PARA pensiunan di
Kabupaten Sumenep yang mengambil uang pensiunannya
di BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Negara) Sumenep, banyak yang mengeluh. Untuk
mendapatkan nomor antrian, mereka harus
menyampaikan buku tabungannya pada sekitar
jam 10 malam dan diterima di luar BTPN oleh para rela wan (pensiunan
penghimpun). Sempat terjadi kericuhan.karena penyerahan buku tabungan dibatasi
hanya 200 nasabah, padahal biasanya 400 nasabah. Pada jam 4 pagi, mereka harus datang kembali untuk
mengambil buku tabungan dan nomor antrian. Sebagian dari nasabah merasa kecewa
ketika melihat nomer antriannya cukup besar,
padahal merasa lebih awal menyerahkan buku tabungannya. Semula niat mereka ingin
langsung mencairkan uang pensiunannya (pencairannya dimulai sekitar jam 5
pagi). Namun ketika melihat nomor antriannya besar mereka pun pulang dan harus
kembali lagi agak siang.
Menurut Sucipto (pensiunan RRI) yang mengaku
sebagai relawan memaparkan bahwa semula ada
tiga relawan yang cukup aktif, akan tetapi belakangan diduga salah
seorang relawan mulai bermain. Ketika diperhatikan nomor antrian 1 – 6 selalu dari
keluarga relawan tersebut. Pernah terjadi, Cipto nomor antrian 10 menjadi 80.
Drs H Abd Su’ud (pensiunan Pengawas Disdik
Sumenep) mengakui bahwa walaupun ia harus bolak-balik sampai tiga kali untuk menerima uang pensiunannya di
BTPN, tidak masalah. Yang terpenting baginya dapat menerima pinjaman dengan mudah, pensyaratannya mudah, bunganya rendah (8,9
% per tahun), satu hari cair,
seringkali tanpa biaya administrasi dan
jika memohon pinjaman lagi tetap dilayani asalkan uang pensiunnya masih ada.
Ach Bahtiar SPd.(pensiunan kepala sekolah)
menyatakan bahwa BTPN pada jam-jam tersebut hanya melayani kehendak nasabah. Itu
pun hanya pada setiap tanggal 1 dan jika terlalu lama antri mereka disuguhi
camilan ringan. “Coba ngambil pensiunannya pada tanggal 2-5 setiap bulan, saya
yakin tidak akan mengeluh’,” ungkap Bahtiar.
A Yani, Kepala BTPN Sumenep, saat dikonfirmasi
FAKTA mengatakan bahwa ia selaku pimpinan BTPN tidak pernah memerintahkan kepada petugas untuk membatasi
pengambilan nomor antrian bagi para pensiunan dan BTPN tidak ada hubungannya dengan para relawan.
BTPN melayani nasabah pensiunan lebih dari 2.000 orang dengan mengedepankan ketelitian
dalam membayar dan karyawan harus memperhatikan tentang kepentingan dan
kebutuhan nasabah. Yani sebagai pimpinan
BTPN yang masih baru akan selalu mengevaluasi input-input dari internal atau
eksternal demi untuk peningkatan pelayanan kepada para nasabah. (Tim) majalah fakta online
No comments:
Post a Comment