RUNTUHNYA DINASTI
KEKUASAAN MAWARDI YAHYA
Penangkapan AWN sempat
dihalang-halangi oleh Mantan Bupati OI 2 periode,
Ir H Mawardi Yahya,
yang tak lain adalah ayah kandung AWN.
Bupati Ogan Ilir, AWN, saat ditangkap |
KEKUASAAN dinasti Ir H Mawardi Yahya runtuh setelah Bupati Ogan Ilir (OI), Ahmad
Wazir Nofiadi (AWN), ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN) di rumah pribadinya,
Jalan Musyawarah RT 26 Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Gandus, Kota Palembang,
Provinsi Sumatera Selatan, Minggu (13/3), sekitar pukul 21.30 WIB.
Penangkapan
AWN tersebut sempat dihalang-halangi oleh Mantan Bupati OI 2 periode, Ir H Mawardi
Yahya, yang tak lain adalah ayah kandung AWN. Dalam penangkapan tersebut
petugas BNN pusat dan daerah mendapatkan perlawanan dan petugas sempat
mengadakan negosiasi selama 1 jam namun tidak ada kesepakatan. Hingga akhirnya
petugas BNN pusat dan daerah mengambil tindakan tegas dengan mendobrak pintu rumah
dan masuk ke dalam.
AWN saat diinterogasi BNN |
Petugas
yang dipimpin oleh AKBP Wanto dari BNN pusat ditambah 14 orang dari BNN Provinsi
Sumsel langsung mengepung rumah sang bupati. Ada yang melarikan diri, ada yang
lompat pagar ada yang masuk ke rumah warga dan ada pula yang masuk ke rawa-rawa.
Petugas pun berhasil mengamankan 9 orang yaitu AWN (Bupati OI), Wakil Bupati OI,
Ilyas Panji Alam (IPA), ajudan bupati yang oknum anggota Satpol PP, 2 orang
wartawan digelandang ke kantor BNN Provinsi Sumsel. Diduga ada juga Ketua DPRD
OI yang dibawa ke kantor BNN Provinsi Sumsel di Palembang.
Penangkapan
itu bermula dari tertangkapnya kurir narkoba di Indralaya berinisial Ic (Ichsan),
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Rumah Sakit Jiwa Ernadi Bahar Palembang. Dari
kicauan Ic, petugas mengembangkannya bahwa Ic telah menjual sabu kepada Murdani,
orang suruhan AWN (Bupati OI). Semula Ic tidak mau mengakuinya, namun Murdani
telah mengaku kepada petugas BNN bahwa sabu tersebut dari Ic. Ia mengaku pula disuruh
bupati dan narkoba berbentuk sabu tersebut masih dalam amplop.
AWN saat berbaju dinas Bupati OI |
Selanjutnya
terhadap mereka yang ditangkap oleh petugas BNN diperiksa dan dites urinenya di
kantor BNN Provinsi Sumsel. Suasana masih dalam keadaan tegang, semua wartawan
disuruh keluar dari pekarangan rumah bupati oleh petugas BNN. Wakil Bupati OI (IPA) dibawa naik ke
mobil Mitsubhisi, kemudian yang lain naik mobil Xenia silver dan Velos. Sedangkan
sang bupati (AWN) menggunakan mobil Pajero hitam keluar lewat pintu samping.
Sementara
itu Kabid Pemberantasan Narkoba BNN Provinsi Sumsel, AKBP Minal, kepada para awak
media di lokasi penangkapan mengatakan,”Saya di sini tidak bisa banyak bicara,
lebih baik anda semua tanyakan langsung kepada pimpinan saya (Kepala BNN Provinsi
Sumsel)”.
AWN saat terpilih menjadi Bupati OI 2016 – 2021 |
Berdasarkan
hasil investigasi FAKTA di lapangan, sekitar pukul 00.59 WIB, Wakil Bupati OI
(IPA) keluar dari ruang pemeriksaan dan dia tidak ditahan seperti Bupati AWN,
Ic, Murdani, Deni Afriansyah, Juniansyah dan Ferizal alias Roche. Namun ketika
para awak media menanyakan seputar pemeriksaannya, IPA tidak banyak komentar.
“Kedatangan saya ke mari sehabis Maghrib untuk menemui Mantan Bupati OI,
Mawardi Yahya, yang tak lain adalah orangtua Bupati AWN untuk sekedar
berkunjung. Dan mengenai pemeriksaan urine, itu dapat anda tanyakan lebih dalam
kepada pemeriksa”.
Dari
hasil tes urine dan pemeriksaan sementara ditetapkan sebanyak 5 orang positif sebagai
pengguna dan tersangka yang dianggap melanggar akan dijerat dengan pasal 112
ayat (I) jo pasal 127 ayat 1a UU No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dengan
ancaman hukuman pidana maksimal 12 tahun dan minimal 4 tahun penjara dan pasal
65 ayat 6 UU No.23 Tahun 2014 yang bunyinya,”Jika kepala daerah atau wakil
kepala daerah tersebut menyalahgunakan narkotika maka akan diberhentikan tetap”.
Kelima
orang tersebut ialah Bupati OI (AWN), Murdani (tangan kanan Bupati AWN), Deni
Afriansyah (PNS Dinkes OKU Timur), Juniansyah (security rumah Bupati OI) dan Ichsan
(PNS RSJ Ernaldi Bahar Palembang). Kelima orang tersebut langsung diterbangkan
ke Jakarta untuk diadakan pemeriksaan di markas BNN Pusat.
Bupati
AWN yang baru dilantik pada 17 Februari 2016 merupakan kepala daerah yang
termuda di Indonesia yaitu baru berusia
27 tahun. Sejumlah partai pengusungnya banyak yang terkejut. Antara lain M Toha,
penesehat AWN dan sekaligus pengurus Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) belum
mengetahuinya secara pasti walaupun ia sebagai penasehatnya. Kemudian Wakil Ketua
DPRD Kabupaten OI dari Partai Golkar dan sebagai partai pengusung AWN, Irwan
Noviatara, berkata,”Saya sangat menyesalkan hal itu bisa terjadi. Sepengetahuan
saya pada waktu itu sang bupati ada di Jakarta”.
Sedangkan
Ketua PDIP Kabupaten OI berkata,”Maafkan saya, untuk sementara saya no comment
menyangkut masalah ini”.
Sementara
itu Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Selatan, Ir H Alex Noerdin, yang
juga Gubernur Sumsel, ketika dikonfirmasi Raito Ali dari FAKTA saat akan
mengikuti pemakaman tokoh pemekaran Kabupaten Banyuasin mengatakan,”Saya minta
kepada anda untuk tidak menanyakan hal itu karena sekarang saya sedang
mengikuti ritual pemakaman tokoh pemekaran Kabupaten Banyuasin,” ujarnya. (F.601)
No comments:
Post a Comment