DINAS Pertambangan dan Energi serta perangkat desa
diduga melakukan pungutan liar (pungli) dalam pemasangan Listrik Desa (Lisdes)
di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Propinsi Sumatera Selatan. Padahal APBD
OKI tahun 2013 sudah mengucurkan Rp 21.948.961.500,- untuk pembangunan Lisdes
di Desa Bukit Batu, Desa Pangjalan, Desa Negri Sakti, Desa Rantau Karya, Desa
Nusantara, Desa Kerta Mukti dan Desa Banyubiru. Namun dalam pelaksanaannya,
setiap kepala keluarga (KK) dipungut Rp.4.000.000. Sementara setiap desa penduduknya
lebih kurang 500 KK, sehingga pungutan yang dilakukan sebanyak 7 desa x 500 KK
= 3500 KK x Rp 4.000.000 = Rp 14.000.000.000.
Dalam
surat pengaduan Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Anti Korupsi Indonesia (LSM
GAKI) kepada Kapolda Sumsel yang ditembuskan kepada Kapolres OKI, Kejari OKI, dan
yang bersangkutan dengan nomor surat 191/GAKI/SS/P/XII/2013 yang di
tandatangani Ketua Harian, Anas SH, disebutkan bahwa yang dipertanyakan dana
dari pemerintah khususnya Kabupaten OKI yang berjumlah puluhan milyar tersebut
dikemanakan ? “Kalau masyarakat masih dipungut sebesar itu, ini sudah
keterlauan. sedangkan kita ketahui sendiri kehidupan masyarakat di pedesaan
yang sudah serba kekurangan ditambah lagi dengan beban pungutan liar yang
mencekik leher tersebut. Untuk itulah kami memohon kepada aparat penegak hukum
untuk proaktif dalam menanggapi laporan kami ini agar masyarakat tidak diperlakukan
semena-mena dan hendaknya juga pihak berwajib dapat melakukan pemeriksaan
terhadap Kepala Dinas Pertambangan dan oknum kepala desa yang diduga melakukan
pungutan liar tersebut. Kalau hal ini tidak segera ditindaklanjuti, kami selaku
pimpinan LSM gerakan anti korupsi akan memimpin aksi demo ke Pemkab OKI. Kami
menghimbau kepada Bupati OKI yang baru untuk dapat meninjau kembali setiap
SKPD-nya yang diduga banyak melakukan penyimpangan, begitu pula dengan
perangkat desanya”.
Sementara
itu beberapa masyarakat yang dihubungi Raito Ali dari FAKTA, mengatakan bahwa
sampai saat ini listriknya belum terpasang, baru tiang-tiang listriknya yang
didirikan. Sedangkan uangnya telah dibayar setahun yang lalu kepada kepala desa
masing-masing. “Kami meminta kepada Bapak Bupati yang baru saja dilantik
(Iskandar SE) untuk dapat memperhatikan nasib rakyat kecil yang hidupnya pas-pasan
seperti kami ini”.
Sedangkan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi
Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang dihubungi FAKTA di kantornya, tidak ada
orang sama sekali, sunyi senyap bak kuburan. Katanya selaku abdi masayarakat
selalu siap melayani masyarakat, nyatanya omong kosong belaka. Akankah Bupati
OKI yang baru membiarkannya saja ? (F.601)R.26
No comments:
Post a Comment