KEBERADAAN SPBU di Kabupaten Karimun telah cukup
banyak membantu masyarakat, terutama dari kalangan penyedia jasa transportasi
umum .Harga BBM yang dijual di SPBU jauh lebih murah daripada yang dibeli dari
kios-kios eceran. Namun stok BBM di SPBU
kerap terjadi satu minggu bisa dua kali mengalami kekosongan. “Kondisi tersebut membuat biaya operasional kami membengkak,” terang
Udin, pengemudi angkutan umum jurusan Balai –Meral, kepada Hendri dari FAKTA.
Pasalnya, pemilik pangkalan BBM hanya menjual BBM per botol, tidak per kaleng.
“Aturan
yang diterapkan oleh pemilik pangkalan BBM dengan hanya menjual BBM-nya secara
per botol itu telah merugikan kami sebagai sopir angkutan umum yang menyediakan
jasa transportasi kepada masyarakat,”
tutur Udin.
Hal
yang sama juga disampaikan Roni, walau harga eceran tertinggi (HET)
terhadap BBM telah ditetapkan dengan SK
Bupati Karimun untuk acuan dalam
penjualan BBM, namun penjualan BBM yang
dari pangkalan dan kios eceran dinilai jauh dari patokan harga yang ditentukan.
Karena hanya diukur dengan botol.
Pendistribusian
BBM bersubsidi diduga sangat rentan penyimpangan. Dugaan itu muncul karena baru
beberapa hari BBM tiba yang dijual di
SPBU dan pangkalan langsung habis dan
beberapa hari terjadi kekosongan stok.
Kerap
terjadinya kekosongan BBM di SPBU membuat
beberapa elemen masyarakat mendesak
agar PLT Dirut Perusda, H M Hasby,
segera diganti. “Jabatan rangkap yang disandang oleh PLT Dirut Perusda saat
ini dinilai tidak akan efektif dalam melaksanakan pekerjaan yang saat ini disandang,” terang Taufik, warga Meral, pada FAKTA. PLT
Dirut Perusda, H M Hasby, yang saat ini juga menyandang jabatan sebagai Kepala
Dinas Perdagangan, Industri, Koperasi dan UKM, sebaiknya lebih memfokuskan terhadap terjadinya lonjakan harga-harga kebutuhan
pokok di masyarakat pasca kenaikan harga BBM tahun lalu.
Saat
berita ini dibuat, PLT Dirut Perusda, H
M Hasby, belum bisa dikonfirmasi FAKTA. (F.942)R.26
No comments:
Post a Comment