SEJAK disahkan menjadi pelabuhan ekspor, sandaran
perkapalan Pelabuhan Krueng Geukueh, Aceh Utara, beberapa waktu terakhir ini
sudah melakukan pengeksporan komoditi palawija, jahe, kentang dan berbagai
jenis sayuran lainnya ke Malaysia. Sebelumnya pelabuhan ini hanya menerima
sejumlah barang impor dari Malaysia saja.
Kadis
Perindustrian perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Aceh Utara, Arifin
Hamid, kepada wartawan menjelaskan, ekspor perdana berupa jahe, kentang dan
sejumlah jenis sayur-sayuran lainnya sebanyak 100 ton melalui Pelabuhan Krueng
Geukueh ke Malaysia itu dilakukan mulai 29 Maret 2014. Sedangkan ekspor kedua
pada 14 April 2014 dengan menggunakan KM Tanjong Harapan, dengan barang ekspor
kentang sebanyak 20 ton dan sayuran lainnya sebanyak 25 ton. “Dengan adanya
ekspor tersebut berarti komoditi ekspor dari Aceh sudah diterima pasar
Malaysia,” jelasnya.
Kadisperindagkop
Aceh Utara berharap petani Aceh khususnya di wilayah tengah dan timur agar
terus menyiapkan jumlah komoditinya yang bisa diekspor untuk seterusnya. Karena
dengan tersedianya komoditi yang dibutuhkan pasar Malaysia dan negara-negara
lainnya, ekspor melalui Pelabuhan Kreung Geukueh Aceh Utara akan menjadi
semakin lancar.
Terkait
keluhan mahalnya harga sewa Heavy
Equepment Crane (alat pengangkat barang ke kapal) yang disewakan oleh PT
Pelindo Lhokseumawe mencapai Rp 6 juta per hari, Arifin berharap pihak Pelindo
untuk sementara supaya berkenan menurunkan harga sewa crenenya. Tujuannya, untuk mempermudah melakukan ekspor melalui
Pelabuhan Kreung Geukuh tersebut.
Mufti, Humas PT Pelindo Lhoksumawe, mengatakan,
ada jasa pelayaran yang sudah mengajukan surat permintaan diskon harga sewa crene kepada Pelindo. “Permintaan itu sedang kita kaji, tapi yang
pasti harga sewa crene itu merupakan
harga resmi dari PT Pelindo, yang memang
sudah standar,” katanya. (F.434) blog majalah fakta
No comments:
Post a Comment