KEPSEK SMAN 22
SURABAYA RAIH KEPSEK BERPRESTASI 2016
Kepsek SMAN 22 Surabaya, Karyanto, beserta
keluarga.
|
ADALAH Kepsek SMAN 22 Surabaya, Karyanto, yang meraih juara 2
sebagai Kepsek Berprestasi se-Surabaya 2016. Penghargaan bergengsi ini
diraihnya setelah menyisihkan sejumlah kepsek se-Surabaya lewat makalah “PENGUATAN
NILAI-NILAI KETUHANAN DALAM RANGKA MEMBENTUK KARAKTER AKHLATUL KARIMAH DI SMAN
22 SURABAYA”.
Dalam
makalahnya itu, Karyanto membedah mengapa secara umum saat ini generasi muda
tengah menghadapi krisis dan karakter buruk : individualistis, brutal, beringas
dan lain-lain. Padahal dulunya mereka dikenal sangat ramah, santun,
kekeluargaan serta berhati mulia. Dan, mirisnya lagi, nilai-nilai agama yang
telah ditanamkan di sekolah-sekolah sejak lama sudah dianggap tak mampu
membendung dan tidak relevan lagi menghadapi krisis moral tersebut.
Untuk
itulah SMAN 22 Surabaya sebagai salah satu tempat atau sekolah yang menggodog
anak-didiknya sebagai generasi muda berkarakter itu berupaya keras membentengi
dari krisis akhlak tersebut. Untuk mewujudkan apa yang diamanahkan Pembukaan
UUD 1945 dan UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003, SMAN 22 Surabaya membentuk 4 pilar.
Yaitu, penguatan nilai-nilai ke-Tuhan-an, penanaman semangat mencari ilmu (keilmuan),
menumbuhkan semangat ke-Indonesia-an dengan semangat nasionalisme dan
patriotisme, dan pembentukan perilaku cinta lingkungan dengan program
adiwiyata.
1.) Penguatan nilai-nilai
ke-Tuhan-an dalam sekolah perlu direvitalisasi, mengingat selama ini dianggap
masih belum mampu membentuk karakter yang baik.
a.
Revitalisasi
pertama, perubahan paradigma pendidikan agama dalam dunia pendidikan antara
lain perubahan formal akademik menjadi pembudidayaan nilai-nilai agama, pendidikan
yang menekankan normatif menjadi sosiologis serta pendidikan yang abstrak
menjadi pendidikan yang konkrit, posisi agama dijadikan sebagai solusi dalam
kehidupan.
b.
Revitalisasi
kedua, pembaharuan proses pembelajaran dalam hal ini perubahan strategis
teaching menjadi learning, paradigma pengajar menjadi paradigma belajar, proses
ekspose verbal menjadi layanan professional.
c.
Revitalisasi
ketiga, melekatnya nilai-nilai agama pada setiap mata disiplin ilmu.
d.
Revitalisasi
keempat, melakukan berbagai inovasi pendidikan terkait dengan pendidikan agama
dan keagamaan baik formal maupun informal.
e.
Revitalisasi
kelima, menumbuhkan religius lokal.
Pembiasaan
kegiatan-kegiatan penguatan nilai-nilai ke-Tuhan-an di SMAN 22 Surabaya sebagai
berikut :
-
membaca
kitab suci selama 15 menit (sesuai dengan agamanya masing-masing sebelum jam
pelajaran pertama).
-
do’a
bersama sebelum mulai pembelajaran.
-
sholat
Dhuha bersama bagi siswa yang terlambat masuk sekolah (bagi yang muslim). Sedangkan
yang non muslim mengikuti guru agamanya (persekutuan do’a).
-
sholat
Dhuhur berjamaah setiap hari.
-
baca
Yasin bersama-sama sebelum sholat Jum’at.
-
sholat
Jum’at berjamaah.
-
kegiatan
ekstrakurikuler (baca-tulis Al-Qur’an).
-
kegiatan
ekstrakurikuler kerohanian (Islam, Kristen, Katolik, Hindu).
-
kegiatan
perayaan agama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu).
-
kegiatan
bina moral pelajar untuk semua siswa.
-
lomba-lomba
kegiatan keagamaan.
2.) Pembentukan karakter
melalui penanaman nilai-nilai keilmuan membutuhan semangat spiritualitas dalam
rangka menempatkan dan memposisikan bahwa belajar adalah ibadah dan belajar
adalah kebutuhan dan kewajiban.
3.) Semangat ke-Indonesia-an
dalam rangka menumbuhkan jiwa nasionalisme perlu dijadikan bagian penting dalam
kerangka pembentukan sikap.
4.) Kepedulian terhadap
lingkungan melalui kegiatan adiwiyata menjadi wahana pembelajaran pada diri
siswa agar menjadi generasi yang peka, tanggap, dan memahami pelestarian
lingkungan.
Keempat
hal tersebut agar menjadi bagian dan proses penting dalam semua kegiatan
pembelajaran yang mengapresiasi kerja siswa dengan menempatkan siswa yang
melakukan kegiatan-kegiatan tersebut mendapatkan predikat siswa berprestasi,
siswa teladan dan siswa pelopor. (F.453) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment