Tuesday, April 15, 2014

SURABAYA RAYA : SURABAYA MENUJU KOTA SUSTAINABLE CONSUMPTION & PRODUCTION

KOTA Surabaya resmi menjadi Kota Menuju Sustainable Consumption & Production (SCP), ditandai dengan peluncuran program From Learning to Living, yang merupakan buah kerja sama Pemkot Surabaya dengan Tunas Hijau. Acara peresmiannya oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, ini terselenggara di Graha Sawunggaling, Sabtu (22/3).
From Learning to Living merupakan implementasi awal Pola Konsumsi Hijau di rumah tangga. Sekitar 200-250 keluarga di Kota Surabaya akan dipilih dan dibimbing untuk menerapkan pola konsumsi hijau. Dan, pada bulan November nanti, akan diberikan penghargaan bagi keluarga-keluarga yang sukses melaksanakan pola konsumsi hijau (Green Family). Program ini didukung oleh Proyek Sustainable Consumption and Production (SCP) Switch Asia Uni Eropa.
Kota SCP juga berisi program-program pola konsumsi hijau lainnya untuk mendukung terimplementasinya kebiasaan berpola hidup hijau di masyarakat. Salah satunya adalah kampanye di retail-retail untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai produk-produk ramah lingkungan (hijau) serta mendorong tersedianya lebih banyak produk hijau di retail. Memilih produk yang ramah lingkungan adalah langkah pertama dalam konsumsi hijau.
Surabaya merupakan pilot project implementasi Green Public Procurement, yaitu pengadaan pemerintah yang memperhatikan kriteria-kriteria produk hijau. Kebijakan ini akan mendorong penerapan produksi yang berkelanjutan di industri serta tersedianya produk ramah lingkungan lebih banyak di pasar konsumen.
Dalam kesempatan tersebut, Walikota memberikan apresiasi kepada semua pihak baik sekolah, masyarakat maupun lembaga dan pihak lain yang telah melakukan berbagai kegiatan mendukung pelestarian lingkungan seperti halnya penghematan energi (listrik) secara terukur.
”Pembiasaan penghematan energi tidak hanya dapat dilakukan di sekolah, melainkan juga di rumah dengan mengajak seluruh anggota keluarga ikut menghemat pemakaian energi seefisien mungkin sehari-hari. Caranya dengan mematikan semua peralatan elektronik jika sudah tidak digunakan,” tutur Walikota Risma di hadapan kepala sekolah, guru dan siswa.
Upaya menghemat pemakaian energi listrik tidak hanya dengan mematikan lampu di siang hari, lanjut Risma, tetapi juga memanfaatkan penerangan dari cahaya matahari. “Misalnya dengan memasang genteng kaca di kamar mandi, sehingga ketika lampu dimatikan pada siang hari ruangan masih bisa terlihat terang. Contoh lain adalah dengan pengecatan ruangan yang semula berwarna gelap diganti dengan warna-warna terang,” himbaunya, seraya mengingatkan bahwa sumber energi listrik bisa habis karena terus dieksplorasi.
“Gebyar hemat energi sekolah ini diharapkan dapat mengajak masyarakat melakukan penghematan energi mulai dari sekarang. Ayo, kita budayakan hidup hemat energi. Selain menghemat biaya, kita bisa menyelamatkan bumi,” harapnya.

Sementara itu, Asisten Deputi Standarisasi dan Teknologi, Kementerian Lingkungan Hidup RI, Nur Adi Wardoyo, mengungkapkan, program ini merupakan salah satu cara untuk mengajak masyarakat mau melakukan hemat energi. Para orangtua dan siswa diharapkan mengkampanyekan program ini, sehingga tercipta gaya hidup hemat energi di Surabaya. (F.183)R.07

No comments:

Post a Comment