Gubernur Jatim, Soekarwo alias Pakde Karwo |
Guna semakin memajukan peternakan di
Jatim sekaligus menghadapi era Asean Free
Trade Area (AFTA) 2015, Pakde Karwo berencana akan membuat Rumah Potong
Hewan (RPH) dengan tingkat higienis berstandar internasional. Dana RPH ini
berasal dari sharing antara Pemprov
dan Pemkab/kota.
Pakde Karwo menjelaskan, RPH tersebut
juga solusi terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan peternak. Sebab selama ini
keuntungan terbesar ketika pemotongan hewan di RPH hanya diperoleh perantara
jual beli atau yang disebut blantik,
sedangkan peternak yang merawat dan membesarkan sapi hanya memperoleh untung
sedikit. “Ke depan peternak bisa menggunakan pemotong modern yang sudah
disiapkan di tempat. Jadi sudah tidak ada blantik
lagi,” kata Pakde Karwo.
Sementara itu Presiden RI, Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY), memuji kegigihan Gubernur Jatim dalam memajukan
peternakan. Berkat perjuangan dan kebijakan yang diambil oleh Gubernur yang
akrab disapa Pakde Karwo itu, peternak semakin sejahtera dan peternakan Jatim
menjadi andalan Indonesia dalam mengatasi kekurangan stok daging. “Pakde Karwo
sangat gigih untuk memperjuangkan kebijakan yang pro peternak. Saya setuju dan
saya dukung sepenuhnya karena negara sangat membutuhkan kontribusi peternak,” kata
SBY saat meninjau Bumi Peternakan Wahyu Utomo di Desa Sukolilo, Kecamatan
Bancar, Kabupaten Tuban, Kamis (13/3).
Presiden SBY mengatakan, peternak
memiliki peran penting khususnya dalam memenuhi kebutuhan daging. Ia
menggambarkan, jika terjadi kelangkaan daging maka negara mengambil langkah
untuk mengimpor daging dari luar negeri, jika hal ini berlangsung terus-menerus
akibatnya akan fatal, sebab yang menjadi penentu harga adalah yang mengekspor.
Bukan tidak mungkin harga daging akan naik tajam. “Jadi, Insya Allah kami akan
terus memperhatikan kesejahteraan peternak, petani dan nelayan dengan kebijakan
yang tepat. Negara sangat berterima kasih kepada peternak,” kata SBY.
Menurut SBY, kebijakan pemerintah yang
ideal adalah memperbesar produksi daging dalam negeri. Hal ini bertujuan untuk
mengatasi kelangkaan daging, meningkatkan kesejahteraan peternak, serta
masyarakat dapat membeli daging dengan harga yang terjangkau. Kebijakan
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh Pakde Karwo, pria nomor satu di
jajaran Pemprov Jatim tersebut telah mengeluarkan kebijakan pro peternak berupa
perda menolak impor daging yang membuat iklim peternakan di Jatim semakin maju
dan kondusif. Hal ini dibuktikan dengan produksi ternak di Jawa Timur tertinggi
dibandingkan provinsi lain.
Berdasarkan data, secara keseluruhan
produksi sapi nasional, 32 persennya dihasilkan di Jawa Timur. Saat ini
populasi sapi di Jawa Timur sekitar 5,2 juta ekor. Sedangkan jumlah pemotongan
sapi potong sebanyak 520 ribu ekor per tahun.
Hadir
pada kesempatan itu, Menteri Pendidikan, M Nuh, Wakil Menteri Pertanian, Rusman
Heriawan, Pangdam V/Brawijaya, Ediwan Prabowo, dan Bupati Tuban, Fathul Huda. (F.835)R.26
No comments:
Post a Comment