KASUS HIV dan AIDS di Aceh telah mencapai 234
kasus sejak 2004 hingga 2013. Angka tersebut hasil rintisan Yayasan Permata
Atjeh Peduli, sebuah lembaga yang bergerak
di bidang penanggulangan HIV dan AIDS. Penularan virus tersebut di Aceh
terus bertambah setiap bulannya dan hasil pemeriksaan dokter dinyatakan positif.
Hal
tersebut diungkapkan Oki Satria, Coordinator Outreach Yayasan Permata Atjeh
Peduli. Menurutnya, saat ini kasus HIV dan AIDS di Aceh telah mencapai 234
kasus, sejak tahun 2004 hingga 2013, meliputi Aceh Utara 33 orang, Kota
Lhokseumawe 20 orang, Kota Langgsa 11 orang, Kota Banda Aceh 19 orang, Aceh
Besar 15 orang, Aceh Pidie 10 orang,
Pidie Jaya 5 orang, Bireun 24 orang, Aceh Timur 15 orang, Simeulu 8
orang, Sabang 8 orang, Aceh Tengah 6 orang, Aceh Tamiang 24 orang, Aceh Barat 5
orang, Bener Meriah 4 orang, Aceh Jaya 1 orang, Aceh Selatan 7 orang, Gayo Lues 5 orang, Aceh Tenggara 17
orang, Aceh Singkil 3 orang, Nagan Raya 3 orang, Aceh Barat Daya 4 orang, Aceh
Singkil 4 orang.
Masih
kata Oki, angka yang belum diketahui masih sangat banyak, walaupun sebagian dari
mereka tidak mengetahui kalau sudah terinfeksi HIV dan AIDS. Namun untuk mengatahui
apakah sudah tertular virus HIV dan AIDS atau belum, setelah yang bersangkutan
mendapatkan hasil pemeriksaan darahnya. “Hasilnya itu bisa positif atau
negatif,” jelasnya.
Saat
ini kabupaten yang paling tinggi kasus HIV dan AIDS-nya adalah Aceh Utara
dengan 33 kasus, disusul Aceh tamiang dan Bireuen dengan 24 kasus dan
Lhokseumawe 20 kasus serta Banda Aceh 19 kasus.
Penularan HIV dan AIDS di Aceh terus bertambah akibat
mengkonsumsi narkoba, melalui suntikan alat medis yang tidak steril, kemudian
transmisi seksual, baik dari suami ke istri, karena suami pernah jajan di luar,
ataupun karena dari hubungan di luar nikah atau free sex.
Namun
demikian sulit sekali untuk melihat akar penularannya, karena semuanya sudah
menjadi satu walaupun saat ini penyumbang kasus HIV dan AIDS terdapat dari
hubungan seks, dan ibu rumah tangga adalah kelompok kedua yang sering terinfeksi
HIV.
Lebih lanjut Oki menjelaskan bahwa saat ini yang
paling penting adalah bukan melihat dari mana seseorang itu tertular, namun
yang harus dilihat adalah bagaimana upaya kita untuk melakukan pencegahan, baik
pencegahan dari orangtuanya ke anak ataupun dari resiko-resiko lainnya. “Saat
ini perlu dukungan dan komitmen dari semua pihak untuk memutuskan rantai
penularan HIV dan AIDS. Karena tanpa adanya dukungan dari semua pihak, mustahil
angka HIV dan AIDS bisa ditekan,” tuturnya.
(F.955) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment