Dewan Tolak Dana Sharing Pembebasan
Lahan Shortcut Denpasar - Singaraja
Nengah Tamba |
KETUA Komisi III
DPRD Provinsi Bali, Nengah Tamba, mengatakan, DPRD Bali menolak permintaan
pemerintah pusat untuk melibatkan daerah membiayai pembebasan lahan 10 shortcut Denpasar - Singaraja. Sebab, shorcut tersebut merupakan jalan
nasional. Selain itu, biaya pembebasan lahan di Bali cukup mahal sehingga
diusulkan agar langsung dibiayai oleh pemerintah pusat.
Tamba
mengatakan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sedang merancang pembangunan shortcut jurusan Denpasar - Singaraja.
Dalam perencanaan Kementerian PU saat pertemuan dengan Komisi III DPRD Bali
beberapa waktu lalu, rencana pembangunan tersebut kini sedang dilakukan feasibility study (FS). Tahun 2016 ini sudah dilanjutkan pada tahap
pembuatan detail engineering design
(DED), tahun 2017 masuk pada tahap pengurusan Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) dan tahun 2018 sudah pada tahap pembangunan kontruksi.
Politisi
Partai Demokrat asal Jembrana ini menambahkan, dari rencana pembangunan itu
dirancang 10 titik pembangunan shortcut
dengan biaya Rp 2.232,309,027.525,- yang bersumber dari APBN, termasuk
pembebasan lahan diharapkan bisa ditalangi oleh dana APBN. Namun demikian dari
10 rencana tersebut ada 4 titik lokasi yang menjadi prioritas pembangunan.
“Dari
4 titik lokasi yang dijadikan prioritas pembangunan shortcut itu ada di Candi
Kuning, Wanagiri, Bedugul dan Gigit. Teknik pengerjaannya dengan pemotongan dan
pemerataan (cut and fill),” kata
Tamba di Denpasar belum lama ini.
Adanya
pembangunan shortcut ini, Tamba
mendorong secara penuh agar secepatnya dapat dikerjakan. Hal itu dikarenakan
selama ini jarak tempuh Denpasar - Singaraja bisa mencapai 2 jam dengan jalan
yang berkelok-kelok. Bagi wisatawan jelas banyak dibuat mabuk dan muntah lantaran
perjalanan panjang dan berkelok-kelok. Kalau shortcut dapat terbangun diyakini jarak tempuh bisa dipercepat
sampai 1 jam.
“Kita
mendorong secepatnya untuk dibangun selain mempercepat jarak tempuh juga
mempercepat pemerataan pembangunan dan ekonomi masyarakat antara Bali selatan
dengan Bali utara,” pungkasnya. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment