Ir Moch Samsul Arifin MMA |
KEPALA Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Ir Moch
Samsul Arifin MMA, melakukan langkah-langkah
cepat dalam rangka revitalisasi akibat dari erupsi Gunung Kelud. Apa yang
dilakukan pria kelahiran Tulungagung, 12 Agustus 1957, yang juga mempunyai hobi
bernyanyi ini semata-mata supaya masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Kelud
bisa beraktivitas kembali seperti biasanya yang dilakukan sehari-hari. Kepedulian
Dinas Perkebunan Provinsi JawaTimur memang sangat diperlukan, maka sudah tepat apa
yang dilakukan saat ini dengan tanpa harus menunggu waktu tapi langsung bergerak
cepat mengatasi segala masalah yang dihadapi petani perkebunan di kawasan
terdampak erupsi Gunung Kelud.
Ketika
ditemui Sukariyanto dari FAKTA di ruang kerjanya, Pak Samsul (panggilan akrab
Moch Samsul Arifin MMA) mengatakan bahwa area terdampak akibat erupsi Gunung Kelud
meliputi wilayah Kabupaten Kediri yang terdiri dari Kecamatan Puncu, Kecamatan
Ngancar, Kecamatan Ploso, Kecamatan Klaten, dan Kecamatan Wates. Sedangkan Kabupaten
Blitar meliputi Kecamatan Nglegok, Kecamatan Penggok, dan Kecamatan Garung.
Dan, Kabupaten Malang terdiri dari Kecamatan Kasembon, Kecamatan Pujon, dan Kecamatan
Ngantang.
Berbagai
daerah tersebut memiliki komoditi kopi, kakao, cengkeh, dan tebu. Sementara komoditi
tebu seluas 4.292 hektar yang dikategorikan mengalami kerusakan ringan sekitar
5% - 10%. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penurunan produksi. Sedangkan komoditi
cengkeh yang terdampak ringan dan berat sekitar 582 hektar. Selanjutnya, komoditi
kakao yang terdampak ringan, berat dan puso (mati), seluas 989 Hektar. Terus
komoditi kopi yang mengalami kerusakan ringan, berat dan puso seluas 924 hektar.
Menurut
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jatim, komoditi yang puso terjadi di wilayah Desa
Puncu, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, dan Desa Laharpan, KecamatanPuncu,
Kabupaten Kediri. Khusus di Desa Besowo yang komoditinya banyak puso adalah kopi.
Sedangkan di Kecamatan Puncu, area yang terdampak komoditinya adalah kopi,
kakao, cengkeh. Dikatakan oleh bapak dari tiga putra ini bahwa area terdampak
yang puso di Desa Puncu, Kecamatan Puncu, seluas 103 hektar cengkeh, 54 hektar kakao
dan 169 hektar kopi yang lokasinya dalam radius 5 km dari Gunung Kelud. Maka, Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Timur melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang
terdampak, turun langsung bersama-sama Pusat Penelitian Kakao Jember bersama tenaga
teknis dari P3GI.
Menghadapi
musibah yang menimpa para petani perkebunan tersebut Pak Samsul segera berusaha
mencari solusi, di antaranya terhadap tanaman tebu yang mengalami kerusakan
ringan yang 3-4 bulan lagi akan ditebang. Dikategorikan rusak ringan karena penurunan
produksinya sekitar 5%-10%. Solusinya, tahun ini diikutkan program rawat rutin
yang biayanya berasal dari APBN 2014. Sedangkan untuk kopi, kakao, dan cengkeh yang
rusak ringan dan berat, solusinya dilakukan upaya teknik antara lain;
2.
Pangkasan
terhadap ujung-ujung tanaman yang kering (kopi dan kakao).
3.
Memberikan
pupuk NPK organik pada tanaman.
Selanjutnya Pak Samsul yang punya motto hidup,”Saya seperti air yang
mengalir yang tidak melawan arus, supaya diluruskan
dari sisi ketergantungan nasib takdir semuannya itu dari Allah SWT’’,
mengatakan bahwa terhadap tanaman yang puso (mati) solusinya antara lain
mengolah atau membuka lahan kembali dengan cara menyingkirkan material erupsi
yaitu kerikil dan mencampur tanah yang ada dengan pupuk organik, selanjutnya menanam
pohon tanaman pelindung (gelrisidae) penaung kopi dan kakao supaya menghijau lebih
dahulu, baru dilakukan tanaman pokok kopi dan kakao pada area yang dulu. Pada
tahun 2015 baru akan ditanam kopi dan kakao. Intinya adalah pokok tanam-tanam.
Upaya tanggap darurat akibat erupsi Gunung
Kelud yang dilakukan Dinas Perkebunan Provinsi JawaTimur antara lain mengkoordinasikan
segala bentuk bantuan dari segala unsur, di antaranya bantuan 10.000 batang bibit
kopi dan kakao. Dari pabrik pupuk yang memberikan bantuan pupuk yakni PT Saraswati, PT PolowijoYosari, PT Gelora
Amamanda dan PT Saprotan. Mereka memberikan pupuk NPK 20 ton dan pupuk organik
55 ton. Sedangkan apabila dalam pelaksanaannya nanti mengalami kekurangan maka akan
diusulkan dalam anggaran perubahan APBD Pemerintah
Provinsi Jatim supaya semuanya bisa terpenuhi dan tidakada yang kurang.
Total kerugian akibat erupsi Gunung
Kelud terhadap tanaman kopi, kakao, cengkeh senilai Rp 13 milyar. Sedangkan tebu
yang mengalami kerugian mencapai 10% jumlahnya sekitar Rp 8 milyar. Sehingga
total kerugiannya mencapai kurang lebih Rp 21 milyar.
Sampai berita ini dibuat pihak Dinas
Perkebunan Provinsi Jatim terus-menerus memantau situasi perkebunan yang terdampak
dan mengawal bantuan yang diberikan oleh para pihak kepada para petani perkebunan.
Semoga upaya dan kerja keras jajaran Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur yang
dipimpin Ir Moch Samsul Arifin MMA ini bermanfaat
dan dapat meringankan beban para petani perkebunan yang terdampak erupsi Gunung
Kelud. (F.491)R.26
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Ir Moch Samsul Arifin MMA, saat meninjau langsung kawasan perkebunan yang terdampak erupsi Gunung Kelud |
No comments:
Post a Comment