Monday, April 14, 2014

INFO JATIM : JATIM KELEBIHAN STOK DAGING 500 RIBU TON

Gubernur Jatim, Soekarwo alias Pakde Karwo
KRISIS daging tak lagi membayangi warga Provinsi Jawa Timur (Jatim). Pasalnya, Gubernur Jatim mengklaim memiliki kelebihan stok daging sebesar 500 ribu ton, sedangkan kebutuhan daging nasional masih kekurangan 132 ribu ton. Oleh karena itu, bisa jadi Jatim akan mendistribusikan dagingnya ke sejumlah daerah di Indonesia. Di antaranya, ke Provinsi DKI Jakarta sebanyak 310 ribu ton, Bandung 99 ribu ton dan Kalimantan sebanyak 48 ribu ton.
Guna semakin memajukan peternakan di Jatim sekaligus menghadapi era Asean Free Trade Area (AFTA) 2015, Pakde Karwo berencana akan membuat Rumah Potong Hewan (RPH) dengan tingkat higienis berstandar internasional. Dana RPH ini berasal dari sharing antara Pemprov dan Pemkab/kota.
Pakde Karwo menjelaskan, RPH tersebut juga solusi terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan peternak. Sebab selama ini keuntungan terbesar ketika pemotongan hewan di RPH hanya diperoleh perantara jual beli atau yang disebut blantik, sedangkan peternak yang merawat dan membesarkan sapi hanya memperoleh untung sedikit. “Ke depan peternak bisa menggunakan pemotong modern yang sudah disiapkan di tempat. Jadi sudah tidak ada blantik lagi,” kata Pakde Karwo.
Sementara itu Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memuji kegigihan Gubernur Jatim dalam memajukan peternakan. Berkat perjuangan dan kebijakan yang diambil oleh Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu, peternak semakin sejahtera dan peternakan Jatim menjadi andalan Indonesia dalam mengatasi kekurangan stok daging. “Pakde Karwo sangat gigih untuk memperjuangkan kebijakan yang pro peternak. Saya setuju dan saya dukung sepenuhnya karena negara sangat membutuhkan kontribusi peternak,” kata SBY saat meninjau Bumi Peternakan Wahyu Utomo di Desa Sukolilo, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, Kamis (13/3).
Presiden SBY mengatakan, peternak memiliki peran penting khususnya dalam memenuhi kebutuhan daging. Ia menggambarkan, jika terjadi kelangkaan daging maka negara mengambil langkah untuk mengimpor daging dari luar negeri, jika hal ini berlangsung terus-menerus akibatnya akan fatal, sebab yang menjadi penentu harga adalah yang mengekspor. Bukan tidak mungkin harga daging akan naik tajam. “Jadi, Insya Allah kami akan terus memperhatikan kesejahteraan peternak, petani dan nelayan dengan kebijakan yang tepat. Negara sangat berterima kasih kepada peternak,” kata SBY.
Menurut SBY, kebijakan pemerintah yang ideal adalah memperbesar produksi daging dalam negeri. Hal ini bertujuan untuk mengatasi kelangkaan daging, meningkatkan kesejahteraan peternak, serta masyarakat dapat membeli daging dengan harga yang terjangkau. Kebijakan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh Pakde Karwo, pria nomor satu di jajaran Pemprov Jatim tersebut telah mengeluarkan kebijakan pro peternak berupa perda menolak impor daging yang membuat iklim peternakan di Jatim semakin maju dan kondusif. Hal ini dibuktikan dengan produksi ternak di Jawa Timur tertinggi dibandingkan provinsi lain.
Berdasarkan data, secara keseluruhan produksi sapi nasional, 32 persennya dihasilkan di Jawa Timur. Saat ini populasi sapi di Jawa Timur sekitar 5,2 juta ekor. Sedangkan jumlah pemotongan sapi potong sebanyak 520 ribu ekor per tahun.
Hadir pada kesempatan itu, Menteri Pendidikan, M Nuh, Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan, Pangdam V/Brawijaya, Ediwan Prabowo, dan Bupati Tuban, Fathul Huda. (F.835)R.26



No comments:

Post a Comment