Wednesday, October 7, 2015

SURABAYA RAYA ADVETORIAL

Paskibraka Tak Hanya Kibarkan Bendera Merah Putih

“Sebagai seorang paskibraka harus menjadi teladan bagi lingkungan sekitar”
WALIKOTA Surabaya, Tri Rismaharini, mengawali sambutan di Lantai VI Graha Sawunggaling gedung kantor Pemerintah Kota Surabaya, Jumat (14/8) mengungkapkan, paskibraka bukan sekadar simbol kibarkan bendera merah putih. “Ini tugas kebangsaan yang luar biasa. Ini juga merupakan simbol bahwa kalian harus bisa menjadi seperti bendera merah putih yang terus berkibar meski dihantam hujan dan panas. Harus tegar dalam menghadapi apapun dan tidak boleh gampang menyerah”.
Selain meresapi makna pantang menyerah, menjadi paskibraka, sambung walikota, juga bisa mengajarkan tentang pentingnya kerja sama. Bu Risma (panggilan walikota) menambahkan, menunaikan tugas mengibarkan bendera pusaka, tidak bisa dilakukan sendirian. Tetapi memerlukan kerja sama dengan teman. Termasuk juga dukungan dari keluarga dan pihak sekolah.
Bu Risma mengingatkan kepada para paskibraka bahwa mengibarkan bendera tidak sendiri. Hal tersebut perlu dilatih dulu sehingga bisa mengibarkan bendera dengan baik. Ada guru, ada yang melatih dan ada teman. Karenanya, kelak ketika sukses, harus tetap ingat pada orangtua dan saudara.
Seratus siswa-siswi pilihan yang tergabung dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Surabaya tahun 2015, siap menjalankan tugasnya di hari kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2015. Tiga hari sebelum menjalankan tugas mulia tersebut, 100 Paskibraka Kota Surabaya dikukuhkan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Seusai pengukuhan yang berlangsung khidmat, Walikota Surabaya yang didampingi Kepala Bakesbang Linmas Kota Surabaya, Soemarno, memberikan wejangan guna menggugah semangat anak-anak pilihan yang berasal dari 57 Sekolah Menengah Atas dan sederajat se-Surabaya ini.
Seratus Paskibraka yang terdiri dari 50 pria dan 50 wanita dan berasal dari 57 Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah di Kota Surabaya tersebut telah mengikuti pelatihan yang diberikan selama 13 hari mulai 3 - 13 Agustus. Setelah pelatihan mereka kemudian dikarantina di Graha Widyabakti STESIA Surabaya selama empat hari. Hingga tanggal 17 Agustus 2015 mereka menjadi Paskibraka saat upacara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia di Taman Surya.
Walikota mengingatkan, semua pelatihan dan juga pembekalan mental yang diberikan kepada anggota paskibraka selama pelatihan, hendaknya bisa membuat mereka menjadi rule model bagi teman-teman, juga keluarganya dalam hal kedisplinan dan juga kesetiakawanan. Walikota berharap, pendidikan yang telah didapat selama pelatihan agar jangan hilang setelah tugas ini selesai, tetapi bawa terus sampai akhir hayat. Sebagai seorang paskibraka harus menjadi teladan bagi lingkungan sekitar karena tidak ada yang berhasil tanpa disiplin, kebersamaan dan keteladanan.
Kepala Bakesbang Linmas Kota Surabaya, Soemarno, menambahkan, perjuangan menjadi paskibraka tidaklah mudah. Keistimewaan yang hanya didapat satu tahun sekali ini membutuhkan tak hanya tekat, namun semangat yang tak kenal menyerah saat berlatih. Menurutnya, Kota Surabaya adalah kota yang memiliki anggota paskibraka paling banyak di Indonesia.
Motivasi yang disampaikan walikota mampu menyulut tekad pasukan Paskibraka Kota Surabaya untuk memberikan yang terbaik saat menjalankan tugas pada 17 Agustus 2015.  Grandis Primanda yang bertindak selaku komandan dalam pengukuhan paskibraka tersebut mengaku siap menjalankan tugasnya. “Motivasi dari ibu walikota membuat saya bertambah semangat untuk melakukan yang terbaik”. (F.809) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment