Saturday, September 19, 2015

BUDAYA SURABAYA

Kampoeng Seni Di Mulyosari

Cak Hepi, Perintis Kampoeng Seni Mulyosari
DI seputar Jalan Mulyosari nomor 111 dan seterusnya kini menjadi kampung seni yang dipelopori oleh Hepi Ichwan Bachtiar yang biasa dipanggil Cak Hepi.  Pria asli Surabaya ini memang sudah lama berkeinginan Surabaya punya kampung seni dan pada tanggal 6 Juni 2015 mimpi Cak Hepi bisa terealisasi, ditandai dengan selamatan/kendurian adat Jawa.
Djago batu. Demikian nama Pusat Kampoeng Seni yang menampilkan segala batu mulia dan barang-barang unik serta langka, baik dari belahan bumi nusantara maupun dari belahan bumi manca negara. Boleh dikata, mirip dengan Pusat Batu Mulia di kawasan Jalan Kayun, Surabaya.  Akan tetapi di kawasan Mulyosari, Surabaya, ini lebih lengkap.
Mengapa demikian ? Ya, sebab di kawasan Mulyosari ini juga bisa disaksikan lukisan-lukisan kuno di Surabaya, misalnya Jembatan Merah, Kali Petekan dan lukisan Soerabaia tempo doeloe lainnya yang dilukis oleh sang maestro kondang. Bisa juga disaksikan seperangkat gamelan, wayang kulit, puluhan tustel mulai tahun 1940-1960, ratusan keris peninggalan Raja-Raja Jawa, Madura, Sumatera dan keris dari kerajaan lainnya di Indonesia.
Barang unik dan langka bisa juga disaksikan di museum pribadi milik Cak Hepi. Seperti gading gajah, tongkat kayu setigi, oyot nimang, senapan laras panjang dorgok, pedang samurai kedap udara, sepeda motor Solex tahun 1953 dan barang-barang kuno nan unik lainnya. “Kalau ini Buku Mujarobat yang ditulis di atas kulit sapi oleh seorang kyai,” kata Cak Hepi sambil menunjuk buku tebal bertuliskan huruf Arab pego, yang sudah agak kusam akibat sudah berumur ratusan tahun.
Launching atau soft opening-nya sudah dilaksanakan pada pertengahan Juni 2015, menjelang bulan suci Ramadhan 1436 Hijriyah. Sedangkan grand opening-nya dilaksanakan pada bulan Agustus 2015, sekaligus memperingati HUT RI ke-70. “Gubernur Jatim, Pakde Karwo, dan Walikota Surabaya, Bu Risma, kita undang dalam acara tersebut, karena beliau-beliau mendukung adanya Kampoeng Seni di Surabaya,” tutur Cak Hepi yang punya kedekatan khusus dengan Komisaris MURI, Jaya Suprana.
Bisa dimaklumi kalau beliau-beliau itu mendukung adanya ide mendirikan kampoeng seni di kawasan Mulyosari, Surabaya, karena selama ini Kampung Seni dikenal hanya berada di Bali.  Padahal, di Jatim khususnya di Surabaya, seni budayanya tidak kalah menarik.
Dengan adanya Kampoeng Seni di Mulyosari, maka Kota Pahlawan kini bertambah lagi obyek wisatanya, setelah ada obyek wisata yang baru diresmikan. Yakni obyek wisata yang berada di kawasan Jalan Tunjungan, persisnya di Siola berupa museum.
Yang perlu dicatat juga bahwa dalam grand opening, ditampilkan resep unik dari Bu Inggit, mantan isteri Presiden RI pertama, Soekarno, berupa tulisan asli resep tradisional perawatan tubuh wanita, terutama kecantikan wajah. Penasaran ? Silahkan datang ke Kampoeng Seni di kawasan Mulyosari, Surabaya, sambil melihat kerajinan ekonomi kreatif berupa gantungan kunci dari batu akik. (F.302) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment