Sunday, August 10, 2014

BERITA UTAMA : JOKOWI MENANG, PRABOWO MENOLAK

Menurut Mahfud MD, kedua pasangan calon peserta pemilihan presiden 
sama-sama melakukan kecurangan

KETUA KPU, Husni Kamil Manik, menyatakan calon presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden Jusuf Kalla sebagai pemenang Pilpres 2014. Mereka memperoleh 70.997.833 suara atau 53,15 persen.
Adapun jumlah total perolehan suara untuk pasangan nomor urut 1 capres Prabowo Subianto memperoleh 62.576.444 suara atau 46,85 persen, sedangkan pasangan nomor urut 2 capres Joko Widodo memperoleh 70.997.833 suara atau 53,15 persen dari total suara sah 133.574.277.
Ketua KPU memastikan semua saksi menerima dan Bawaslu pun tidak mempermasalahkan penetapan KPU tersebut.
Adapun saksi dari pasangan capres Prabowo Subianto dan cawapres Hatta Rajasa tidak hadir dalam penetapan hasil Pilpres 2014 ini. Sementara pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla hadir dalam penetapan itu. Ketua KPU kemudian membacakan keputusan KPU terkait rekapitulasi pemungutan suara Pilpres 2014. "Rapat pleno terbuka KPU pilpres dinyatakan ditutup, selanjutnya kami akan memulai rapat pleno penetapan capres dan cawapres terpilih," kata Husni Kamil Manik.
Calon presiden Prabowo Subianto menyatakan menolak pelaksanaan pemilu presiden 2014. Pernyataan itu disampaikan Prabowo di posko pemenangannya di Rumah Polonia, Jakarta Timur. Ketika menyampaikan pidato tersebut, Prabowo didampingi sejumlah partai koalisi, di antaranya Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali, dan Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie. Adapun calon wakil presiden Hatta Rajasa tak tampak.
Berikut ini isi lengkap pidato Prabowo Subianto :
PERNYATAAN PRABOWO SUBIANTO
22 JULI 2014
Kalau sekedar mencari hidup enak, saya tidak perlu berjuang di bidang politik.
Demokrasi artinya rakyat berkuasa. Wujud dari demokrasi adalah pemilihan, dan esensi pemilihan adalah pemilihan yang jujur, yang bersih dan yang adil.
Kalau ada yang mencoblos puluhan, ratusan surat suara itu tidak demokratis. Dari Papua saja ada 14 kabupaten yang tidak pernah mencoblos tetapi ada hasil pemilu. Ada 5.000 lebih TPS di DKI yang direkomendasikan PSU tetapi tidak digubris oleh KPU.
Oleh karena itu, kami Prabowo-Hatta mengambil sikap sebagai berikut:
1.    Proses penyelenggaraan pilpres yang diselenggarakan oleh KPU bermasalah.
           Sebagai pelaksana, KPU tidak adil dan tidak terbuka. Banyak peraturan main 
           yang dibuat justru dilanggar sendiri oleh KPU.
2.    Rekomendasi Bawaslu banyak diabaikan oleh KPU.
3.    Ditemukannya banyak tindak pidana Pemilu yang dilakukan oleh penyelenggara
dan pihak asing.
4.    KPU selalu mengalihkan masalah ke MK, seolah-olah setiap keberatan harus diselesaikan di MK padahal sumber masalahnya di KPU.
5.    Telah terjadi kecurangan masif dan sistematis untuk mempengaruhi hasil pemilu presiden.
Oleh karena itu, saya Prabowo-Hatta akan menggunakan hak konstitusional kami menolak pelaksanaan Pilpres 2014 yang cacat hukum. Oleh karena itu kami menarik diri dari proses yang sedang berlangsung.
Kami tidak bersedia mengorbankan mandat yang telah diberikan oleh rakyat dipermainkan dan diselewengkan. Kami siap menang dan siap kalah dengan cara yang demokratis dan terhormat.
Bagi setiap rakyat Indonesia yang telah memilih kami, kami minta untuk tetap tenang. Yakinlah kami tidak akan membiarkan hak demokrasi diciderai.
Saya menginstruksikan kepada saksi-saksi yang sedang mengikuti proses rekapitulasi di KPU untuk tidak melanjutkan.
Kami menambahkan, bahwa kami tetap minta semua pendukung kami untuk selalu dan tetap tenang. Kami akan berjuang di atas landasan konstitusi, di atas landasan hukum, di atas landasan tidak menggunakan kekerasan apa pun.
Calon Presiden Republik Indonesia 2014-2019
Nomor Urut 1
H. Prabowo Subianto
Menanggapi pernyataan Prabowo Subianto yang menolak hasil rekapitulasi pilpres, Jokowi mengatakan bahwa capres nomor urut satu itu merupakan seorang negarawan. "Saya yakin Pak Prabowo adalah negarawan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas segala-galanya," katanya di Waduk Pluit, Selasa, 22 Juli 2014.
Ketua KPU, Husni Kamil Manik, menyalami Jokowi pasca-pengumuman pemenang
Pilpres 2014 di Kantor KPU, Selasa (22/7/2014)
Sedangkan Calon Wakil Presiden terpilih, Jusuf Kalla, menyayangkan sikap Calon Presiden Prabowo Subianto yang menarik diri dalam pemilu presiden 2014. Ia menganggap sikap Prabowo itu tidak sesuai dengan pernyataannya selama ini yang akan menerima hasil perhelatan demokrasi tersebut.
"Kami sayangkan karena Pak Prabowo selalu mengatakan siap kalah dan siap menang. Makanya kami berbesar hati," kata JK saat menggelar jumpa pers di kediamannya, Jalan Brawijaya 6 Jakarta Selatan, Selasa, 22 Juli 2014.
Namun JK menghargai sikap Prabowo karena menganggap itu adalah hak calon presiden nomor urut satu tersebut. Yang pasti, Kalla melanjutkan, proses pemilihan presiden tetap berlanjut karena sudah melalui tahap pencoblosan. "Apa pun yang terjadi, pemilu presiden tetap legitimed," ujarnya.
Prabowo Subianto saat membacakan pernyataan sikapnya
menolak hasil Pilpres 2014
JK menolak menanggapi lebih jauh tudingan Prabowo tentang maraknya kecurangan. Namun dia menganggap tudingan Prabowo bahwa KPU tak menjalankan rekomendasi Badan Pengawas Pemilu keliru. "Bawaslu kan sudah mengatakan tidak pernah mengeluarkan rekomendasi mengulang pencoblosan," katanya.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini juga menolak memberi penilaian terhadap sikap Prabowo. Ia menyerahkan penuh penilaian tersebut kepada masyarakat. "Tetapi kami menghargai pernyataan beliau bahwa tidak boleh ada kekerasan," kata JK.
JK menambahkan, dirinya sudah berkoordinasi dengan Joko Widodo ihwal sikap Prabowo tersebut. Mereka berdua sepakat akan tetap mengawal proses penghitungan suara hingga penetapan dari KPU. "Karena kami menilai hal itu tidak memberi efek apa pun."
Sementara itu Ketua Tim Pemenangan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahfud MD, mengatakan kedua pasangan calon peserta pemilihan presiden sama-sama melakukan kecurangan.
"Sama-sama ada curanglah jika Anda bisa menyebut di suatu tempat itu Prabowo yang curang di tempat lain Jokowi yang curang," kata Mahfud saat ditemui di Bandara Juanda, Kamis dinihari, 17 Juli 2014.
Menurut Mahfud MD yang mantan Ketua MK, hal tersebut adalah suatu hal yang biasa terjadi pada saat pilpres seperti saat ini. Akan tetapi, dia mengaku bahwa tindak-tindak kecurangan seperti itu bukan merupakan kebijakan tim kampanye. "Itu karena pendukung-pendukung di bawah saja yang kreatif. Sama-sama ada, kan," katanya.
Jika ada yang bilang Prabowo-Hatta dapat suara 100 persen di Bangkalan dan Sampang, kata Mahfud, sebetulnya hal tersebut juga terjadi di Bali dan Papua. "Di Papua, lima kecamatan, suara Prabowo dapat nol, sama saja," katanya.
Karena itu, Mahfud menegaskan sekali lagi bahwa kedua belah pihak sama-sama melakukan kecurangan. Hanya, nanti dilihat bagaimana kecurangan tersebut berpengaruh signifikan terhadap perolehan suara.
Dan, dalam pengumuman hari Rabu (23/7), seorang juru bicara Prabowo mengatakan bahwa bekas komandan pasukan elit TNI AD itu akan menggugat hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK). “Kami sedang dalam proses mempersiapkan gugatan kami ke Mahkamah Konstitusi,” kata juru bicara Prabowo, Tantowi Yahya.
            Adik laki-laki Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, pengusaha kaya yang selama ini mendanai kampanye Prabowo, menambahkan: ”Kami mencari keadilan, kami mengharapkan keadilan”.
Ia juga mendesak para pemimpin negara asing agar tidak memberi selamat kepada Jokowi, karena ”proses hukum belum berakhir”. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, dan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Long, termasuk di antaranya yang telah memberikan selamat kepada Jokowi. Bahkan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, disebut-sebut juga telah memberikan selamat kepada Jokowi melalui Presiden SBY.
Juru bicara tim kampanye Jokowi yakni Anies Baswedan, yakin MK tidak akan menerima gugatan Prabowo-Hatta tersebut. “Mahkamah Konstitusi selalu selektif dalam menerima kasus,” kata dia. ”Hanya kasus-kasus yang bermanfaat dan punya kemungkinan untuk mengubah hasil yang akan diterima.“
Sementara itu, para ahli percaya meski kesempatan untuk menang dalam gugatan hasil pemilu ini kecil, namun langkah Prabowo ini akan memperpanjang ketidakpastian selama beberapa beberapa pekan ke depan.
Ada sejumlah kekhawatiran tentang ketidakberpihakan MK setelah bekas hakim ketuanya divonis penjara seumur hidup bulan lalu karena menerima sogokan sebagai imbalan memenangkan kandidat dalam pemilihan kepala daerah.
Namun, para analis percaya MK akan berusaha mati-matian tampil bersih setelah skandal itu, dan besarnya kemenangan Jokowi – ia menang dengan selisih sekitar 8,4 juta suara – akan membuat gugatan Prabowo itu gagal.
“MK kelihatannya tidak akan bisa menggeser suara sebesar itu dari satu kandidat ke kandidat lainnya,” kata Yohanes Sulaiman, seorang analis dari Universitas Pertahanan Indonesia.
“Tapi saya tidak berpikir Prabowo ke pengadilan menuntut dirinya dinyatakan sebagai pemenang. Saya pikir ia akan menunjukkan bukti-bukti kecurangan dan pengadilan kemudian akan menyerukan pemilihan ulang,” kata Sulaiman.
Tapi bagaimanapun, tambah dia, ini kelihatannya tidak mungkin terjadi karena KPU telah bekerja sangat transparan.
Analis independen itu mengatakan memang ada beberapa kecurangan dalam pemilu, namun secara umum pemilihan berlangsung bebas dan adil.
Jokowi sendiri telah menyerukan rakyat Indonesia untuk bersatu setelah masa kampanye pahit yang tercatat paling kotor dan membelah opini publik dalam sejarah era reformasi. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment