Bupati Batola, H Hasanuddin Murad |
KABUPATEN Barito Kuala (Batola) yang memiliki
luas wilayah 299.696 Ha didominasi oleh lahan sawah pasang-surut seluas 287.922
Ha (96,07 %) dan sisanya 11.774 Ha (3,93 % ) lahan lebak. Lahan sawah pasang-surut
potensial Kabupaten Barito Kuala seluas 120.461 Ha yang terdiri dari tipe
luapan A (49,69 %), tipe luapan B (31,87 %) dan tipe luapan C (18,44 %).
Sementara luas sawah fungsional seluas 95.869 Ha, sehingga potensi lahan untuk
pengembangan intensifikasi dan ekstensifikasi masih cukup luas. Dengan luasan
wilayah pasang tersebut menjadikan Batola sebagai konstributor terbesar padi di
Kalimantan Selatan dari 13 kabupaten/kota dengan produksi 329.095 ton GKG
(kontribusi 16,65%).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batola terus memacu
produksi dan produktivitas lahan pertanian di Kabupaten Barito Kuala, namun
Pemkab Batola saendiri masih merasakan perlu adanya suatu keterpaduan dan
upaya-upaya sinergistik pada suatu kawasan bersama. Seluruh pelaku, baik
pemerintah pusat/daerah, ilmuwan, LSM, swasta, pebisnis, baik dari dalam maupun
luar negeri sangat diharapkan untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan
program peningkatan ketahanan pangan dengan dukungan lahan reklamasi rawa.
Dengan langkah keterpaduan dan sinergistik dari berbagai
pihak menjadikan Kabupaten Barito Kuala dinilai oleh berbagai pihak berhasil
dalam pengelolaan pertanian lahan rawa sehingga menjadikan daerah yang berjuluk
Bumi Ije Jela tersebut merupakan salah satu daerah ketahanan pangan nasional.
Dinilai berhasil mengelola pertanian lahan
rawa, Bupati Batola, H Hasanuddin Murad, kembali dipercaya menjadi pembicara
pada Seminar dan Sarasehan Irigasi dan Rawa di Hotel Aston, Palembang.
Menurut catatan, mantan
Anggota DPR RI ini sedikitnya sudah 3 kali dipercaya menjadi pembicara yang
terkait pengelolaan pertanian. Yakni, di acara International Workshop on Sustainable Management opt Lowland for Rice
Production di Hotel Rattan Inn Banjarmasin tahun 2012. Selanjutnya di Sidang
Regional Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota Wilayah Timur di Hotel Harmony
One Batam Tahun 2012, dan terakhir di Seminar dan Sarasehan Irigasi dan Rawa di
Hotel Aston Palembang, Jumat (16/5).
Atas keberhasilan
mengelola pertanian itu, Hasanuddin Murad pun beberapa kali menerima
penghargaan yang salah satunya penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara dari
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Menyangkut Seminar dan Sarasehan
Irigasi dan Rawa di Palembang, Bupati Batola tampil mendampingi Pakar Lahan
Rawa, Prof Dr Ir Robiyanto H dari Universitas Sriwijaya Palembang. Dalam
seminar nasional yang bertemakan Strategi Pengelolaan Irigasi Dan Rawa
Berkelanjutan Mendukung Ketahanan Nasional Dalam Perspektif Perubahan Iklim
Global, itu Bupati Batola, H Hasanuddin Murad, mempersentasikan tentang
Komitmen Pemerintah Daerah terhadap Pengelolaan Rawa Guna Mendukung Ketahanan
Pangan di Batola.
Kasubbag PMM Pemkab
Batola, Hery Sasmita, melalui email singkat, mengatakan, Bupati Batola diundang
menjadi pembicara karena keberhasilan dan komitmennya dalam mengelola daerah
pertanian di lahan rawa.
Dalam seminar yang dihadiri Dirjen
Sumber Daya Air, Dirjen Tata Ruang, Deputi Bappenas Urusan Sumber Daya Air dan
Irigasi, para eselon 2 Kementerian PU, dan para kepala daerah (khususnya
se-Sumsel) itu, tambah Hery, yang mendapat permintaan persentasi hanya Bupati
Batola, Hasanuddin Murad.
Di Seminar dan Sarasehan
yang juga dihadiri Prof Baart Schult dari Belanda, Prof Dr M Amin M Soon dari
Malaysia, Dr Hirayama dari Jepang, dan Ir M Donny Azdan Phd dari Bappenas
Indonesia itu, kata Hery, Hasanuddin Murad selain memaparkan tentang
pengelolaan lahan rawa juga mempersentasikan tentang Program Pemberian Pupuk
Bersubsidi Tanpa Bunga kepada petani.
“Dalam paparan yang
disampaikan bupati ternyata mendapat aplaus
meriah dari para hadirin,” kata Hery yang ikut mendampingi Bupati Hasanuddin
murad bersama Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura, Ir
Zulkifli Yadi Noor. (Tim) majalah fakta online
No comments:
Post a Comment