Wednesday, March 5, 2014

PEDAGANG PASAR IR SOEKARNO TUNTUT BUPATI SUKOHARJO MUNDUR

ARUS lalu lintas Solo-Wonogiri macet akibat aksi unjuk rasa pedagang Pasar Ir Soekarno Sukoharjo. Puluhan pedagang yang didukung mahasiswa dan sejumlah ormas serta LSM kembali menggelar aksi menuntut penyelesaian proyek pembangunan Pasar Ir Soekarno. Bahkan,  pendemo juga membawa sejumlah poster di antaranya berupa tuntutan agar Bupati Sukoharjo mundur.
Berdasarkan pantauan FAKTA, sekitar pukul 09.00 WIB, Kamis (16/1), massa yang berkumpul di pasar darurat mulai begerak menggelar aksi unjuk rasa. Aksi diawali di depan pasar darurat dengan menggelar spanduk dan poster.
Selanjutnya, massa melakukan long march menuju kantor Bupati Sukoharjo yang berjarak sekitar 1 km. Begitu sampai di pertigaan dan perempatan jalan, massa berhenti melalukan orasi. Pada intinya massa menuntut penyelesaian proyek pembangunan Pasar Ir Soekarno. Pasalnya, proyek yang dibiayai APBD  sebesar Rp 24 miliar lebih itu mangkrak selama 2 tahun. Buntut dari mangkraknya proyek tersebut, pedagang menanggung kerugian cukup banyak. Bahkan, banyak pedagang yang gulung tikar, karena dagangannya tidak laku. Untuk itu, selain menuntut penyelesaian proyek, pedagang juga menuntut ganti rugi.
Hari itu pasar darurat Pasar Ir Soekarno sepi pedagang maupun pembeli. Seluruh pedagang mengikuti demonstrasi menuntut penyelesaian pembangunan pasar. Pedagang merelakan kios dan los mereka tutup demi menuntut hak mereka sebagai pedagang pasar yang dulu bernama Pasar Kota Sukoharjo tersebut. Salah seorang penunggu sepeda motor, Arif, ketika ditemui FAKTA mengatakan, ia dan beberapa orang menunggu sepeda motor sehingga tetap berada di kompleks pasar darurat. Menurutnya, seluruh pedagang kompak ikut aksi yang digelar bersama Himpunan Pedagang Pasar Kota Sukoharjo (HPPKS) dan elemen gerakan mahasiswa di Sukoharjo.
Salah seorang pedagang, Mitro, mengatakan, demo tersebut sebelumnya sudah digelar pedagang sebanyak tiga kali sehingga demo pada hari itu adalah demo yang keempat. Menurutnya, selama dua tahun terakhir, ia lebih banyak merugi. “Saya berjualan alat-alat dapur. Ada beberapa plastik dagangan saya yang dirusak tikus,” keluhnya.
Selama demo berlangsung di depan pasar yang mangkrak dan sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, aparat  Polres Sukoharjo menutup jalan mulai dari simpang lima Sukoharjo hingga depan Bank Jateng Sukoharjo. Kebijakan tersebut berlangsung sekitar satu jam. Para pengendara dari selatan sudah diarahkan ke barat atau timur simpang lima. Sementara pengendara dari arah utara diarahkan melalui gang-gang di depan pasar darurat.
Kemacetan kendaraan tak dapat dihindari karena massa memenuhi jalan. Saat massa bergerak dari pasar darurat menuju kantor Pemkab Sukoharjo, personil polisi dan Satpol PP mengawal ketat berjalannya aksi.
Ketua HPPKS, Fajar Purwanto, saat dimintai keterangan wartawan di sela-sela aksi, mengatakan aksi besar-besaran itu digelar sebagai bentuk keprihatinan pedagang karena sudah dua tahun tak mendapatkan kepastian penyelesaian pasar. Pemkab harus menyelesaikan Pasar Ir Soekarno tahun 2014 ini. Tuntutan pedagang, tidak bisa ditunda-tunda lagi.
Menurutnya, aksi pada Kamis adalah aksi ke-4 yang mereka gelar. “Hingga hari ini Pemkab Sukoharjo belum memberi kepastian. Elemen masyarakat, aktivis mahasiswa dan pedagang bergabung hari ini,” ujarnya. Dijelaskannya, aksi tersebut memperjuangkan nasib 1.023 pedagang yang menggantungkan hidup mereka dari Pasar Ir Soekarno. Bahkan, karena beratnya beban yang harus ditanggung pedagang, ada pedagang yang mencoba bunuh diri. “Karena menanggung hutang dan kebutuhan sehari-hari, ada pedagang yang mencari jalan pintas. Tapi saya tak bisa menyebutkan identitasnya,” kata dia.

Sesampai di depan kantor Bupati, dengan mendapat pengawalan ketat aparat Polres Sukoharjo yang dipimpin langsung Kapolres AKBP Ade Sapari, massa kembali menggelar orasi. Intinya, menuntut penyelesaian proyek Pasar Ir Soekarno. Peserta aksi selain menggelar poster dan spanduk juga membawa keranda jenazah dan pocongan. Tidak hanya itu, pedagang juga membawa gerobag berisi sayuran dan kebutuhan rumah tangga busuk yang langsung diserahkan ke Wakil Bupati, Drs Haryanto MM, dan Sekda, Agus Santoso, yang menemui pendemo. Setelah tuntutannya disanggupi Wakil Bupati, pendemo langsung membubarkan diri. (F.921)R.26

No comments:

Post a Comment