KERUSUHAN DI LOKASI
KEBAKARAN, SATU AWAK PEMADAM TEWAS !
HIRUK-pikuk dibarengi kerusuhan di lokasi
kebakaran Gampong Meunasah Beunot, Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh
Utara, menyebabkan seorang awak pemadam kebakaran, Fasdar alias Fadlan (33),
warga Cut Mamplam Kandang Muara Dua, tewas tergilas mobil Pemadam Kebakaran.
Kisah
tragis itu berawal dari kebakaran enam unit ruko di Syamtalira Bayu. Mobil
Pemadam Kebakaran milik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara berusaha memadamkan api,
namun tidak membuahkan hasil. Rukonya tetap dihanguskan oleh kobaran api dalam
tempo hanya belasan menit saja, Senin (25/4), sekira pukul 22.00 WIB.
Di
tengah-tengah hiruk-pikuk itu Ibnu Sakdan (48), sopir mobil Pemadam milik Pemko
Lhokseumawe, mendapat perintah dari atasannya untuk bergerak membantu
memadamkan api kebakaran ruko di Syamtalira Bayu yang berjarak sekitar 10 km dengan
Kota Lhokseumawe. Tidak buang-buang waktu Ibnu Sakdan segera berangkat ke
lokasi dengan mobil pemadamnya disertai 4 orang awak pemadam, termasuk Fasdar
alias Fadlan.
Tiba
di lokasi sekitar pukul 22.30 WIB keempat orang awak pemadamnya segera menarik
selang pemadam untuk menyiram sisa-sisa kobaran api. Anehnya, mereka disambut
dengan teriakan masyarakat di lokasi kebakaran. ”Tidak perlu lagi pemadam ! Tidak
perlu lagi…. Pukul mereka … pukul,” teriakan dahsyat masyarakat sambil
menarik-narik awak pemadam Pemko Lhokseumawe. Banyak pula masyarakat yang
melempari mobil pemadam Kota Lhokseumawe beserta petugas pemadam dan sopir
mobil pemadamnya dengan batu-batu kerikil. Apakah hal itu bentuk kemarahan
masyarakat karena mobil pemadam Pemko Lhokseumawe dinilai terlambat dating ? Tidak
diketahui dengan pasti.
Yang
pasti, menurut sejumlah saksi mata, ketika Fasdar (Fadlan) sedang mengangkat
selang pemadam untuk memyiram lokasi kebakaran dari atas mobil pemadam, dia
ditarik-tarik oleh massa sehingga Fasdar terjatuh. Sementara mobil pemadam yang
dikemudikan oleh Ibnu Sakdan terus-menerus dihujani batu sehingga Ibnu Sakdan
cepat-cepat memundurkan mobil pemadamnya untuk menyelamatkan diri. Pada saat
itulah Fasdar yang baru saja jatuh dari atas mobil tergilas hingga tewas di TKP.
Malam
itu juga korban dievakuasi ke RSU Cut Meutia Bukit Rata. Setelah divisum jenazah
korban dikembalikan kepada keluarganya dan dikebumikan di Gampong Cut Mamplam
Kandang, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe. Korban Fadlan meninggalkan seorang
isteri bernama Cut Elisa (32) serta 2 orang anak masing-masing M Nailufar (4,5)
dan Naifa (2,5). Menurut informasi, almarhum Fasdar alias Fadlan semasa hidupnya
telah bekerja selama 7 tahun sebagai karyawan honorer di Pemadam Kota
Lhokseumawe. Dan kasus kerusuhan yang menewaskan Fadlan tersebut masih ditangani
pihak yang berwajib.
Safwan,
Danru A Group Pemadam Pemko Lhokseumawe yang bertugas di lokasi kebakaran
Syamtalira Bayu malam itu, mempertanyakan, kenapa masyarakat melampiaskan
amarahnya kepada awak Pemadam Kebakaran ? “Sedangkan kami Pemadam dari Kota
Lhokseumawe membantu memadamkan api di wilayah Aceh Utara, seharusnya mereka
berterima kasih, bukannya membuat kerusuhan seperti itu. Setiap Regu Bantuan,
dalam hal apa saja tetap tibanya pada ring ke-2 atau pada ring ke-3,” sebut
Safwan.
Drs
Saifullah, Geuchik Gampong Meunasah Beunot, Syamtalira Bayu, mengatakan,
menyangkut kerusuhan di lokasi kebakaran ruko itu telah dimintai keterangan
oleh pihak kepolisian yaitu Firdaus, ketua pemuda setempat, dan seorang lainnya
adalah dari unsur KPA.
Sejauh
itu penyidik Reskrim Polres Lhokseumawe menjawab wartawan, dari hasil
pemeriksaan beberapa petugas kebakaran Kota Lhokseumawe, tidak ada satu pun
yang melihat kalau Fasdar alias Fadlan (33) ditarik oleh massa hingga akhirnya
terjatuh dan tergilas ban mobil pemadam sampai tewas. Hal itu disampaikan
Kapolres Lhokseumawe, AKBP Anang Triarsono, melalui Kasat Reskrim, AKP Yasir SE,
Jum’at (29/4) yang disiarkan di Harian Serambi Indonesia pada Sabtu (30/4). (F.434) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks
No comments:
Post a Comment