Pakde Karwo |
PENUTUPAN lokalisasi yang diklaim terbesar
se-Asia Tenggara tersebut merupakan wewenang Pemkot Surabaya dan Pemprov
Jatim mendukungnya penuh. "Dijadikan
apa nantinya bekas lahan lokalisasi itu terserah Pemkot Surabaya, semisal untuk
masjid atau apa pun," kata Gubernur Jatim yang akrab disapa Pakde Karwo.
Sementara
itu, Pemprov Jatim juga mengaku telah menerima surat resmi dari Pemkot Surabaya
berupa surat permohonan bantuan modal untuk Keluarga Rentan Sosial di Dolly
sebesar Rp 5 juta. Surat bernomor 462.3/1922/436.6.15/2014 tertanggal 2
April 2014 itu sudah diterima Pemprov dan ditidaklanjuti. Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan setuju 100
persen terhadap rencana penutupan lokalisasi Dolly oleh Pemerintah Kota
Surabaya yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini.
"Program
untuk penutupan lokalisasi ini sebenarnya untuk seluruh Jatim, tapi terus
terang di daerah lain tidak seperti di Dolly," ujarnya kepada wartawan di
Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (15/4).
"Kami
sudah mengirim jawaban untuk Pemkot Surabaya melalui surat nomor
460/6987/031/2014 tanggal 10 April lalu, namun hingga kini belum ada
jawaban," ujar Kepala Biro Kesejateraan Rakyat Pemprov Jatim, Ratnadi
Ismaon.
Ia
menjelaskan, Pemkot Surabaya mengajukan dana bantuan stimulan tersebut untuk
311 mucikari yang saat ini masih beroperasi di Dolly. Pemprov Jatim melalui
suratnya mensyaratkan ke Pemkot Surabaya untuk melakukan verifikasi pendataan.
"Kami
harus melakukan verifikasi terlebih dahulu bersama Pemkot Surabaya agar data
benar-benar valid sebelum dana stimulan kita berikan," kata Bibing, sapaan
akrabnya.
Menurut dia, target Pemkot Surabaya menutup lokalisasi
Dolly pada Juni atau sebelum bulan Ramadhan tahun ini layak didukung dan harus
terealisasi. Diakuinya, proses awal pendataan tidak semudah membalik telapak
tangan.
"Apalagi jumlah mucikari yang terdata saat ini
sudah berkembang. Dari jumlah 292 mucikari pada 2011, sekarang menjadi 311
orang. Jadi, kami harus ekstra hati-hati juga dalam melakukan verifikasi,"
ujarnya.
Tim verifikasi sendiri sudah terbentuk yakni dari Biro
Kesra Pemprov Jatim, Dinas Sosial Pemkot Surabaya, Bagian Kesra Pemkot Surabaya,
kemudian Camat dan Lurah setempat. "Skema penutupan total lokalisasi di
Jatim secara serentak di Jatim harus terlaksana tahun 2014 ini. Kami yakin
program ini berhasil, karena dari 47 lokalisasi di Jatim kini hanya tinggal 25
saja yang belum ditutup," tukas Bibing.
Selain bantuan untuk mucikari, dari Kementerian Sosial
RI juga akan ada bantuan modal usaha untuk para wanita tunasusilanya sebesar Rp
3 juta per orang. Di luar dana bantuan usaha tersebut, lanjut dia, masih ada
bantuan lain beruntuk transport dan jatah hidup. "Namun berapa jumlah
persisnya, saya belum tahu pasti, tapi dipastikan dana itu ada," katanya. (F.835) majalah fakta online
No comments:
Post a Comment