SPANDUK besar dan berwarna mencolok bertuliskan,“Welcome to 10th Senior High School Surabaya,
East Java Indonesia, Mrs Helen
Goulios and Mrs Marie Kormendy (The
Experts of Inclusive School From West Autralia)” terpampang di ruang
multimedia SMAN 10 Surabaya.
Mrs
Helen dan Mrs Marie adalah pakar inklusi dari Autralia Barat. Dengan didampingi
Kepsek SMAN 10 Surabaya, Drs H M Sukron AP MM, bekerja sama dengan Pemprov
Jatim, dan Benny, seorang guru SMAN 10 Surabaya sebagai penerjemah, mereka
berdua (Mrs Helen dan Mrs Marie) menyatakan keinginannya agar kerja sama di
bidang penanganan siswa inklusi ini dilakukan secara serius dan lebih mendalam lagi
dengan membentuk Sister School. Bak
gayung bersambut, ajakan dari Mrs Helen dan Mrs Marie tersebut langsung
disambut positif oleh pihak SMAN 10 Surabaya, mengingat keduanya adalah pakar inklusi
di Universitasnya, Australia Barat.
Mrs
Helen adalah Dosen S2 dan S3 yang menangani siswa/mahasiswa inklusi. Sedangkan
Mrs Marie sudah 11 tahun menangani mahasiswa inklusi yakni khusus tuna netra.
Sebelumnya kedua pakar inklusi dari Australia Barat, Mrs Helen dan Mrs Marie
tersebut disuguhi tarian Bawean, Gresik dan nyanyian serta tarian Banjari yang
dibawakan siswa-siswi SMAN 10 Surabaya. Selanjutnya, usai beramah tamah sejenak
dan pemberian cinderamata dari Kepsek SMAN 10 Surabaya, Drs H M Sukron AP MM,
yang didampingi sejumlah Wakasek SMAN 10 Surabaya, Mrs Helen dan Mrs Marie
mengunjungi sejumlah kelas serta berdialog dengan para siswa-siswi inklusi.
Kemudian kunjungan itu diakhiri dengan menyaksikan sejumlah siswa-siswi inklusi
SMAN 10 Surabaya yang tengah membuat kerajinan atau keterampilan dalam sebuah
ruangan khusus, akhir April lalu. (F.543) majalah fakta onlineFoto bersama dan
Kepsek SMAN 10 Surabaya, Drs H M Sukron AP MM, memberikan cinderamata kepada Mrs Helen dan Mrs Marie |
No comments:
Post a Comment