Wednesday, October 21, 2015

ANEKA BERITA

Simeulue : Kodim 0115 Simeulue Gelar Siraturahmi Toleransi Umat Beragama


PARA tokoh lintas agama bersama unsur muspida dan sejumlah unsur organisasi masyarakat (ormas) keagamaan di Kabupaten Simeulue sepakat menjaga kondusifitas wilayah di Kabupaten Simeulue. Diharapkan kesepakatan itu bisa mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik di tengah masyarakat, terutama konflik yang menyangkut SARA. Acara yang digelar bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriyah dan diprakarsai oleh TNI - Polri dan Pemda Kabupaten Simeulue tersebut merupakan momentum untuk menggugah toleransi antarumat beragama.
Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0115 Simeulue, Letkol Kav Muhammad Syarifudin, dalam sambutan acara silaturahmi yang digelar di Makodim 0115 Simeulue Desa Amiteng, Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue, mengharapkan toleransi umat beragama dapat ditingkatkan, menyusul keprihatinan atas peristiwa yang terjadi di Tolikara, Papua.
"Melalui silaturahmi kita tingkatkan toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Kabupaten Simeulue agar semua umat beragama merasa nyaman dan aman dalam melaksanakan ibadahnya masing-masing," pinta Syarifudin.
Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Simeulue, Hasrul Edya SSos, MAP, Ketua DPRK Simeulue, Murniati SE, Dan Lanal Simeulue, Letkol Elfandi, Kapolres Simeulue, AKBP Edi Bastari, perwakilan Kajari Simeulue, Kakanmenag, Hj Mirati AM, Kepala Kesbangpolinmas, Drs Kusmayadi MM, Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Simeulue, Azharuddin Agur SPd.
Selain itu turut juga hadir sejumlah tokoh ulama, masyarakat, organisasi sosial dan tokoh agama Islam hadir Ustadz Tarjri Lubis, Mucsin Raf SAg, Ustadz Sabunasir, Heriansya LC dan sejumlah ustadz lainnya serta dari perwakilan pendeta Protestan di Simeulue, Anderson, Rum Royan Siagian, Agustinus Nainggolan Yan Saragih, dan Robert Saragih. Serta tokoh muda Simeulue, Rahmad SH, Jumari ST, Dodi, dan Herman Hidayat.
Kapolres Simeulue, AKBP Edi Bastari, menghimbau agar mempererat tali silaturahim antarumat beragama. Terkait peristiwa yang terjadi di Tolikara, Papua, adalah perbuatan yang sangat menyayat hati umat muslim dan melanggar hukum. Menurutnya, hubungan baik, saling menghormati dan menghargai di Kabupaten Simeulue agar tetap terus terjaga dan lebih ditingkatkan. Maka dari itu dia menegaskan terkait peristiwa yang telah terjadi di daerah lain agar disikapi dengan kepala dingin dan lapang dada, tidak dengan emosi. Hal ini merupakan upaya untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya kesalahpahaman dan konflik antarumat beragama.
Wakil Bupati Simeulue, Hasrul Edyar SSos MAP, yang juga hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan, konflik berbau SARA yang terjadi di daerah lain diharapkan tidak terjadi di Kabupaten Simeulue. Menurutnya, keberagaman agama dan etnis justru harus menjadi kekuatan besar. Toleransi antarumat beragama harus tetap dijaga.
Menurut Ketua Forum Komunitas Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Simeulue, Azharudin Agur SPd, selama ini toleransi antarumat beragama di Simeulue berjalan dengan baik dan tidak ada konflik apa pun. Terkait peristiwa konflik di daerah lain, ia juga berharap ke depan toleransi antarumat beragama lebih ditingkatkan lagi.
Senada dituturkan oleh Ustadz Tarjri Lubis, Mucsin Raf SAg, Heriansya LC. Sementara perwakilan jemaat Protestan Simeulue, Anderson, sangat menyesalkan peristiwa di Tolikara. Dia berharap hubungan antarumat beragama yang selama sudah terjalin dengan baik agar tetap terus dijaga. Sedangkan Rahmad SH meminta kepada Kapolres, Dandim dan Danlanal serta kejaksaan yang memiliki struktur di pusat agar menyampaikan pesan untuk mengusut tuntas dan menghukum para pelaku di Tolikara serta membuka masalah ini secara terang kepada publik.
Demikan halnya yang disampaikan Ustadz Sabunasir. Menurutnya, peristiwa tersebut adalah kejahatan serius yang tidak bisa ditolerir. Namun ia meminta semua pihak menyepakati bahwa di Simeulue tidak akan ada unsur balas dendam oleh umat muslim kepada umat non muslim, mereka tidak akan diusik untuk hidup berdampingan di Kabupaten Simeulue.
Danlanal Simeulue, Letkol Elfanda, juga berharap peristiwa di Tolikara tidak terjadi di Simeulue. Pihak asing ingin memecah-belah persatuan yang sudah terbina dengan rukun antarumat beragama di Indonesia hingga akhirnya Indonesia hancur. “Karena itu sesama anak bangsa jangan mau diobok-obok," pungkas Elfanda.
Usai acara silaturahmi dilanjutkan dengan makan bersama dan sholat Dzuhur bagi umat muslim di mushola Makodim 0115 Simeulue. (Mohd Azis) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment