Walikota
Surabaya Sumringah SIB Optimal
Walikota
Surabaya, Tri Rismaharini (Bu Risma).
|
WALIKOTA Surabaya, Tri Rismaharini, terlihat sumringah dengan
optimalisasi fungsi Sentra Ikan Bulak (SIB). Menurutnya, SIB yang diresmikan
pada akhir tahun 2012 silam memang dibuat untuk mengangkat derajat warga
nelayan di kawasan Bulak dan juga warga Surabaya pada umumnya. Ia ingin
mengangkat derajat nelayan di sini. “Caranya
dengan memberi tempat yang layak untuk berusaha (SIB) dan lalu mengundang orang
untuk datang ke sini”.
Menurut walikota perempuan pertama di
Kota Surabaya ini, berjualan di Sentra Ikan Bulak yang bangunannya bagus dan
juga bersih akan membuat pedagang di kawasan Bulak “lebih dipercaya” oleh calon
pembeli. Secara tidak langsung, nilai pedagang dan jualannya juga akan naik di
mata pembeli. Berbeda cerita ketika misalnya pedagang masih berjualan di
pinggir jalan seperti dulu. “Jika
para pedagang berjualan di jalan, orang yang naik mobil bagus tidak mau mampir.
Kalau jualan di sini, semua orang bisa datang”.
Ia menyampaikan selamat datang kepada
pedagang yang baru datang di SIB.
Terkait lomba olahan ikan dan olahan produk pertanian
serta promosi budaya pangan lokal yang digelar Dinas Pertanian Kota Surabaya
dan juga Kantor Ketahanan Pangan Kota Surabaya, walikota menyebut sebagai
sebuah inovasi.
Menurutnya, mengacu pada prediksi,
pada tahun 2030-an mendatang, bahan pangan yang biasa kita konsumsi, akan mulai
langka. Walikota
mengajak untuk bersama mencoba meningkatkan diversifikasi pangan dengan
membiasakan mencoba pangan yang selama ini belum dicoba. Karenanya, lomba ini
merupakan inovasi baru untuk meningkatkan diversifikasi pangan.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya
berupaya meramaikan dan meningkatkan daya tarik SIB. Salah satunya adalah
dengan menggelar lomba olahan ikan, produk pertanian dan promosi pangan
lokal yang digelar pada Rabu (4/5). Lomba ini diikuti oleh 31 kecamatan
se-Surabaya.
Justamadji, Kepala Dinas Pertanian
(Dispertan) Surabaya, mengungkapkan
bahwa lomba yang bekerja sama dengan Kantor Ketahanan Pangan tersebut bertujuan
untuk menggali keunggulan bahan lokal yang ada di Surabaya. Untuk olahan ikan,
bahan yang digunakan adalah ikan patin. Untuk olahan pertanian, bahan dasar
yang digunakan adalah jagung. Sedangkan untuk kudapan, peserta dibebaskan untuk
memilih bahan lokal yang ada di masing-masing wilayah.
Terkait dengan optimaslisiasi SIB,
Justamadji menuturkan bahwa hingga
awal Mei 2016 sudah
ada 158 pedagang yang menempati stan-stan di bangunan megah yang berlokasi di
pesisir Pantai Utara Kenjeran ini. Menurutnya, memang masih ada sekitar
40 stan yang kosong. Daftar tunggunya sekitar 65 pedagang. Untuk ikan asap ada
10 orang dan 55 pedagang untuk stan kerupuk dam olahan ikan laut.
Sementara itu, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, mengancam para pedagang dan
nelayan yang sudah terdaftar di Sentra Ikan Bulak (SIB) untuk segera masuk dan
berjualan secara rutin di SIB. Kalau
tidak segera masuk, tempatnya akan diisi oleh pedagang ikan dari pasar ikan Jl
Pabean.
"Karena pedagang ikan di Pabean
sudah mengirim surat dan meminta tempat dagangan yang baru. Yaitu di SIB ini,
karena di Pabean sudah penuh," kata Bu Risma
di sela-sela acara Bulak Fest 2016 di SIB.
Selain permintaan dari pedagang ikan
di Jl Pabean, dengan masuknya pedagang dan nelayan di SIB yang sudah tercatat,
bisa meramaikan SIB. Selama ini SIB dikeluhkan sepi pedagang maupun pembeli. Sehingga banyak pedagang yang
meninggalkan lapaknya. Termasuk
pedagang ikan bakar yang memilih berjualan di depan kampung Kejawan.
"SIB ini kan untuk warga Bulak.
Tujuannya agar bisa meningkatkan pendapatan dan taraf hidupnya. Jadi cepatlah
masuk, biar rame dan tidak dipakai oleh pedagang luar Bulak dulu," lanjut Bu Risma.
Apalagi selain SIB, sebentar lagi
pihaknya juga membangun taman dengan ikon patung Suro Boyo baru di depan SIB.
Juga jembatan baru Kenjeran. Seperti
diketahui, Pembangunan Taman Bulak diserta patung suro dan boyo yang terletak
di Kedung Cowek, Kecamatan Bulak,
sebagai daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara. Taman yang
akan dibangun di depan
Sentra Ikan Bulak (SIB) ini memiliki luas seribu meter persegi.
Bu Risma menginginkan dibangun patung
Suro dan Boyo paling besar yang menghadap ke laut di taman tersebut. Konsepnya
mirip dengan patung Merlion di Singapura. Namun patung Suro dan Boyo ini lebih
besar dari yang sudah ada di Surabaya, sehingga dia disebut mbahe patung suro
dan boyo.
Taman penunjang kawasan wisata kampung
nelayan dan wisata Kenjeran
ini akan dilengkapi dengan arena bermain anak anak. Keberadaan taman ini
diharapkan makin meramaikan SIB yang tidak hanya menjual hasil tangkapan ikan
segar saja. Tapi juga kuliner aneka makanan serta hasil kerajinan kerang laut.
"Yang pasti kami yakin dengan
adanya taman Bulak ini warga yang datang ke sini akan tambah banyak. Warga
Bulak juga akan senang dengan keberadaan taman ini," kata Camat Bulak, Suprayitno.
Bu Risma ingin mengubah wajah
pojok Surabaya itu menjadi kinclong dan bersaing dengan kecamatan lainnya.
Taman yang terletak di depan Sentra Ikan Bulak ini diharapkan juga menjadi
salah satu destinasi wisata anyar. Apalagi lokasinya tidak jauh dari jembatan Kenjeran
baru dan air mancur bergoyang.
Bu Risma ingin mengintegrasikan kawasan
wisata tersebut menjadi satu kesatuan yang mampu mendorong perputaran ekonomi
di Kecamatan Bulak. (F.809) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment