Saturday, August 16, 2014

SURABAYA RAYA : PATUNG SURO DAN BOYO ADA DI BUSAN, KORSEL

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini

TAK hanya Kota Surabaya yang memiliki dan membanggakan lambang Kota Surabaya berupa patung Suro dan Boyo. Namun, lambang kebanggaan kota pahlawan itu juga diletakkan di Busan, Korea Selatan. Adalah Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, yang telah meresmikan patung "Suro" (ikan hiu) dan "Boyo" (buaya) atau dikenal sebagai lambang Kota Surabaya di taman kota yang terletak di kawasan BIC (Busan Indonesian Center), Kota Busan, Korea Selatan, (1/7).





“Mudah-mudahan hubungan baik Kota Surabaya dengan Busan selalu terjalin baik,” ujar Tri Rismaharini saat meresmikan patung Suro dan Boyo tersebut.
Peresmian patung yang menandai 20 tahun kerja sama "sister city" kedua kota tersebut dilakukan oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, dan Walikota Busan, Hur Nam Sik.
Seperti diketahui, Surabaya memiliki hubungan yang sangat istimewa dengan Busan, Korea Selatan. Buktinya, Surabaya - Busan mampu menjaga hubungan yang baik saat hubungan keduanya memasuki usia jelang ke-20 tahun dalam kerja sama kota kembar (sister city) yang dimulai 1994 silam.
Kerja sama ini dirintis sejak Surabaya dipimpin Walikota Sunarto Sumoprawiro. Namun, meski Walikota Surabaya maupun Busan sudah beberapa kali berganti mereka tetap mampu menjaga kelestarian hubungan ini. Bahkan di era kepemimpinan Bambang DH yang lalu maupun Tri Rismaharini saat ini beberapa bidang kerja sama terus dijalankan dan memberi warna di kedua kota.
Dua kota berbeda kultur ini aktif menjalankan kerja sama di antaranya di bidang ekonomi, pendidikan dan seni budaya. Untuk menandai hubungan ini kedua kota secara bergantian saling tukar-menukar delegasi untuk menimba atau menularkan ilmu dan keahliannya. Bahkan dari sekitar 15 ribu WNI yang saat ini ada di Busan, 3.000 di antaranya berasal dari Surabaya. Mereka menjalankan berbagai aktifitas mulai studi hingga bekerja.
"Saat ini delegasi Tae Kwondo dan budaya yang dikirim Busan sedang mengajar di Surabaya. Mereka mengajarkan ilmu beladiri asal bumi Korea itu di sekolah-sekolah SMA di Surabaya. Pemkot Surabaya juga berupaya mendapatkan bantuan hibah mobil kebakaran dari Busan. Itu di antara banyak kegiatan yang sudah dilakukan Surabaya - Busan," kata Moh Suharto Wardoyo, ketua delegasi Surabaya yang berkunjung ke Busan tanggal 15-19 Desember 2013. "Monumen Suro dan Boyo yang kini dipajang di Busan itu merupakan karya seniman lokal Kota Pahlawan bernama Agung Tato," tambahnya.
Patung tersebut berbahan perunggu dengan dimensi tinggi 2,6 meter serta diameter lingkaran patung 0,75 meter. Rangkaian vertikal patung itu diletakkan di atas tatakan bundar berdiameter 3 meter.  "Seluruh proses pengerjaan patung itu dilakukan di Surabaya. Setelah jadi baru dikirim ke Busan," ujarnya.
Sementara itu, Kabag Kerjasama Pemkot Surrabaya, Ifron Hady Susanto, menerangkan bahwa sejak hubungan kerja sama terjalin pada 1994, telah banyak manfaat yang dirasakan. Selama ini kerja sama terealisasi di berbagai bidang di antaranya budaya, pendidikan, ekonomi hingga fashion. "Baik Surabaya dan Busan sama-sama aktif mengirim delegasi senimannya secara rutin. Busan tiap tahun selalu mengikuti Cross Culture Festival (CCF) yang diselenggarakan Pemkot Surabaya. Begitu pula Surabaya mengirim senimannya untuk mengikuti even serupa di Korsel bertajuk Global Gathering," tuturnya.
Di samping itu, untuk sektor pendidikan, Pemkot Surabaya mulai rajin mengirimkan tenaga guru guna belajar di Busan. Tahun lalu, pemkot menugaskan 40 guru dan kepala sekolah untuk studi banding di sekolah-sekolah Busan. Tahun ini, rencananya 70 tenaga pengajar diberangkatkan dengan misi yang sama. Harapannya, akan ada transfer ilmu sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan di Surabaya.
Selain sektor formal, kata dia, kerja sama juga mulai merambah bidang fashion kreatif. Beberapa waktu lalu, rombongan delegasi fashion asal Busan berkunjung ke Surabaya. Mereka tertarik mengkolaborasikan desain batik khas Surabaya dengan mode terkini di Korea.
Setelah itu pemkot membidik peningkatan kerja sama sektor ekonomi dan investasi. Hal itu jika merujuk pada data sedikitnya ada 1.200 pebisnis asal Negeri Ginseng yang sekarang berada di Jawa Timur. "Kesempatan ekonomi dan investasi ini harus dimanfaatkan oleh warga Surabaya. Paling tidak harus ada nilai plus yang dipetik, apalagi mengingat bisnis IT Korea kini tengah mendominasi. Harapannya tentu warga Surabaya bisa belajar banyak dan mengaplikasikannya ke dalam bisnis kewirausahaan masing-masing sehingga mampu bersaing," katanya. (F.809) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment