Thursday, August 21, 2014

MAKASSAR RAYA : TIGA PEJABAT PEMKOT MAKASSAR TERLIBAT NARKOBA

TIGA pejabat Pemkot Makassar terlibat kasus narkoba. Satu wanita dan dua laki-laki. Mereka adalah pejabat eselon IV dengan jabatan Pembina, tapi justru tidak mampu membina mentalnya sendiri. Sebaiknya mereka mendapat hukuman yang berat atau setidak-tidaknya dipecat dari pekerjaannya supaya ada efek jera bagi para pejabat lainnya.
Menurut Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, menegaskan, pejabat yang terlibat narkoba akan dinonaktifkan. Namun Walikota tidak mau membeberkan nama ketiga pejabat itu.
Masyarakat pun menilai Walikota Makassar tidak transparan. Seharusnya identitas ketiga pejabat itu dibuka kepada publik agar ada efek jera bagi yang lain. “Jangan cuma masyarakat biasa pengguna sabu-sabu yang dibuka identitasnya secara transparan. Secara hukum tidak ada yang perlu disembunyikan atau jangan-jangan Walikota Makassar melindungi bawahannya yang melanggar hukum,” kata warga setempat. (Tim) mi � i @� �} unggung.

             Sundudin bersama anaknya kemudian mendatangi Polsek Sinjai Borong untuk melaporkan kejadian ini, (5/5). Saat itu polisi sempat memproses laporannya dan memeriksa Ambo. Mengetahui Ambo yang sudah diperiksa polisi namun tidak ditahan, Sundudin kecewa. Besoknya (6/5), ia kembali mendatangi Polsek Sinjai Borong bermaksud mempertanyakan kenapa Ambo tidak ditahan tanpa ada perdamaian ? Saat itulah Sundudin harus kembali menelan kekecewaan. Karena berjam-jam menunggu di polsek, tak satu pun polisi yang ditemuinya. Baik kapolsek maupun anggotanya tidak ada di kantor. Ya namanya masyarakat tidak berpendidikan yang merasa terhina, teraniaya dan kecewa sehingga habis kesabarannya. Dia pun naik pitam. Sundudin menendang pintu kantor dan melempar batok kelapa ke arah jendela polsek hingga kacanya pecah.
           “Saya kecewa, karena waktu saya datang ke kantor polsek tidak ada satu pun polisi di sana. Padahal saya sudah menunggu berjam-jam lamanya,” kata Sundudin.
Atas perbuatannya itu, kemudian Sundudin diproses di Polres Sinjai terkait kasus perusakan Mapolsek Sinjai Borong.
Kapolsek Sinjai Borong, Bachtiar BM, saat dikonfirmasi FAKTA enggan menjelaskan kronologis kejadian tersebut. Sementara Kapolres Sinjai, AKBP Agus Sudarmadi, mengaku sibuk dan tidak bisa menemui FAKTA yang berniat konfirmasi.
           Polisi khususnya di Polres Sinjai tidak mampu menberikan pelayan yang maksimal kepada masyarakat secara merata. Kapores Sinjai juga tidak melakukan aturan disiplin kepada anggotanya di mana kantor Polsek Sinjai Borong sampai kosong melompong, tidak ada satu pun petugasnya yang memberikan pelayanan kepada masyarakat selama berjam-jam lamanya. Seandainya ada satu polisi saja di tempat pos pelayanan masyarakat itu maka tidak akan terjadi perbuatan Sundudin yang emosional tersebut. Apalagi dalam motto polisi disebutkan,”Kami siap melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat”.
Polisi seharusnya juga melihat sisi psikologisnya di mana kejadian ini muncul karena adanya sebab akibat yang terjadi sebelum Sundudin melakukan tindakan spontanitas karena tidak baiknya pelayanan polisi kepada masyarakat. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment