“Waktu
itu saya hanya berdua sama bapak, tiba-tiba dia memeluk saya dan minta
dilayani. Saya sempat berontak, saya bilang jangan pak, saya takut, tapi bapak
tidak peduli. Saya malah diancam mau disiksa dan dipukuli kalau menolak
keinginannya”.
WAJAHNYA
yang cantik, kulitnya yang putih mulus,
rambutnya yang sebahu, tubuhnya yang montok dan senyumannya yang manis, rupanya
membuat sang ayah kandung tak ikhlas bila anak gadisnya itu dimilki laki-laki
lain sehingga sang ayah tidak sanggup lagi menahan hasratnya untuk melahap anak
kandungnya sendiri.
Sekarang Slamet (50), sang ayah bejat itu, belum juga
mau mengatakan setan apa dan dari mana yang merasuki pikirannya sampai tega
mencabuli anak kandungnya sendiri selama 1 tahun sehingga anak kandungnya itu
merasa terancam nyawanya selama 1 tahun dan mengalami tekanan batin selama 1
tahun, atas perbuatan bejatnya tersebut. Tapi akhirnya sang anak tidak sanggup
lagi menahan penderitaannya, hingga dia mengungkapkan semuanya kepada saudara
sepupunya.
Menurutnya, pencabulan itu dilakukan sang ayah sejak
2013 saat korban masih duduk di bangku kelas tiga SMP. Kasus ini dilaporkan
korban sebut saja namanya Bunga (17) ke Polsekta Biringkanaya, Makassar. Laporan tersebut
kemudian dilanjutkan ke Polrestabes Makassar. “Karena kasus ini kategori kasus
besar maka kita serahkan ke Bagian Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestabes
Makassar,” terang Kepala Unit Reserse Kriminal Polsekta Biringkanaya, AKP
Chandra Yudha Pranata.
Bunga menuturkan, ia dicabuli ayah kandungnya sejak
kelas tiga SMP hingga sekarang duduk di kelas satu SMA. Selama setahun lamanya
ia tutup mulut karena di bawah ancaman ayahnya. “Saya diancam mau dipukul kalau
melapor kepada polisi atau keluarga. Jadi saya selama setahun itu terpaksa melayani
bapak setiap dia minta dilayani di mana saja ada kesempatan. Walaupun saya sudah
tidak tahan dan saya mau berontak tapi saya tidak berdaya melawannya karena
kalau saya tidak mau melayani saya disiksa. Saya pernah menolak melayaninya,
saya disiksa dengan cara dipukuli sampai sekujur tubuh saya membengkak dan kebiru-biruan,
sehingga saya tidak berani lagi menolak dan saya tidak mau dipukuli sampai
setengah mati,” katanya kepada FAKTA saat selesai dimintai keterangan oleh
penyidik Polrestabes Makassar ditemani oleh sepupunya.
Warga Kompleks Hartaco, Kecamatan Biringkanaya, ini
mengaku tidak tahu kenapa ayahnya sampai tega merenggut kehormatannya. Ia
pertama kali dicabuli di rumah saat ibunya tidak ada. “Waktu itu saya hanya
berdua sama bapak, tiba-tiba dia memeluk saya dan minta dilayani. Saya sempat
berontak, saya bilang jangan pak, saya takut, tapi bapak tidak peduli. Saya
malah diancam mau disiksa dan dipukuli kalau menolak keinginannya,” akunya polos.
Bunga pun tidak bisa berbuat apa–apa lagi. Akhirnya
dengan leluasa Slamet merenggut kehormatan putrid kandungnya sendiri. “Setiap
kali bapak selesai melakukan, saya menangis di rumah dan saya mau lari
meninggalkan rumah, tapi saya kasihan sama ibu. Saya tidak mau ibu tahu masalah
ini. Hingga saya simpan masalah ini dalam-dalam”.
Tapi Slamet yang asal Madura semakin keranjingan.
Setelah berhasil untuk yang pertama, pria yang berprofesi sebagai tukang cukur itu
malah tergiur untuk mengulangi dan mengulanginya lagi tanpa ada rasa iba
sedikitpun kepada putri kandungnya sendiri. Sampai-sampai karena merasa tak punya
kesempatan di rumah, Slamet pun meminta Bunga untuk datang ke tempat kerjanya,
di lapak pangkas rambut Madura, di Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar. Di tempat
itulah terakhir kali Slamet menggagahi putrinya sebelum dilaporkan ke polisi.
Apa yang membuat Bunga akhirnya berani melapor ke
polisi ? “Saya tidak tahan lagi karena sudah satu tahun lamanya saya pendam
rahasia ini. Karena terus disiksa oleh rasa bersalah, saya ceritakan semuanya
sama sepupu. Sepupu saya kaget, dialah yang kemudian memaksa saya melapor ke
polisi,” aku Bunga.
Kepada polisi, Bunga menerangkan, seingatnya selama
satu tahun itu lebih dari 10 kali ayahnya telah mencabulinya. “Ya pokoknya lebih
dari 10 kali. Malah belakangan ini karena di rumah bapak tidak bisa mencabuli
saya, karena takut ketahuan ibu, saya dibawa ke kiosnya, di tempat pangkas
rambut itu,” aku Bunga lagi.
Kanitreskrim Polsekta
Biringkanaya, AKP Chandra Yudha Pranata, mengatakan, kasus kekerasan seksual
pada anak termasuk kasus besar. Karenanya, setelah ia menerima laporan korban,
kasusnya dialihkan ke Polrestabes Makassar. Pihaknya sendiri masih melakukan
pengejaran terhadap Slamet yang kabur setelah mengetahui putrinya melapor ke
polisi. (Tim) majalah fakta online
Ilustrasi |
No comments:
Post a Comment