WARGA PERBATASAN ANDALKAN AIR HUJAN
![]() |
Kadis PU Kota
Jayapura, Nofdi J Rampi.
|
KEPALA Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Jayapura, Nofdi J Rampi,
mengungkapkan bahwa warga Kampung Skouw Sae, Skouw Mabo, dan Skouw Yambe,
Distrik Muara Tami, terletak di kawasan perbatasan RI-PNG, kesulitan air
bersih.
"Mereka masih mengandalkan air hujan untuk
kebutuhan sehari-hari. Selama ini kehidupan masyarakat Muara Tami berjalan
dengan konsep tadah air hujan, menggali sumur lalu diolah," papar Nodfi di
Jayapura, Selasa (24/5).
Menurut Nodfi, kesulitan air bersih yang
dialami warga perbatasan itu menjadi perhatian Pemerintah Kota Jayapura. Di
tahun anggaran 2016 diprogramkan empat sumur bor di tiga kampung itu.
Pengembangan air layak konsumsi di kawasan itu
sangat sulit. Bahkan satu sumber air tidak mungkin cukup untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat di tiga kampong tersebut. "Ada sumber air permanen
yang bisa kita pikirkan untuk dikembangkan, tapi sumber air itu dari PNG.
Gambaran sederhana bahwa itu sudah melintas batas, itu kan masalah,"
ungkap Nodfi.
Oleh sebab itu, solusi lain yang dipikirkan
selain membuat sumur bor adalah sistem daur ulang air sumur bor, tetapi itu membutuhkan
anggaran yang cukup besar. "Muara Tami ini memang agak susah kita sediakan
air, tetapi kita akan upayakan untuk bisa ada air bersih di sana," ujarnya
seperti dikutip dari Antara.
Masih menurut Nodfi, air sumur yang dikonsumsi
sebagian masyarakat Muara Tami sudah aman, karena telah melalui proses
pengelolaan dengan mesin-mesin canggih.
"Sekarang banyak mesin pengelolaan air,
depot-depot jadi mudah, kalau dulu belum," pungkasnya. (Ist) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment