SECARA fungsi, jalan merupakan akses publik dalam
berlalu lintas. Sebagai akses distribusi barang dan jasa, serta salah satu
infrastruktur yang berpenggaruh terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Maka, tak salah ketika kemacetan terjadi, komplin dan kritikan pengguna jalan termasuk
masyarakat sekitarpun berdatangan. Itu salah satunya seperti yang terjadi pada
projek PIAL (Pembangunan Infrastruktur Air Limbah) Kota Denpasar Tahap I yang
digarap PT Adhi Karya.
Proyek
dengan memasang jaringan perpipaan air limbah rumah tangga itu dilaksanakan di
beberpa titik badan jalan pada Jalan Pulau Moyo Cs. Yakni, jalan sebagai akses
penghubung lalu lintas dari dan menuju Pelabuhan Benoa dari arah Jalan Teuku
Umar dan sebaliknya. Dalam proses penggarapannya, pekerja melakukan penggalian
badan jalan pada titik di mana pipa berdiameter 500-600 milimeter itu dipasang
sehingga arus lali lintas menuju tempat galian itu dialihkan.
Menurut
Setya Rahardi, Humas PT Adhi Karya, pipa dengan diameter sebesar itu akan
menjadi jaringan distribusi ke jaringan utama. Yakni, jaringan distribusi air
limbah dari jaringan-jaringan pembantu atau penghubung dari saluran rumah
tangga menuju jaringan DSDP. Variasi diameter pipa jaringan pembantu sendiri
mulai 200-250 milimeter. Total panjang jaringan pipa yang akan dipasang pada
proyek PIAL Pedungan itu hingga sepanjang 12 kilometer.
“Pipa
diameter 500-600 milimeter itu sebagai koneksi ke jaringan utama di Jalan Raya
Sesetan. Di bawah jaringan itu kita pasang jaringan pipa ukuran diameter
200-250 milimeter,” ujar Rahadi.
Mengantisipasi
kemacetan akibat penutupan jalur lalu lintas pada titik galian, menurut pria
yang juga atlet menembak Kota Denpasar itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan
Satuan Lalu Lintas Polres Kota Denpasar, Dinas Perhubungan Kota Denpasar serta pecalang desa adat setempat. Sehingga
ketika dilakukan penutupan arus, penumpukan kendaraan tidak terjadi lantaran ada
petugas Dishub, Polantas dan Pecalang
Desa Adat setempat yang mengalihkan arus melintas. Seperti yang dilakukan saat
galian badan Jalan Pulau Moyo di titik setelah pertigaan Jalan Pulau Moyo-Gurita.
Selain dipasang rambu, pengalihan arus dipandu oleh petugas Dishub Kota
Denpasar dan Pecalang ke Jalan Gurita
hingga tembus ke Jalan Raya Sesetan untuk kendaraan roda empat. Serta melalui
gang Jalan Gurita hingga tembus kembali ke Jalan Pulau Moyo serta sebaliknya
untuk kendaraan roda dua.
“Dan
pengerjaan kami ini berjalan, Pak. Artinya, pengalihan arus lalin tidak hanya
dilakukan pada titik saat ini dalam tahap penggarapan proyek. Melainkan akan
terjadi pada titik lainnya di Jalan Pulau Moyo Cs, yakni Saelus, Pulau Kawe dan
Jalan Pulau Panjang,” ujar Rahadi sembari menegaskan bahwa penutupan arus lalin
tidak berlaku bagi penduduk sekitar.
I Ketut Sriawan, Kepala Bidang Pengendalian dan
Operasional Dinas Perhubungan Kota Denpasar, ditemui terpisah mengamini jika
pihak PT Adhi Karya telah berkoordinasi dengan pihaknya. Sehingga petugas Dishub
Kota Denpasar, kata Sriawan, turut serta melakukan tindakan pencegahan terjadinya
kemacetan arus lalin di sekitar proyek itu. “Sudah, pihak proyek telah
melayangkan pemberitahuan kegiatannya kepada kami. Pihak kami, dalam hal ini
petugas Dishub Kota Denpasar, pun selalu siaga mengantisipasi kemacetan melalui
pengalihan arus di areal proyek itu,” ujar Sriawan saat ditemui FAKTA di
kantornya. (F.915) majalah fakta onlineI Gde Astika SH Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar |
No comments:
Post a Comment