Saturday, October 10, 2015

ADVETORIAL BADUNG

Penjabat Bupati Badung Susuri Proyek Tukad Mati


PROYEK penguatan dinding muara Tukad Mati mendapat atensi dari Penjabat (Pj) Bupati Badung, Ir Nyoman Harry Yudha Saka MM. Bahkan pada Kamis (20/8), dirinya menyempatkan diri berkunjung ke lokasi proyek, sembari berkoordinasi dengan pihak UPT Tahura Ngurah Rai.
             “Mangrove itu lawannya adalah plastik. Dan yang dikerjakan sekarang ini adalah bagaimana sampah itu tidak masuk ke dalam daerah mangrove ini,” ucapnya didampingi oleh Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Badung, I Wayan Suambara.
Proyek penguatan dinding dan normalisasi muara Tukad Mati ini dipastikan bakal memberikan efek positif terhadap lingkungan, utamanya kawasan hutan mangrove di sekitarnya. Namun demikian, pengerjaannya tetap harus mengikuti prosedur yang ada. Mengingat hal tersebut dilakukan di dalam zona konservasi.
“Jadi ketentuan-ketentuan yang ada harus segera ditindaklanjuti. Intinya yakni koordinasi saja,” ujarnya.
Tindak lanjut mengenai surat jawaban dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) pun sempat dibicarakan langsung dalam kunjungan tersebut. Kesimpulannya, dalam waktu dekat akan diajukan mengenai pengubahan status zona perlindungan di tiga titik, yakni di Patasari, Jimbaran dan Nusa Dua.
“Jadi, di ketiga titik itu akan diusulkan perubahannya sekaligus. Selain untuk mengatasi permasalahan banjir, juga untuk menjaga kelestarian hutan mangrove di sekitarnya,” sebutnya berdasarkan koordinasi antara Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Kabupaten Badung, I B Surya Suamba, dan Kepala UPT Tahura Ngurah Rai, A A Kusumanegara.

Penjabat (Pj) Bupati Badung, Ir Nyoman Harry Yudha Saka MM,
didampingi Kepala Bappeda Litbang, I Wayan Suambara, ketika
meninjau proyek muara Tukad Mati, Kamis (20/8)
Selain penguatan dinding dan normalisasi muara Tukad Mati, dalam pertemuan tersebut juga mencuat mengenai rencana pembangunan jalan inspeksi yang menghubungkan antara wilayah Kuta, Jimbaran dan Nusa Dua. Hal tersebut dirasa sangat diperlukan, utamanya guna mengawasi keberadaan hutan dari ulah-ulah nakal, seperti halnya penyerobotan serta pembuangan sampah ke dalam kawasan hutan.
"Intinya, Badung sangat komit dalam hal kelestarian lingkungan," tegas Kepala Bappeda Kabupaten Badung, Wayan Suambara, menambahkan.
Proyek yang digodok oleh Pemerintah Kabupaten Badung ini mendapat respon positif dari masyarakat sekitar. Termasuk Bendesa Adat Kuta, Wayan Swarsa, yang juga hadir saat itu. Bahkan, ditegaskannya, pengamanan terhadap keberadaan hutan bakal diperkuat dengan pembuatan sebuah perarem.
“Jadi, akan ada penguatan adat yang menegaskan mengenai batas-batas wewidangan. Sehingga ada sebuah batasan jelas antara yang mana hak milik dan mana punya negara,” ungkapnya didampingi Ketua Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari Kuta, Nyoman Sukra.
Setelah mengunjungi titik muara Tukad Mati, Pj Bupati Badung bersama rombongan pun beranjak menuju hulu Tukad Mati. Tidak lain adalah dalam rangka memastikan rangkaian penanganan banjir di titik tersebut. Termasuk oleh keberadaan trash rack di titik sungai sekitaran Jalan Sunset Road.

“Jadi, penanganan permasalahan banjir di kampung turis ini benar-benar menjadi konsen beliau. Karena ini menyangkut masalah lingkungan, kesehatan, dan juga pariwisata secara berkelanjutan,” sebut Kabag Humas dan Protokol Setda Badung, A A Raka Yuda, menambahkan. (Ist) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment