ARUS lalu lintas Solo-Wonogiri macet
akibat aksi unjuk rasa pedagang Pasar Ir Soekarno Sukoharjo. Puluhan pedagang
yang didukung mahasiswa dan sejumlah ormas serta LSM kembali menggelar aksi
menuntut penyelesaian proyek pembangunan Pasar Ir Soekarno. Bahkan, pendemo juga membawa sejumlah poster di antaranya
berupa tuntutan agar Bupati Sukoharjo mundur.
Berdasarkan pantauan FAKTA, sekitar
pukul 09.00 WIB, Kamis (16/1), massa yang berkumpul di pasar darurat mulai
begerak menggelar aksi unjuk rasa. Aksi diawali di depan pasar darurat dengan
menggelar spanduk dan poster.
Selanjutnya,
massa melakukan long march menuju kantor
Bupati Sukoharjo yang berjarak sekitar 1 km. Begitu sampai di pertigaan dan
perempatan jalan, massa berhenti melalukan orasi. Pada intinya massa menuntut penyelesaian
proyek pembangunan Pasar Ir Soekarno. Pasalnya, proyek yang dibiayai APBD sebesar Rp 24 miliar lebih itu mangkrak
selama 2 tahun. Buntut dari mangkraknya proyek tersebut, pedagang menanggung
kerugian cukup banyak. Bahkan, banyak pedagang yang gulung tikar, karena
dagangannya tidak laku. Untuk itu, selain menuntut penyelesaian proyek,
pedagang juga menuntut ganti rugi.
Hari itu pasar darurat Pasar Ir
Soekarno sepi pedagang maupun pembeli. Seluruh pedagang mengikuti demonstrasi
menuntut penyelesaian pembangunan pasar. Pedagang merelakan kios dan los mereka
tutup demi menuntut hak mereka sebagai pedagang pasar yang dulu bernama Pasar
Kota Sukoharjo tersebut. Salah seorang penunggu sepeda motor, Arif, ketika
ditemui FAKTA mengatakan, ia dan beberapa orang menunggu sepeda motor sehingga
tetap berada di kompleks pasar darurat. Menurutnya, seluruh pedagang kompak
ikut aksi yang digelar bersama Himpunan Pedagang Pasar Kota Sukoharjo (HPPKS) dan
elemen gerakan mahasiswa di Sukoharjo.
Salah seorang pedagang, Mitro,
mengatakan, demo tersebut sebelumnya sudah digelar pedagang sebanyak tiga kali
sehingga demo pada hari itu adalah demo yang keempat. Menurutnya, selama dua
tahun terakhir, ia lebih banyak merugi. “Saya berjualan alat-alat dapur. Ada
beberapa plastik dagangan saya yang dirusak tikus,” keluhnya.
Selama demo berlangsung di depan pasar
yang mangkrak dan sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, aparat Polres Sukoharjo menutup jalan mulai dari
simpang lima Sukoharjo hingga depan Bank Jateng Sukoharjo. Kebijakan tersebut
berlangsung sekitar satu jam. Para pengendara dari selatan sudah diarahkan ke
barat atau timur simpang lima. Sementara pengendara dari arah utara diarahkan melalui
gang-gang di depan pasar darurat.
Kemacetan kendaraan tak dapat
dihindari karena massa memenuhi jalan. Saat massa bergerak dari pasar darurat
menuju kantor Pemkab Sukoharjo, personil polisi dan Satpol PP mengawal ketat
berjalannya aksi.
Ketua HPPKS, Fajar Purwanto, saat
dimintai keterangan wartawan di sela-sela aksi, mengatakan aksi besar-besaran
itu digelar sebagai bentuk keprihatinan pedagang karena sudah dua tahun tak
mendapatkan kepastian penyelesaian pasar. Pemkab harus menyelesaikan Pasar Ir
Soekarno tahun 2014 ini. Tuntutan pedagang, tidak bisa ditunda-tunda lagi.
Menurutnya, aksi pada Kamis adalah
aksi ke-4 yang mereka gelar. “Hingga hari ini Pemkab Sukoharjo belum memberi
kepastian. Elemen masyarakat, aktivis mahasiswa dan pedagang bergabung hari
ini,” ujarnya. Dijelaskannya, aksi tersebut memperjuangkan nasib 1.023 pedagang
yang menggantungkan hidup mereka dari Pasar Ir Soekarno. Bahkan, karena
beratnya beban yang harus ditanggung pedagang, ada pedagang yang mencoba bunuh
diri. “Karena menanggung hutang dan kebutuhan sehari-hari, ada pedagang yang
mencari jalan pintas. Tapi saya tak bisa menyebutkan identitasnya,” kata dia.
Sesampai di depan kantor Bupati,
dengan mendapat pengawalan ketat aparat Polres Sukoharjo yang dipimpin langsung
Kapolres AKBP Ade Sapari, massa kembali menggelar orasi. Intinya, menuntut
penyelesaian proyek Pasar Ir Soekarno. Peserta aksi selain menggelar poster dan
spanduk juga membawa keranda jenazah dan pocongan. Tidak hanya itu, pedagang
juga membawa gerobag berisi sayuran dan kebutuhan rumah tangga busuk yang langsung
diserahkan ke Wakil Bupati, Drs Haryanto MM, dan Sekda, Agus Santoso, yang
menemui pendemo. Setelah tuntutannya disanggupi Wakil Bupati, pendemo langsung
membubarkan diri. (F.921)R.26
No comments:
Post a Comment