Walikota Surabaya, Tri Rismaharini |
TAK hanya Kota Surabaya yang memiliki dan membanggakan
lambang Kota Surabaya berupa patung Suro dan
Boyo. Namun, lambang kebanggaan kota
pahlawan itu juga diletakkan di Busan, Korea Selatan. Adalah Walikota Surabaya,
Tri Rismaharini, yang telah meresmikan patung "Suro" (ikan hiu) dan "Boyo"
(buaya) atau dikenal sebagai lambang Kota Surabaya di taman kota yang terletak
di kawasan BIC (Busan Indonesian Center), Kota Busan, Korea Selatan, (1/7).
“Mudah-mudahan
hubungan baik Kota Surabaya dengan Busan selalu terjalin baik,” ujar Tri
Rismaharini saat meresmikan patung Suro
dan Boyo tersebut.
Peresmian
patung yang menandai 20 tahun kerja sama "sister city" kedua kota tersebut dilakukan oleh Walikota Surabaya,
Tri Rismaharini, dan Walikota Busan, Hur Nam Sik.
Seperti
diketahui, Surabaya memiliki hubungan yang sangat istimewa dengan Busan, Korea
Selatan. Buktinya, Surabaya - Busan mampu menjaga hubungan yang baik saat
hubungan keduanya memasuki usia jelang ke-20 tahun dalam kerja sama kota kembar
(sister city) yang dimulai 1994
silam.
Kerja
sama ini dirintis sejak Surabaya dipimpin Walikota Sunarto Sumoprawiro. Namun,
meski Walikota Surabaya maupun Busan sudah beberapa kali berganti mereka tetap
mampu menjaga kelestarian hubungan ini. Bahkan di era kepemimpinan Bambang DH
yang lalu maupun Tri Rismaharini saat ini beberapa bidang kerja sama terus
dijalankan dan memberi warna di kedua kota.
Dua
kota berbeda kultur ini aktif menjalankan kerja sama di antaranya di bidang
ekonomi, pendidikan dan seni budaya. Untuk menandai hubungan ini kedua kota
secara bergantian saling tukar-menukar delegasi untuk menimba atau menularkan
ilmu dan keahliannya. Bahkan dari sekitar 15 ribu WNI yang saat ini ada di
Busan, 3.000 di antaranya berasal dari Surabaya. Mereka menjalankan berbagai
aktifitas mulai studi hingga bekerja.
"Saat
ini delegasi Tae Kwondo dan budaya yang dikirim Busan sedang mengajar di
Surabaya. Mereka mengajarkan ilmu beladiri asal bumi Korea itu di sekolah-sekolah
SMA di Surabaya. Pemkot Surabaya juga berupaya mendapatkan bantuan hibah mobil
kebakaran dari Busan. Itu di antara banyak kegiatan yang sudah dilakukan
Surabaya - Busan," kata Moh Suharto Wardoyo, ketua delegasi Surabaya yang
berkunjung ke Busan tanggal 15-19 Desember 2013. "Monumen Suro dan Boyo yang kini dipajang di Busan itu merupakan karya seniman lokal
Kota Pahlawan bernama Agung Tato," tambahnya.
Patung
tersebut berbahan perunggu dengan dimensi tinggi 2,6 meter serta diameter
lingkaran patung 0,75 meter. Rangkaian vertikal patung itu diletakkan di atas
tatakan bundar berdiameter 3 meter. "Seluruh
proses pengerjaan patung itu dilakukan di Surabaya. Setelah jadi baru dikirim
ke Busan," ujarnya.
Sementara
itu, Kabag Kerjasama Pemkot Surrabaya, Ifron Hady Susanto, menerangkan bahwa
sejak hubungan kerja sama terjalin pada 1994, telah banyak manfaat yang
dirasakan. Selama ini kerja sama terealisasi di berbagai bidang di antaranya
budaya, pendidikan, ekonomi hingga fashion.
"Baik Surabaya dan Busan sama-sama aktif mengirim delegasi senimannya
secara rutin. Busan tiap tahun selalu mengikuti Cross Culture Festival (CCF) yang diselenggarakan Pemkot Surabaya.
Begitu pula Surabaya mengirim senimannya untuk mengikuti even serupa di Korsel
bertajuk Global Gathering,"
tuturnya.
Di
samping itu, untuk sektor pendidikan, Pemkot Surabaya mulai rajin mengirimkan
tenaga guru guna belajar di Busan. Tahun lalu, pemkot menugaskan 40 guru dan
kepala sekolah untuk studi banding di sekolah-sekolah Busan. Tahun ini,
rencananya 70 tenaga pengajar diberangkatkan dengan misi yang sama. Harapannya,
akan ada transfer ilmu sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan
di Surabaya.
Selain
sektor formal, kata dia, kerja sama juga mulai merambah bidang fashion kreatif. Beberapa waktu lalu,
rombongan delegasi fashion asal Busan
berkunjung ke Surabaya. Mereka tertarik mengkolaborasikan desain batik khas
Surabaya dengan mode terkini di Korea.
Setelah itu pemkot membidik peningkatan kerja
sama sektor ekonomi dan investasi. Hal itu jika merujuk pada data sedikitnya
ada 1.200 pebisnis asal Negeri Ginseng yang sekarang berada di Jawa Timur.
"Kesempatan ekonomi dan investasi ini harus dimanfaatkan oleh warga
Surabaya. Paling tidak harus ada nilai plus yang dipetik, apalagi mengingat bisnis
IT Korea kini tengah mendominasi. Harapannya tentu warga Surabaya bisa belajar
banyak dan mengaplikasikannya ke dalam bisnis kewirausahaan masing-masing
sehingga mampu bersaing," katanya. (F.809) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment