Diduga
terkait
perkara
yang ditangani. ”Ada
nama yang disebut pelaku dan terlibat dalam perkara yang ditangani Sinto. Kami
yakin pelaku tidak berdiri sendiri,
pelaku hanya orang suruhan”
TIDAK ada yang
menyangka sebelumnya, tamu yang datang pagi itu ternyata bermaksud jahat pada
Sinto Ariwibowo SM MKn (46), advokat kondang di
Yogyakarta. Ketua DPC Ikadin Sleman ini pun sempat terkapar
bersimbah darah akibat sabetan celurit dari orang
yang tidak dikenal (OTK)-nya.
Sinto Ariwibowo SM MKn tergolek lemah saat di rumah sakit usai kejadian |
Keterangan yang berhasil dihimpun FAKTA menyebutkan, Rabu
(16/7) sekitar pukul 7.45 WIB ada seseorang yang mendatangi rumah Sinto di Perumahan
Sidoarum Blok 3, Jalan Kutilang, Godean, Sleman. Semula pelaku ketemu
Alimi (36), pembantu Sinto,
yang saat itu tengah menjemur pakaian di depan rumah. Pria berbadan besar,
memakai helm full face, berjaket hitam, celana pendek, berkulit putih, menjinjing
tas ransel hitam dan mengendarai motor skutic berwarna biru ini nanya keberadaan
Sinto. Dengan halus turun dari motor, terlihat santun orang tersebut sempat
menaikkan helmnya sampai jidat. Setelah dipersilakan
memasuki pagar rumah, segera dipanggilkan majikannya.
Sinto yang kala itu baru bangun tidur dan tengah nonton
TV di ruang tengah bermaksud menemui sosok pria yang berdiri di depan pintu yang saat itu
sudah menutupi wajahnya dengan helm full face. Namun pria yang mengenakan
sandal putih saat memasuki rumah ini, tanpa sungkan justru menghampiri posisi
Sinto berdiri di ruang tamu, sekitar tiga meter dari
depan pintu. Berjarak satu meteran, sambil
menurunkan tas ransel yang ditenteng, pria
tersebut terlihat akan mengambil sesuatu dari dalamnya. “Pak Sinto, ini ada
pesan dari (menyebutkan nama seseorang)”.
Sinto yang semula berdiri santai terhenyak kaget,
ternyata yang dikeluarkan pria tersebut dari dalam ranselnya
adalah sebuah celurit
berukuran besar dan tanpa ragu langsung menyasar kepala Sinto yang secara
reflek berupaya mempertahankan diri. Namun ternyata kena hingga Sinto terjatuh. Sosok
pria itu sempat menabrak kursi di ruang tamu dan
terus menyerang. Sabetan celurit pun
kembali diarahkan ke kepala Sinto yang saat itu secara reflek menangkis dengan
tangan kanannya sembari memekikkan takbir,“Allahu
Akbar !”. Seketika pembantu dan istri Sinto berteriak-teriak
mendengar suara ribut di ruang tamu. Orang
tersebut dengan tenang menenteng celuritnya kabur
keluar rumah meninggalkan Sinto yang telah bersimbah darah. Sesaat Sinto terlihat
tergopoh-gopoh berupaya mengejar pelaku sampai depan pintu,
tak menghiraukan darah yang mengucur dari luka di tangan,
punggung dan kepalanya. Alimi juga ikutan mengejar orang yang menaiki
kendaraannya ke arah selatan sambil meneriakinya maling-maling. Sayang,
saat kejadian suasana perumahan tersebut dalam kondisi sepi sehingga tidak ada
yang berupaya menghalangi orang tak dikenal itu pergi.
Dengan bermandikan darah, Sinto
dilarikan ke rumah sakit. Polisi
pun segera datang ke TKP, terlihat Kapolsek Godean,
Kompol Verena, dan juga Kasat Reskrim Polres Sleman,
AKP Alaal Prastya. Sinto sendiri harus menjalani operasi dan menginap beberapa
hari di RS Panti Rapih karena lukanya terbilang parah. Dari foto rontgen
terlihat ada tulang yang terpisah patah akibat kerasnya sabetan celurit
yang ditangkisnya. “Suaranya terdengar keras, prakk !!!
kayak eternit runtuh,” ungkap Widja Ani, istri Sinto,
yang saat kejadian mengaku tengah mengetik di ruang sebelah. Mungkin
karena pertimbangan tertentu kasus ini
dilaporkan dan dalam penanganan Polda DIY.
Suasana Yogyakarta yang lagi kondusif menjadi gempar
akibat kejadian ini. Berbagai reaksi pun
bermunculan. Salah satu tokoh advokat
Yogyakarta, M Syafei MS SH, sesaat
setelah kejadian mengutuk keras tindakan tersebut.
Apa pun alasannya hal itu tidak dibenarkan secara
hukum. “Ini kriminalitas yang meresahkan dan oleh karena itu kami mendesak dan
menuntut Polda DIY untuk sigap dan mengusut tuntas pelakunya
meski dari kelompok mana pun,”
tegas Ketua DPC Peradi Bantul ini.
Sehari kemudian para advokat
Yogyakarta melakukan audensi ke Polda DIY dan diterima Wakapolda DIY,
Kombes Pol Drs Ahmad Dofiri MSi. Menurut keterangan korlap kegiatan tersebut,
Toufiqurohman SH, pada intinya
mereka meminta polda mengungkap dan menangkap pelaku
secepatnya, terlepas dari personality pada diri korban melekat profesi advokat,
memohon perlindungan hukum dan keselamatan fisik terhadap korban dan
keluarganya, serta menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas percobaan
pembunuhan terhadap diri Advokat Sinto Ariwibowo.
Para advokat KAI (Kongres
Advokat Indonesia) Yogyakarta di sela-sela acara buka bersama yang berlangsung
di Hotel Ambarukmo, Yogyakarta, (20/7),
juga menyatakan sikapnya mendesak polri
mengusut dan menangkap pelakunya.
Sekjen DPP KAI, Aprilia Supaliyanto SH,
dengan tegas meminta pihak polri
khususnya Polda DIY untuk serius mengungkap dan menangkap pelakunya
yang ketika dicocokkan sket wajahnya dengan foto seseorang memiliki
kedekatan dengan orang yang disebutkan pelaku titip pesan
untuk Sinto saat kejadian.
Menurut Aprilia, cukup kuat
bagi polisi untuk memanggil, memeriksa bahkan menginterograsi orang yang diduga
memiliki kaitan dengan peristiwa tersebut. “Kasus
yang menimpa Sinto ini terkait tugas dan fungsi advokat
yang melekat padanya. Ini jadi preseden buruk bagi profesi advokat
dan penegakan hukum jika pihak polri tidak bisa atau
berani mengungkapnya,” ujar Aprilia.
”Ada nama yang di sebut dan terlibat dalam perkara yang
ditangani Sinto. Kami yakin pelaku tidak berdiri sendiri, pelaku hanya orang
suruhan,” tandasnya kemudian.
Ketua DPD KAI DIY, Layung Purnomo SH,
dengan tegas mengutuk keras kejadian tersebut. Menurut
Layung, kejadian seperti itu bisa saja menimpa semua
orang. “Para advokat sebagian telah menandatangani Surat
Kuasa, siap mendampingi Sinto selaku korban dalam
meraih keadilan, dan tidak hanya dari DPD KAI DIY. Jajaran DPP KAI pun telah
membuka pintu siap mendampingi Sinto termasuk Prof Adnan Buyung Nasution,”
ujarnya.
Sedang tokoh masyarakat yang juga hadir dalam kesempatan
tersebut, Chang Werdiyanto,
menyayangkan adanya kejadian yang menimpa Sinto. Ini bentuk premanisme yang
harus dilawan masyarakat. Menurutnya, kejadian
tersebut juga telah nencoreng dan menodai suasana kondusif Kota
Yogyakarta, maka sudah sepantasnya jajaran Polda DIY
seharusnya serius dalam menangani kejadian ini.
Salah satu pengurus
DPP KAI, Dr
Najib Ali Gisymar SH MHum, yang hadir dalam kesempatan tersebut
mengingatkan kembali bahwasannya untuk menjadi seorang advokat
memang harus memiliki keberanian. “Advokat memang harus berani, termasuk berani
kena bacok kayak Sinto,” ujar Najib yang dalam kesempatan tersebut mengungkapkan
sebuah nama yang dikatakan titip pesan oleh pelaku. Meski begitu hingga berita
ini dikirim ke redaksi, belum ada informasi mengenai tertangkapnya pelaku
tindakan sadis ini. (F.883) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment