PKK yang merupaan lembaga keluarga yang dianggap paling
eksis menangani kesejahteraan dan kesehatan di Indonesia terus berbenah. Di Provinsi Jatim, PKK juga
merupakan organisasi andalan keluarga yang kerap kali melakukan pembinaan yang
mengarah pada kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan dalam berkeluarga. “Saya
harapkan para kader PKK jangan pernah berhenti untuk menularkan pengetahuannya
pada keluarga dan masyarakat sekitar tentang pentingnya kesehatan dan lebih
peduli pada lingkungan, serta saling membantu untuk menaikkan derajad
kesehatan, dan meningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, karena
semua berakar dari ibu”. Harapan itu
disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim, Dra Hj Nina Soekarwo MSi,
yang lebih akrab disapa Bude Karwo pada Peluncuran Program Kemitraan Untuk
Masyarakat Mojokerto di Hotel Sheraton Surabaya, Rabu (7/5).
Menurutnya,
sebenarnya kalau seluruh anggota keluarga sudah ber-PHBS dan melaksanakan
Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM) maka permasalahan sanitasi akan teratasi.
Dalam pelaksanaan PHBS di dalam keluarga, perempuan memiliki peran yang sangat
besar untuk melakukan perubahan perilaku dan menjadi pioner bagi anggota
keluarganya, misalnya untuk mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan
makanan yang sehat, aman, hygienis, mengelola sampah rumah tangga dan mengelola
limbah rumah tangga dengan benar, dan tidak BAB di sembarang tempat.
Peluncuran
program wash (water, sanitation and hygiene) dari perusahaan Monsanto Indonesia
untuk masyarakat Desa Dendung dan Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto,
akan mendapat program air bersih, sanitasi dan kesehatan lingkungan yang sangat
bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat. Targetnya 300 keluarga
dapat menikmati fasilitas air bersih, perbaikan rumah lebih kurang 200 keluarga
berpenghasilan rendah, penyediaan toilet bagi 100 keluarga, perbaikan 2
sekolahan, sarana dan prasarana lain serta pelatihan kepada masyarakat untuk
hidup bersih dan sehat.
Jatim
punya komitmen besar terhadap kesejahteraan masyarakat dengan APBD Jatim sudah
membangun 65 ribu rumah layak huni. Tapi kepedulian perusahaan terhadap
lingkungan yang diwujudkan melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) sesuai Undang-Undang RI No.40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (PT) khususnya pasal 74 yang mengatur
kewajiban perusahaan untuk memprogramkan dan melaksanakan tanggung jawab
sosial. Namun masih ada yang belum tergerak untuk menyisihkan CSR. “Oleh karena
itu saya memberi apresiasi kepada Monsanto Indonesia yang selama ini memiliki
komitmen dan kepedulian terhadap tanggung jawab sosial kepada masyarakat di
Jatim. Perusahaan yang menjalankan konsep CSR diharapkan berkelanjutan (suistainable) dan melakukan
monitoring dan evaluasi bersama Pemprov
Jatim supaya programnya terarah dan berjalan dengan baik.,” imbuhnya.
Menurut
Bude Karwo, pilihan Monsanto dan Habitat for Hummanity Indonesia yang
menempatkan program CSR di Jatim ini merupakan keputusan yang tepat, karena
masyarakat di dua desa tersebut membutuhkan akses air bersih dan sanitasi.
Lebih dari 50% penduduk Desa Bendung dan Mojorejo mengalami kesulitan untuk
mendapatkan air bersih dan sanitasi. Sebetulnya target program MDG’s hanya 68 %
air bersih, dan 62 % sanitasi, padahal Jatim sudah on the track yaitu 85 % air
bersih, dan 70 % sanitasi. Kesulitan akses terhadap air bersih dan sanitasi
bisa berakibat buruk bagi kesehatan dan kualitas hidup masyarakat. Sekitar 90 %
lebih penyakit yang berbasis lingkungan diakibatkan oleh sanitasi/lingkungan
yang tidak baik. Air merupakan kebutuhan mendasar semua makhluk hidup dalam
kehidupan sehari-hari, baik untuk minum, mandi, cuci, masak dan sebagainya.
Bahaya dari ketiadaan air bersih bisa mengakibatkan penyakit diare. Sementara
itu 100 juta rakyat indonesia tidak memiliki akses air bersih.
Program
WASH yang meliputi penyediaan fasilitas air bersih, perbaikan rumah dan
sekolah, penyediaan toilet, pembangunan klinik desa, penyediaan alat pertanian,
pelatihan perilaku hidup bersih dan sehat, pengelolaan keuangan keluarga,
pelatihan pertanian dan pelatihan pengurangan resiko bencana berbasis
masyarakat. program tersebut hampir sama dan sejalan dengan 10 Program Pokok
PKK. Maka, dalam program WASH ini kader PKK akan melakukan pendampingan.
Direktur
Pengembangan SDM PT Monsato Indonesia, Rosalina Syahriar, mengatakan, hari ini
Monsato Indonesia menandatangani kerja sama dengan Habitat for Humanity
Indonesia (organisasi kemanusiaan) untuk melaksanakan program Air Bersih,
Sanitasi dan Higienitas (WASH),
membangun 200 rumah layak huni dan menyediakan fasilitas air bersih
untuk 300 keluarga, serta pelatihan pertanian di Desa Bendung dan Desa
Mojorerjo, Kabupaten Mojokerto, ini, menurut rencana akan selesai pada Maret 2016.
Program
seperti ini sebelumnya sudah pernah dilaksanakan di Malang, dalam membantu
pengembangan sarana penyediaan air bersih, sanitasi dan biogas bagi komunitas
Desa Ngawonggo dan Pandanmulyo, Kecamatan Tajinan, Malang. “Ke depan kami
berharap Monsanto bisa terus mengembangkan program CSR ini bagi masyarakat
desa-desa di pelosok Jatim yang masih mengalami kesulitan akses terhadap air
bersih dan sanitasi,” tambahnya.
Hadir dalam kesempatan itu Ketua Dharma Wanita
Persatuan Provinsi Jatim, Ketua P PKK Kabupaten Mojokerto, Pengurus TP PKK
Provinsi Jatim, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jatim. (F.835) majalah fakta onlineBude Karwo saat
Peluncuran Program Kemitraan Untuk Masyarakat Mojokerto di Hotel Sheraton Surabaya, Rabu (7/5) |
No comments:
Post a Comment