WALIKOTA SURABAYA
PERCANTIK KAWASAN KENJERAN
Bu Risma saat mengecat rumah warga Kampung
Kejawan Lor, Kenjeran.
|
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya
mempercantik wajah kawasan Kenjeran. Di antaranya dengan melakukan pengecatan
rumah-rumah nelayan dan warga di sana menjadi lebih berwarna-warni dan menarik
dipandang. Pengecatan rumah nelayan di Kenjeran itu dipimpin langsung oleh
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini atau Bu Risma, bersama jajaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Pemkot Surabaya dan elemen masyarakat, Jumat (20/5).
Tiba
di kawasan kampung Kejawan Lor, Kenjeran, sekitar pukul 09.00 WIB, Bu Risma langsung
mengenakan helm pengaman sembari membawa kuas cat. Dia lantas sibuk mengecat
dinding rumah warga yang ada di seberang jalan, dengan warna hijau. Tak hanya
rumah di pinggir jalan, ia juga masuk ke dalam kampung hingga rumah yang
lokasinya berbatasan langsung dengan pantai. Sembari mengecat, ia juga menyapa
dan berdialog dengan warga yang berpapasan. Lebih dari satu jam Bu Risma melakukan
pengecatan di kampung Kejawan Lor.
“Kalau
begini kan kelihatan lebih bagus ya bu rumahnya. Nanti kalau kampungnya bagus,
ada banyak orang ke sini dan belanja,” kata Bu Risma kepada seorang warga
Kejawan Lor.
Sebelumnya,
sejak pagi, jajaran SKPD Pemkot Surabaya juga beramai-ramai mengecat rumah
nelayan di sana. Warga yang awalnya sekadar melihat, lantas ikut antusias
mengecat rumahnya. Hasilnya, puluhan rumah nelayan di Kelurahan Kejawan Lor
yang mulanya ‘tidak berwarna’ itu, berubah merona indah oleh lumuran cat
warna-warni. Kegiatan pengecatan rumah warga ini juga kelanjutan dari agenda
BulakFest yang digelar pada awal April lalu yang salah satu acaranya adalah
pengecatan rumah nelayan di Kelurahan Cumpat.
Bu
Risma mengatakan, pengecatan rumah nelayan kampung Kejawan Lor yang melibatkan
seluruh SKPD Kota Surabaya ini bertujuan untuk mengubah kampung nelayan menjadi
jujugan wisata internasional. Harapannya, ketika banyak wisatawan datang ke
sana, akan berdampak positif dalam mengubah kondisi ekonomi para nelayan
menjadi lebih baik.
“Ini
merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup nelayan. Mereka ini susah-payah
mencari ikan di laut tetapi ketika dijual, harganya murah. Saya ingin
mengangkat mereka ke posisi middle up.
Caranya, saya akan bawa orang-orang middle
up ke sini. Untuk itu lingkungan di sini harus bersih dan indah,” tegas Bu
Risma.
Apalagi,
akhir Juli nanti, Surabaya akan menjadi tuan rumah agenda Prepatory Committe (Prepcom) III for UN Habitat. Akan ada ribuan peserta delegasi dari puluhan
negara di dunia yang datang ke Surabaya. Pemkot Surabaya juga menyiapkan agenda
field trip alias kunjungan lapangan.
Salah satu tujuannya adalah ke kampung nelayan Kenjeran.
Karenanya,
Pemkot Surabaya terus berupaya mempercantik wajah kampung nelayan. Selain
mengecat rumah dan memasang paving di jalan kampung, walikota juga menyebut
akan membuatkan jamban. “Supaya warga dan anak-anak di sini sehat. Kami juga
akan memberikan pelatihan untuk nelayan agar pendapatannya bertambah” sambung
walikota.
Apa
yang dilakukan pemkot terhadap masyarakat nelayan di Kejawan Lor, juga
menunjukkan kepada masyarakat dunia bahwa nelayan juga bisa survive tanpa harus berantem, tetapi
bisa hidup berdampingan secara damai. Konsep ini yang membuat PBB menjadikan
Surabaya sebagai tujuan untuk belajar bagi negara lain.
“Saat
saya di Amerika kemarin, semua perwakilan negara hanya menyampaikan berbagai
persoalan di negaranya, dan minta agar ditangani PBB. Apa-apa PBB, apa-apa PBB.
Kan tidak bisa seperti itu. Makanya saya menyampaikan harus bisa berusaha
sendiri, seperti yang sedang kami lakukan sekarang ini,” jelasnya.
Sementara
Camat Bulak, Priyatno, berharap, rumah nelayan di tiga kelurahan, yakni
Kejawan, Cumpat dan Nambangan, semuanya akan berwarna-warni oleh cat. “Bukan
hanya rumah yang ada di seberang jalan, tetapi juga di dalam kampung,” ujarnya.
Dan, yang tidak kalah pentingnya, sambung
Prayitno adalah bagaimana mengubah mind
set warga di wilayahnya. Dia berharap warganya kelak bisa memiliki
kesadaran terhadap lingkungannya sendiri. “Konotasi yang ada kan lingkungan
nelayan itu kumuh dan kotor. Itu yang akan kita ubah. Harapan kami nanti
kampung nelayan menjadi bersih dan indah sesuai instruksi bu wali,” sambung
Prayitno. (Rilis) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks
No comments:
Post a Comment