Pemkab Batola Perkuat
Destinasi Pariwisata
Lokasi Wisata
Rumpiang Selesai 2016
Dari atas : Kera penghuni Pulau Kembang dan sirkuit Grass Track di Agropolitan Tarantang, Jembatan Rumpiang, Jembatan Barito, Siring Marabahan. |
KABUPATEN Barito Kuala (Batola), Provinsi
Kalimantan Selatan, memiliki beberapa obyek wisata yang mempunyai prospek cukup
bagus untuk dikembangkan, sehingga menjadi tujuan wisata bagi warga yang ingin
berlibur dan terhibur. Tidak hanya untuk warga Batola sendiri tetapi juga dari
luar Kabupaten Batola.
Beberapa obyek wisata yang dimiliki
Kabupaten Batola seperti Pulau Kembang, Pulau Kaget, Jembatan Barito, Agropolitan
Tarantang, Agropolitan Sungai Kambat, Siring Marabahan, obyek wisata religius
Makam Datuk H Abdussamad, dan Jembatan Rumpiang.
Pulau
Kembang merupakan sebuah delta seluas 60 Ha yang terletak di tengah Sungai
Barito dan merupakan tempat habitat kera ekor panjang dan beberapa jenis ekor
burung.
Pulau
Kaget merupakan pulau cagar alam adalah habitat bagi monyet besar berhidung
panjang atau oleh penduduk setempat disebut dengan Kera Belanda/Bekantan karena
hidungnya panjang, mukanya merah serta perutnya yang gendut. Serta beberapa
jenis burung.
Jembatan
Barito. Di areal jembatan ini direncanakan akan dibangun Kawasan Barito Park di
mana nantinya kawasan ini menyediakan pusat hiburan keluarga yang menyediakan
berbagai macam wahana.
Agropolitan
Tarantang, kawasan sentra produksi jeruk dan holtikultura berbasis padi, kawasan
pengembangan sapi potong dan kambing berbasis padi dan palawija, kawasan sentra
kelapa rakyat, sentra perikanan dan kelautan. Di sektor perikanan dan kelautan,
Batola berhasil membudidayakan udang galah sebagai komoditas unggulan. Di
Terantang juga terdapat sirkuit Grass Track semi permanen yang sering
menyelenggarakan even-even balapan.
Agropolitan
Sungai Kambat merupakan pusat wisata agro di Kalsel. Di Sungai Kambat terdapat
Balai Kasa (balai benih induk) tanaman holtikultura. Dengan pembangunan sarana
dan prasarana wisata agro diharapkan banyak turis mancanegara dan turis lokal yang
datang ke kawasan Wisata Agro Sungai Kambat. Dengan demikian, harga bibit dan
buah yang dapat dipetik langsung dikebun oleh turis akan menjadi makin mahal.
Selain itu, pemda juga akan membantu pemasaran hasil bibit dan buah-buahan yang
ada. Masyarakat juga dapat menikmati buah jeruk "Siam Banjar" yang
rasanya sudah terkenal manis sambil menikmati ikan bakar atau goreng yang
segar.
Siring
Marabahan terletak di depan rumah dinas bupati, lokasinya sangat strategis
karena mudah dicapai baik dari jalan sungai maupun lewat darat. Mendatangi
siring pada sore hari, pengunjung akan menikmati senja di tepi Sungai Barito
sambil menikmati makanan yang dijual di sekitar tempat itu. Lalu-lalang getek (sampan) yang mengangkut
penumpang, kapal tugboat yang menarik tongkang berisikan material batubara atau
terlihat atlet dayung sedang berlatih di Sungai Barito adalah beberapa aktivitas
yang bisa dilihat dari areal Siring Marabahan. Bahkan jika suka memancing tidak
ada salahnya membawa alat pancing. Menikmati sore hari di tepi siring akan
memberikan inspirasi buat Anda.
Makam
Syekh Abdussamad Bin Mufti Jamaluddin Bin Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari
Kelampayan, dari pihak ibu, ibu beliau adalah orang Dayak Bekumpai asli yang
dinikahi oleh anak Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari yang bernama Mufti
Jamaluddin. Syekh Abdussamad inilah yang berperan besar dalam islamisasi Dayak
Bakumpai. Salah satu ulama keturunan Datu Kalampaian Syekh H Muhammad Abdusamad
Bin Al-Mufti H Jamaludin Bin Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Cucu Datu
Kalampaian ini lebih banyak berjuang menyebarkan Islam di pesisir Sungai
Barito.
Jembatan
Rumpiang adalah jembatan yamg membentang di atas sungai Barito, Kota Marabahan,
Kabupaten Barito Kuala. Dengan hadirnya jembatan tersebut memperlancar arus
lalu lintas dari Kota Marabahan menuju Banjarmasin dan sebaliknya yang
sebelumnya harus menggunakan kapal feri untuk menyeberangi Sungai Barito. Jembatan
Rumpiang sendiri memiliki total panjang bentang 753 meter dengan bentang utama
sepanjang 200 meter menggunakan konstruksi pelengkung rangka baja.
Seperti yang dijelaskan Kepala
Disporbudpar Barito Kuala (Batola), Mahali bahwa, pada tahun 2016/2017 pihaknya
terus memperkuat destinasi pariwisata. Mengingat bidang ini dipandang sangat
strategis untuk dikembangkan. Di samping upaya destinasi ini cukup mendapat
dorongan dari pihak legislatif.
“Pihak
DPRD selalu mempertanyakan langkah-langkah pengembangan wisata di daerah ini.
Upaya itu cukup mendorong saya untuk melakukan pengembangan destinasi,” terang
Mahali.
Mahali
memaparkan, untuk tahun 2016 ini pihaknya akan membangun lokasi wisata di
kawasan Jembatan Rumpiyang. Ia menargetkan kegiatan yang berasal dari pusat
dengan biaya Rp 5,3 miliar itu segera rampung tahun 2016 ini juga.
Sedangkan
tahun 2017, lanjut Mahali, rencananya juga dikembangkan destinasi wisata
religius yang menyatu dengan lokasi taman Panglima Wangkang Marabahan.
“Kegiatan yang juga berasal dari pusat dengan biaya senilai Rp 13 miliar ini
tentunya akan menjadikan lokasi wisata di kawasan itu akan lebih sempurna,”
katanya.
Selain
kedua kawasan wisata tersebut, Disporbudpar Batola juga merencanakan untuk
melakukan destinasi wisata baru seiring berkembangnya minat masyarakat terhadap
lokasi wisata yang jauh dari kota dengan kecenderungan ke lokasi-lokasi
perairan.
Sehubungan
dengan hal itu, Kadisporbudpar Batola merencanakan akan mengembangkan kawasan
wisata Pulau Kembang sejak 2017 dan sudah bisa dilaksanakan 2018 mendatang. Ia pun
mengharapkan dukungan dari pihak pemkab.
“Pihak
dewan melalui komisi 2 sudah melakukan peninjauan. Kita ada memiliki lahan
sekitar 6 hektar di kawasan itu yang bisa digunakan sebagai wisata strategis,”
tuturnya. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment