Thursday, March 20, 2014

SURABAYA RAYA : MEMBANGUN SURABAYA BERKACA DARI SISTER CITY BUSAN, KOREA SELATAN (3-HABIS)



Pemkot Surabaya perlu menata ulang sistem penanggulangan kebakaran sekaligus antisipasi bencana banjir.
DI tengah perbincangan soal jalinan kerja sama sister city Kota Surabaya dan Kota Busan, Korea Selatan, yang telah berlangsung sejak lama meliputi bidang pendidikan, seni dan budaya, periwisata, ekonomi investasi dan kepelabuhanan, ada hal penting lainnya yang terungkap dalam pertemuan Delegasi Pemerintah Kota Surabaya dengan Pemerintah Kota Busan. Yakni, dimungkinkannya program hibah mobil pemadam kebakaran dari Pemerintah Kota Busan kepada Pemerintah Kota Surabaya.
Hal itu disampaikan Ketua Delegasi Pemerintah Kota Surabaya, Suharto Wardoyo. “Dimungkinkan dalam waktu dekat ini dilaksanakannya program hibah mobil pemadam kebakaran dari Pemerintah Kota Busan kepada Pemerintah Kota Surabaya,” tuturnya.
Penting bagi Pemerintah Kota Surabaya yang dalam hal ini adalah Dinas Kebakaran, untuk mengadopsi sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Busan, untuk bisa diterapkan di Surabaya.
Inilah yang terungkap dari pembicaraan dua arah antara Kepala Dinas Kebakaran Pemerintah Kota Surabaya, Chandra Ratna Maria DE Rosario Oratmangun SH MSi, yang turut mendampingi Ketua Delegasi Pemerintah Kota Surabaya, dengan Deputy Director Fire Administration Div. Buk-Gu Busan Metropolitan City, Mr Lee Jin Ho, dalam pertemuan tersebut.
Apa yang disampaikan Ny Chandra bahwa banyak kasus kebakaran yang terjadi di Surabaya disebabkan oleh korsleting aliran listrik, ternyata tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Busan.
Menurut Mr Lee Jin Ho, 35 % kasus kebakaran di Busan juga karena hubungan pendek arus listrik. Namun, lanjut Mr Lee, di Busan pasukan pemadam kebakarannya lebih siaga. Mereka  ditarget harus sampai ke lokasi kebakaran dalam tempo rata-rata 5 menit saja. Oleh karena Dinas Pemadam Kebakaran Pemerintah Kota Busan dilengkapi dengan armada mobil pemadam kebakaran sebanyak 385 unit plus 2 helikopter.
Tidak hanya itu, selain mewajibkan siaga peralatan pemadam kecil di rumah tangga-rumah tangga, instansi-instansi, sampai di tiap kendaraan bermotor, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Busan juga memberikan pendidikan dan pelatihan pemadaman kebakaran kepada penduduk. “Peralatan pemadaman api di Kota Busan diatur oleh undang-undang, termasuk peraturan yang menetapkan adanya tandon sumur pemadaman api yang harus dibuat di segenap sudut kota dalam jarak 100 sampai 200 meter,” papar Mr Lee Jin Ho.
Di Surabaya, pentingnya pembuatan sumur-sumur tandon ini di segenap pelosok kota, akan berfungsi di dua musim. Yakni, di musim kemarau berfungsi sebagai persediaan air untuk pemadaman kebakaran, di mana kasus kebakaran acap kali terjadi di musim kemarau. Dan, di musim penghujan, akan berfungsi sebagai sarana penanggulangan banjir. Bahwa pembangunan sumur-sumur tandon utamanya di lokasi kantong-kantong banjir, berfungsi menampung luapan air sungai akibat tingginya curah hujan. Hal ini akan menghindarkan pemukiman penduduk di kota besar seperti Surabaya ini dari bencana banjir. (F.183)R.07
Mr Lee Jin Ho dan Chandra Ratna Maria DE Rosario Oratmangun SH MSi
 

No comments:

Post a Comment