Kampoeng Seni
Di Mulyosari
Cak Hepi, Perintis Kampoeng Seni Mulyosari |
DI seputar Jalan Mulyosari nomor 111 dan seterusnya kini menjadi kampung
seni yang dipelopori oleh Hepi Ichwan Bachtiar yang biasa dipanggil Cak
Hepi. Pria asli Surabaya ini memang
sudah lama berkeinginan Surabaya punya kampung seni dan pada tanggal 6 Juni
2015 mimpi Cak Hepi bisa terealisasi, ditandai dengan selamatan/kendurian adat
Jawa.
Djago batu. Demikian nama Pusat Kampoeng Seni
yang menampilkan segala batu mulia dan barang-barang unik serta langka, baik
dari belahan bumi nusantara maupun dari belahan bumi manca negara. Boleh
dikata, mirip dengan Pusat Batu Mulia di kawasan Jalan Kayun, Surabaya. Akan tetapi di kawasan Mulyosari, Surabaya,
ini lebih lengkap.
Mengapa demikian ? Ya, sebab di kawasan
Mulyosari ini juga bisa disaksikan lukisan-lukisan kuno di Surabaya, misalnya
Jembatan Merah, Kali Petekan dan lukisan Soerabaia tempo doeloe lainnya yang
dilukis oleh sang maestro kondang. Bisa juga disaksikan seperangkat gamelan,
wayang kulit, puluhan tustel mulai tahun 1940-1960, ratusan keris peninggalan
Raja-Raja Jawa, Madura, Sumatera dan keris dari kerajaan lainnya di Indonesia.
Barang unik dan langka bisa juga disaksikan di
museum pribadi milik Cak Hepi. Seperti gading gajah, tongkat kayu setigi, oyot
nimang, senapan laras panjang dorgok, pedang samurai kedap udara, sepeda motor
Solex tahun 1953 dan barang-barang kuno nan unik lainnya. “Kalau ini Buku
Mujarobat yang ditulis di atas kulit sapi oleh seorang kyai,” kata Cak Hepi
sambil menunjuk buku tebal bertuliskan huruf Arab pego, yang sudah agak kusam
akibat sudah berumur ratusan tahun.
Launching atau soft
opening-nya sudah dilaksanakan pada pertengahan Juni 2015, menjelang bulan
suci Ramadhan 1436 Hijriyah. Sedangkan grand
opening-nya dilaksanakan pada bulan Agustus 2015, sekaligus memperingati
HUT RI ke-70. “Gubernur Jatim, Pakde Karwo, dan Walikota Surabaya, Bu Risma,
kita undang dalam acara tersebut, karena beliau-beliau mendukung adanya
Kampoeng Seni di Surabaya,” tutur Cak Hepi yang punya kedekatan khusus dengan Komisaris
MURI, Jaya Suprana.
Bisa dimaklumi kalau beliau-beliau itu
mendukung adanya ide mendirikan kampoeng seni di kawasan Mulyosari, Surabaya,
karena selama ini Kampung Seni dikenal hanya berada di Bali. Padahal, di Jatim khususnya di Surabaya, seni
budayanya tidak kalah menarik.
Dengan adanya Kampoeng Seni di Mulyosari, maka
Kota Pahlawan kini bertambah lagi obyek wisatanya, setelah ada obyek wisata
yang baru diresmikan. Yakni obyek wisata yang berada di kawasan Jalan
Tunjungan, persisnya di Siola berupa museum.
Yang perlu dicatat juga bahwa dalam grand opening, ditampilkan resep unik
dari Bu Inggit, mantan isteri Presiden RI pertama, Soekarno, berupa tulisan
asli resep tradisional perawatan tubuh wanita, terutama kecantikan wajah.
Penasaran ? Silahkan datang ke Kampoeng Seni di kawasan Mulyosari, Surabaya, sambil
melihat kerajinan ekonomi kreatif berupa gantungan kunci dari batu akik. (F.302) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment