini Pemkab Badung telah menganggarkan
dana sebesar Rp 5,4 M untuk pembangunan 16 TPST. “Melalui program Gelatik ini,
kami harapkan menjadi solusi pemkab berskala lokal tetapi berdampak global,”
tandas Gde Agung.
Untuk
program Tanimas, merupakan program optimalisasi potensi pertanian yang berintegrasi
tanaman-ternak dengan sentuhan inovasi teknis sosial ekonomi dan kelembagaan.
Program ini telah dimulai sejak 2012, dan kini telah terdapat 12 unit Tanimas
di Badung. Tanimas telah menghasilkan produk-produk organik yang ramah
lingkungan seperti pupuk organik dan limbah ternak (limbah bio-urine) mampu
mengusir hama tikus dan dari kotoran ternak menghasilkan biogas. Untuk tahun
ini dana yang dikucurkan untuk Tanimas mencapai Rp 4,3 M.
Sementara
itu, usai diterima di Puspem Badung, Wamen PAN RB RI bersama rombongan
didampingi Bupati Gde Agung, mengunjungi Kelompok Tanimas Sumber Sari Nadi dan
TPST di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi. (F.915)R.26
No comments:
Post a Comment