Kursi para anggota DPRD Kota Surabaya yang kosong-melompong |
KOMITMEN untuk tidak meninggalkan gedung DPRD Kota
Surabaya dilanggar ! Ketua DPRD Kota Surabaya, M Machmud, mengatakan, komitmen
yang telah dibuat tersebut merupakan niat bersama DPRD untuk perbaikan citra di
mata rakyat. Karena selama ini dirasakan citra DPRD Surabaya sempat jatuh
akibat kebijakan yang dinilai kurang tepat oleh warga. Ini terjadi ketika
anggota DPRD melakukan tugas kunjungan kerja, gedung DPRD dalam kondisi kosong.
"Ini yang tidak boleh terjadi lagi dalam upaya perbaikan citra
bersama," tutur Machmud.
Kosongnya
gedung DPRD Surabaya disesalkan Ketua DPRD Surabaya, M Machmud. Pasalnya,
sesuai komitmen yang telah dibuat disebutkan gedung DPRD tidak boleh kosong
dari anggota. "Kalau betul kondisi gedung DPRD kosong dari anggota maka
kami akan pertanyakan komitmen yang telah dibuat," katanya, Rabu (3/7).
Dijelaskan
Machmud, sebetulnya dalam komitmen itu telah disepakati kalau ada dua komisi yang
sedang melakukan kunjungan kerja ke luar daerah maka dua komisi lainnya harus
ada di gedung DPRD. Hal ini dimaksudkan agar ada anggota DPRD yang selalu siap
menerima pengaduan warga maupun menerima pengunjuk rasa. Dengan demikian warga
tidak dibuat kecewa karena tidak ditemui anggota DPRD. "Itu yang kami
maksudkan agar gedung DPRD tidak kosong dari anggota," ucap Machmud.
Seperti
diketahui, hampir setiap minggu gedung DPRD Surabaya nampak kosong-melompong,
karena hampir seluruh anggotanya secara serentak tak ada di kantornya dengan
sejumlah alasan peningkatan kinerja kedewanan. Ironisnya, sejumlah masyarakat
yang hendak menuangkan aspirasi, harus gigit jari lantaran tidak mendapatkan
pelayanan dengan baik dari para wakilnya tersebut.
Alih-alih
menepati janjinya untuk mentranformasi sistem kinerja DPRD, Ketua DPRD
Surabaya, Machmud, justru menghindar dari tugas dan tanggung jawabnya untuk
mengawal gedung DPRD Surabaya tetap beroperasi setiap harinya untuk masyarakat.
Setidaknya terdapat 3 keluhan masyarakat yang tidak terakomodir dengan baik di
hari ini (5/3). Yaitu, mulai dari aspirasi pekerja tambak Osowilangon,
pendeletan sekolah swasta, hingga aspirasi warga rusun yang tidak terakomodir
dengan maksimal.
Saat
dikonfirmasi, sejumlah komisi malah pelesiran
ke luar Kota Surabaya, dengan dalih kunjungan kerja (kunker) ke Jakarta. Hanya
Sekretaris Fraksi PDIP, Baktiono, saja yang berada di ruangannya. Ia menilai
kinerja anggota dewan tidak lebih baik dengan yang dulu. Bahkan janjinya pun
jauh dari kinerjanya sebagai anggota DPRD Surabaya. Dipastikan 38 raperda dalam
program legislatif 2014 dipastikan tidak selesai pada tahun ini, karena yang dibahas
hanya beberapa saja.
“Gedung
DPRD Kota ini seharusnya tidak boleh kosong, karena ini adalah rumah rakyat
yang tujuannya untuk melayani masyarakat. Komisi D ini juga sering mendapatkan
keluhan,” ujar Baktiono.
Sementara
itu, Supari, salah satu warga Surabaya yang hendak mengadukan aspirasinya, pun
harus ditunda pada waktu yang belum ditentukan. Seharusnya dirinya diakomodir
oleh Komisi C namun hanya ditemui oleh Baktiono dan hanya menyampaikan
keluhannya saja kepada Komisi C sesuai pada bidangnya yakni pembangunan dan
pemerintahan. “Teman-teman sudah datang jauh-jauh ke sini tapi di sini malah tidak
ada orang. Sekarang yang penting kami ditemui oleh siapa pun tidak apa-apa, nanti
bisa disampaikan ke bagiannya,” ujar Supari saat mengadu ke DPRD Surabaya.
Ketua DPRD Surabaya, Machmud, berjanji akan memaksimalkan
kinerja kedewanan hingga pada akhir jabatannya di 2014 selesai. Seperti
pengaturan formasi jam kerja kedewanan, jadwal piket, pengisian formasi badan
kelengkapan dan sejumlah perubahan kepemimpinan yang bernuansa kolektif
kolegial. (F.809) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment