Banjir Dan Korupsi Di PDAM
Warnai Pemerintahan Baru Abah Saiful – Cak Nur
Bupati Sidoarjo, H Saiful Ilah SH MHum,
dan
Wakil Bupati Sidoarjo, H Nur Achmad Syaifuddin |
SEPEKAN setelah dilantik, ada
dua peristiwa menarik yang mewarnai pemerintahan baru H Saiful Ilah SH
MHum dan H Nur Achmad Syaifuddin. Pertama, sehari setelah pelantikan 17
Pebruari 2016, genangan air di sepanjang jalur Tanggulangin – Porong
teratasi. Aktivitas lalu lintas yang sempat terganggu selama sepekan kembali
normal. Begitu pula jalur kereta api juga kembali bisa dilewati. Kedua, Kantor
PDAM Delta Sidoarjo digeledah dan 5 ruangan disegel Kejaksaan Negeri Sidoarjo.
Warning Bupati Sidoarjo, H
Saiful Ilah SH MHum, kepada seluruh SKPD untuk meningkatkan budaya kerja, kerja
dan kerja, telah direspon positif. Di awal masa pemerintahannya – minggu ketiga
Pebruari 2016 – adalah mengelola dan mengendalikan masalah air. Dalam jangka
menengah dan panjang, persoalan air patut memperoleh perhatian serius. Mengapa ?
Wilayah ini setiap tahun – terutama di musim penghujan – memiliki potensi
terjadinya genangan air dan banjir. Seperti diungkapkan Abah Ipul, banjir di
wilayah ini sejatinya tidak hanya karena hujan dan air kiriman. Air laut pasang
bisa jadi ‘ancaman’ yang tak mudah dibendung. Seperti yang terjadi di Sungai
Ketapang Tanggulangin; meski sudah dipompa masih butuh waktu untuk surut total.
Untuk menangani banjir, memang bukan
persoalan sederhana. Selain beberapa penyebab tersebut di atas, kondisi sungai
dan masyarakat juga turut menentukan. Faktor kedangkalan sungai, adanya timbunan
sampah di sepanjang alur sungai dan rendahnya kepedulian warga sekitar sungai,
tidak bisa diabaikan begitu saja.
Saat ini, Sidoarjo tidak hanya digoda oleh
potensi genangan air dan banjir. Wilayah ini masih membutuhkan stok air bersih; termasuk
guna pemenuhan kebutuhan air minum seiring berkembangnya bisnis
hunian. Selama ini, kebutuhan air bersih dan air minum menjadi ladang bisnis
‘pelaku bisnis’ luar daerah, Pasuruan, khususnya di perumahan-perumahan kelas
menengah.
Sidoarjo tentu perlu berinovasi guna
mencermati potensi genangan air, luberan air hujan dan air laut saat pasang
agar bisa dimanfaatkan secara optimal. Percepatan dan penguatan inovasi untuk
kemanfaatan publik, tentu perlu aktivitas sinergis. Di bawah komando Abah
Saiful dan Cak Nur, ada beberapa hal yang telah dipersiapkan. Salah satunya
adalah tekad menciptakan pemerintahan yang katalistik dan dinamis melalui
penguatan good governance. Dalam mewujudkan hal ini, dukungan
kelembagaan yang efektif dan kinerja aparatur yang kompeten, transparan dan
akuntabel sangat dibutuhkan. Ini titik sentral bagi terlaksananya aktivitas
pembangunan yang dapat diharapkan bisa memberi kemanfaatan bagi rakyat.
Di sela-sela giat inovasi, di lingkungan
PDAM ada dugaan terjadinya korupsi saat pelaksanaan proyek sambungan rumah (SR)
tahun 2015 untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kini kejaksaan sudah
melakukan ‘penyegelan’ ruang kerja empat direktur dan ruang kabag umum.
Dalam penggeledahan terkait kasus dugaan korupsi pengadaan pipanisasi Sambungan
Rumah (SR) senilai Rp 8,9 miliar itu, Tim Penyidik Kejari sudah dilengkapi
surat penetapan dari Pengadilan Negeri Sidoarjo.
“Kita juga ada surat penetapan dari
Pengadilan Negeri Sidoarjo. Kejari saat ini masih mendalami peran masing-masing
mulai ULP, PPK, Direktur Utama (Dirut), para direktur maupun para rekanan yang
membuat penawaran dan pemenang lelang pipanisasi tersebut,” jelas Kepala Kejari
Sidoarjo, M Sunarto SH, Senin (22/2). (Solik) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment