Wednesday, October 14, 2015

LINTAS ACEH

ABU H HASBALLAH PAYA ITEK TEPUNG TAWARI 73 CJH 2015

Para CJH wanita dan Waled Tgk Muhammad Yusuf
CALON jamaah haji (CJH) ditepung-tawari untuk mendapatkan sempeuna, agar beroleh berkah dari  Allah SWT. “Orang yang berhaji ada yang atas panggilan Allah SWT dan ada pula orang yang berhaji atas panggilan setan,” kata Tgk H Mustafa Ahmad Abu Paloh Gadeng.
Bertempat di Balai Pelatihan Pembelajaran Manasik Haji Komplek Kediaman Abu H Hasballah Gampong Paya Itek Jalan Jungka Gajah – Keude Karieng Kecamatan Meurah Mulia, Kabupaten Aceh Utara, Senin (10/8), berlangsung acara Peusijuek (penepung-tawaran) sejumlah 73 CJH pria dan wanita dari beberapa kecamatan yang manasik hajinya atas bimbingan Abu H Hasballah Paya Itek.
 Para CJH dipeusijuek (ditepung-tawari) terutama oleh Tgk H Mustafa Ahmad (Abu Paloh Gadeng), Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Aceh Utara, yang setelah itu ditepung-tawari pula oleh sejumlah ulama lainnya dari Kabupaten Aceh Utara, termasuk di antaranya Tgk Abdul Gani Rasyid (Abu Gani), Pimpinan Dayah “BUSTANUS SA’ADAH” Gampong Glok Aron.  
Abu H Hasballah yang juga Panitia Pembangunan Masjid “RAUZATUL AMAL“ Paya Itek mengatakan, sebanyak 73 CJH yang ditepung-tawari Senin (10/8) itu berasal dari berbagai kecamatan di Kabupaten Acveh Utara yang pemberangkatannya atas ketentuan dan pemberitahuan Depag RI Cabang Aceh Utara melalui kloter 5 yang berangkat pada 11 September 2015.
Mereka dari Kecamatan Meurah Mulia, Samudera, Syamtalira Bayu, Geureudong Pasee, Kota Lhokseumawe, Syamtalira Aron, Tanah Pasir, Kecamatan Lapang, Kecamatan Nibong dan Tanah Luas. Para CJH yang ditepung-tawari itu mengaku telah mendapatkan bimbingan secukupnya selama ini dari Abu H Hasballah untuk bekal berangkat menuju tanah suci mengerjakan haji. “Dengan ilmu manasik yang telah diberikan oleh Abu H Hasballah, semoga kami dapat melaksanakan rukun Islam yang kelima dan beroleh predikat haji yang mabrur,” kata Ahmad Andip, CJH dari Desa Keutapang Teupin Punti, Kecamatan Syamtalira Aron, yang juga mantan camat.
Kembali pada tausiah Tgk H Mustafa Ahmad bahwa para CJH ditepung-tawari dengan maksud supaya mendapat ‘sempeuna’ atau mendapat berkah dari Allah SWT. “Supaya mereka tenang dan sempurna dengan tekad dan niatnya untuk berhaji. Secara umum melaksanakan ibadah haji tidak bisa sembarang tempat atau sembarang kota dan sembarang waktu. Tidak di Surabaya, tidak di Bogor atau di lain tempat, tetapi hanya di tanah Arab Makah dan Madinah, yang puncak hajinya wukuf di Arafah. Melakukan tawaf adalah berkeliling Ka’bah di Masjidil Haram. Berhaji khusus di bulan Haji bukan di sembarang bulan dan ada batas waktunya”.
Jauh sebelum adanya manusia di bumi ini Allah telah menciptakan Ka’bah. Sebelum ada manusia di bumi ini, yang bertawaf keliling Ka’bah adalah para malaekat dan setalah ada manusia di bumi maka yang bertawaf keliling Ka’bah adalah malaekat dan manusia. Demikian kata Tgk H Mustafa Ahmad.
Semasa pimpinan alam dipegang oleh Nabi Nuh, Ka’bah rusak akibat dilanda air bah. Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim memperbaiki Ka’bah. Allah juga memerintahkan Nabi Ibrahim memanggil para manusia untuk berhaji menunaikan rukun Islam yang kelima, dengan panggilan,“Labbaikallahumma Labbai. Labbaika Lasyarikalaka Labbai. Innal Hamda. Wanni’mata walmulk Lasyarikalak” .
Tgk H Mustafa Ahmad diapit Iskandar SSTP MSi, Camat Meurah Mulia, dan
AKP Ahmad Yani, Kapolsek Meurah Mulia
Dengan panggilan tersebut banyak manusia walau masih dalam tulang Shalbi atau dalam rahim ibunya menyahuti dengan kata-kata yang sama. Ada yang menyebutkan,”Lallabikan lahumma Labbai…” hingga 10 kali, ada yang menyebutkan 3 kali dan ada yang menyebutkan 1 kali. Maka yang menyebutkan panggilan Allah melalui Nabi Ibrahim 10 kali akan terlaksana 10 kali berhaji seumur hidupnya. Dan yang menyahuti 3 kali akan terlaksana hajinya 3 kali dan begitu pula yang menyahuti 1 kali akan terlaksana hajinya 1 kali pula.
Menurut riwayat, lanjut Tgk H Mustafa Ahmad, raja setan yang mendengar panggilan itu memohon kepada Allah,”Ya Allah izinkanlah saya memanggilnya sekali, saya suka untuk memanggilnya”. Allah SWT mengizinkannya, maka raja setan memanggilnya dengan ucapan,”Labbaikallahumma Labbai”. Ternyata manusia yang telah lahir dan yang masih dalam rahim atau tulang shalbi ibunya juga banyak yang menjawabnya satu kali, tiga kali, empat kali dan seterusnya. Menurut Tgk H Mustafa Ahmad bahwa yang pada zaman dulu menjawab panggilan setan berarti mereka dapat melaksanakan hajinya atas panggilan setan, bukan panggilan Allah melalui Nabi Ibrahim. Maka sia-sialah hajinya itu, walau dia berhaji lebih dari satu kali.
Kepada para CJH yang akan berangkat berhaji, Tgk H Mustafa Ahmad mengingatkan supaya melaksanakan seluruh rangkaian rukun haji dan sunnahnya. Berdoalah setiap saat pada tempat-tempat yang mustajabah, yakni di dalam Masjidil Haram maupun dalam masjid-masjid di Madinah. Berdoalah memohon ampunan kepada Allah, memohon diampuni dosa-dosa ibu dan ayah kalian, serta mohon ampunan atas dosa-dosa saudara-saudara kalian.
Waled Tgk H Muhammad Yusuf, Pimpinan Dayah dari Bayu, Aceh Utara, yang juga CJH 2015 memberi kata sambutan mewakili para CJH lainnya. Waled Tgk Muhammad Yusuf memohon doa dari para Abu dan seluruh ulama yang hadir, supaya berkenan memohonkan kepada Allah SWT agar mereka serombongan CJH yang berangkat berhaji tahun ini diterima Allah sebagai haji yang mabrur. Waled juga meminta agar didoakan oleh para ulama supaya mereka terhindar dari hal-hal yang kurang layak di tanah suci, supaya terhindar pula dari arah yang kesasar.
Acara tepung tawar diakhiri dengan doa penutupan yang juga dibacakan oleh Abu Paloh Gadeng Tgk H Mustafa Ahmad. (F.434) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment