MEMBANGUN KEDAULATAN PANGAN
MELALUI KOMODITAS NON-PRIORITAS
KABUPATEN Balangan, Provinsi Kalimantan
Selatan, semakin serius membangun kedaulatan pangan, baik di tingkat daerah
maupun sebagai partisipasi pada tingkat nasional. Apalagi, sektor pertanian
merupakan sektor yang diproyeksikan sebagai sektor andalan di masa depan ketika
sektor pertambangan tidak lagi produktif.
Pertanian yang dimaksud
adalah dalam arti luas, yaitu pada prinsipnya mencakup sektor budi daya tanaman
dan hewan peliharaan, serta ekstraksi sumber daya alam yang terbarukan. Dalam
hal ini bidang-bidang yang termasuk adalah pertanian tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Berbicara mengenai
kedaulatan pangan, pikiran kita selalu terarahkan kepada hal-hal yang terkait dengan
pertanian. Selanjutnya, kata ‘pertanian’ itu sendiri membawa kita kepada
gambaran tentang pedesaan.
Percepatan pembangunan
pertanian dan kawasan pedesaan memerlukan komitmen yang teguh dan tanggung
jawab moral yang kuat dari seluruh pihak, baik pemerintah beserta segenap
aparaturnya, masyarakat maupun swasta agar pembangunan dapat bergerak lancar,
terpadu, efisien, efektif dan sinkron (selaras) dengan sektor-sektor lainnya.
Karenanya, Kabupaten
Balangan membangun kedaulatan pangan melalui beberapa komoditas yang terus
ditingkatkan, di antaranya padi/beras, jagung, kedelai dan daging. Tiga macam
komoditas pertama telah dicanangkan secara nasional, dan Balangan telah aktif
dan berhasil mencapai target angka produksi yang diberikan oleh pemerintah
pusat. Sedangkan untuk komoditas daging lebih banyak porsinya adalah inisiatif
daerah.
Membangun Sentra Peternakan
Balangan adalah pemain
baru dalam dunia pemasok daging sapi. Namun, keseriusan dalam bidang ini tidak
main-main. Selain mendatangkan indukan sapi unggul dari luar daerah (Nusa
Tenggara Barat), pemerintah setempat juga mengembangkan sentra pembibitan,
kawasan pakan ternak dan area-area pendukung peternakan.
Sentra Kawasan Pembibitan
Peternakan adalah merupakan pembangunan peternakan sebagai industri biologis yang
mencangkup 4 (empat) komponen yaitu :
- Peternak sebagai
Subyek harus ditingkatkan keterampilan dan kesejahtraannya.
-Ternak sebagai Obyek harus dibudidayakan dan ditingkatkan produktivitasnya.
-Lahan dan
Lingkungan sebagai Basis Ekologi Budidaya harus dilestarikan dan dimanfaatkan secara
berkelanjutan.
-Teknologi
sebagai Alat perlu ditingkatkan dan dikembangkan.
Sentra Kawasan Pembibitan
Peternakan merupakan kawasan yang dicanangkan untuk memproduksi
bibit-bibit ternak crossing untuk
dikembangkan dan disalurkan kepada masyarakat peternak di Kabupaten Balangan, dengan tujuan dapat memperbaiki ekonomi masyarakat.
Salah satunya, yang
merupakan salah satu kegiatan Seksi Penyebaran dan
Pengembangan Peternakan di bawah Bidang Peternakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Peternakan
dan Perikanan (PTPHPP) Kabupaten
Balangan adalah sentra kawasan pembibitan induk sapi unggul, berlokasi di Desa
Harapan Baru, Kecamatan Paringin Selatan. Berawal dari populasinya sebanyak 27 ekor induk sapi Simental (didanai oleh APBD Kabupaten Balangan) dan 18 ekor betina (bantuan dari APBD Provinsi Kalsel) pada tahun 2012, sekarang sentra
tersebut telah mengembangkannya sehingga populasi ternaknya menjadi 31 ekor induk, 1 ekor pejantan, 20 ekor anak sapi jantan dan 26 ekor anak sapi betina.
Tenaga dokter hewan
melakukan kontrol setiap hari untuk memastikan kesehatan hewan ternak terpelihara dengan baik. Salah satu program pemeliharaan kesehatan ternak yang dilaksanakan
adalah pemberian obat cacing setiap 3 bulan sekali, kecuali pada ternak yang sedang bunting. Petugas juga secara rutin
melakukan penimbangan berat badan ternak untuk mengetahui pertumbuhan sapi, terutama pedet
(anak sapi) yang baru disapih. Selain itu, dilakukan pula pemberian vitamin A, D, E dan K untuk menjaga kesuburuan reproduksi ternak sapi.
Pengembangbiakan ternak dilakukan dengan kawin alami dan inseminasi
buatan. Pengawasan birahi dilakukan dengan tepat oleh petugas yang kompeten. Bila sapi yang birahi berada satu kandang dengan pejantan biasanya langsung
terjadi kawin alami. Jika tidak, maka dilakukan inseminasi buatan. Namun, pada prakteknya, angka kebuntingan yang
dihasilkan dari kawin alami sangat sedikit dibandingkan dengan hasil dari
inseminasi buatan. Oleh sebab itu, dilakukanlah sinkronisasi birahi dan inseminasi buatan secara bersamaan.
Peremajaan
Rumput Unggul Ternak Sapi
Untuk mengimbangi jumlah
ternak yang terus bertambah, dibutuhkan rumput berkualitas baik sebagai asupan pakan yang mampu menunjang produksi. Dinas PTPHPP
Balangan melalui Bidang Peternakan melakukan pengembangan dan menerapkan teknologi budidaya rumput unggul khusus untuk menyediakan pakan
ternak di daerahnya. Saat ini, luasannya sudah
mencapai 318 hektar.
Kepala Dinas PTPHPP Kabupaten Balangan, Tuhalus, mengatakan, ketersediaan rumput jenis unggul ini dijaga sepanjang tahun dan telah
dilakukan penanaman kembali bibitnya untuk menambah pasokan pakan sapi. "Kita juga melakukan peremajaan untuk rumput unggul yang
dirasa sudah tua dan mengalami sedikit kerusakan pada tanaman, seperti daunnya yang sudah keras dan batang tanamannya yang tumbuh rendah," katanya.
Disampaikannya, selain dari 318 hektar kawasan khusus pakan ternak yang telah dikelola, Balangan memiliki potensi padang
rumput hingga 33 ribu hektar. Jika lahan potensial tersebut
ditanami rumput unggul semua, maka pasokan
rumput unggul Balangan akan sanggup memenuhi
kebutuhan pakan untuk 45.000 ekor sapi sepanjang tahun.
Akan tetapi, untuk
pengembangannya memerlukan waktu, biaya dan penerapan teknologi sehingga tidak
bisa dilakukan dengan serta-merta. ”Dari luasan 318 hektar lahan rumput unggul tersebut
12 hektar di antaranya milik Dinas PTPHPP, dan sisanya
milik masyarakat,” urai Tuhalus.
Sejauh ini, lahan rumput unggul milik Dinas PTPHPP Balangan dikelola oleh
dinas dan peruntukannya adalah untuk memasok pakan bagi ternak
milik daerah, serta sebagai percontohan kepada masyarakat. Sedangkan lahan milik masyarakat dikelola oleh masing-masing peternak hasil dengan pembinaan dari Petugas Penyuluh Lapangan (PPL ). Pembinaan yang dilakukan meliputi teknik dan tata cara
penanaman, pemeliharaan hingga pemotongan/pemanenan rumput unggul.
Peternak yang memiliki lahan
potensial untuk pengembangan rumput unggul diberikan pengetahuan dan pembinaan
serta bibit agar dalam pengelolaan rumput mempunyai mutu dan harga jual yang
sesuai di pasaran. Sehingga, kepemilikian
dan pengelolaan itu bukan hanya untuk memasok pakan bagi ternaknya sendiri,
namun juga dapat menjadi sumber penghasilan tambahan. Budidaya rumput unggul
bisa menjadi usaha tersendiri yang menghasilkan pendapatan tambahan bagi warga.
Menuju Produsen Sayur-Mayur
"Tahun ini bidang holtikultura akan kami genjot”
|
Di awal 2016,
Balangan menunjukkan hasil kerja kerasnya meretas “karir baru” sebagai
penghasil sayur-mayur. Kerja keras, karena harus berhadapan dengan prioritas nasional yang mengarah pada komoditas lain yaitu padi,
jagung dan kedelai. Sedangkan salah satu motivasinya adalah fakta bahwa kebutuhan sayur-mayur di Kalimantan Selatan, termasuk Balangan,
banyak yang masih harus dipasok dari Jawa.
Kelompok tani “Kabang
Bersemi” di Kelurahan Paringin Timur, Kecamatan Paringin, berani menjadi pelopor. Mereka bekerja keras mengelola kurang
lebih 7.000 meter persegi lahan yang semula menganggur di kawasan Paringin
Timur.
Menurut ketua kelompok tani itu, Said Abdillah yang akrab dipanggil
Habib, mengubah lahan menganggur menjadi lahan penghasil sayur-mayur
dan buah-buahan harus dengan kerja keras dan keyakinan yang kuat. Karena
sebagaimana dimaklumi, kebanyakan orang beranggapan bahwa tanah Kalimantan
tidak cocok untuk tanaman sayur-mayur. Modal yang mereka gelontorkan juga tidak
kecil, mencapai Rp 30 juta. Namun, ujar Habib, hasil yang
diperoleh dari kebun sayur dan buah itu mencapai ratusan juta rupiah.
Pada sebidang tanah yang berlokasi di atas
bukit di kawasan Paringin Timur, kelompok tani “Kabang Bersemi” pada awalnya membudidayakan
tanaman brokoli dan cabai merah. Dengan ketekunan dan pemeliharaan yang
diupayakan dengan sebaik-baiknya, mereka meraih keberhasilan dengan dua macam
tanaman tersebut. Keberhasilan itu menambah semangat dan memperkuat motivasi
serta keyakinan untuk membudidayakan tanaman jenis lain. Maka, bertambahlah
jenis sayur-sayuran yang ditanam di lokasi tersebut. Ada kol, tomat, cabai
rawit, mentimun, bawang dan buah melon. Dan, berhasil !
“Melihat perkembangan
yang kami lakukan, akhirnya hingga sekarang membuahkan hasil, kami tak
menyangka," ungkap Habib.
Panen holtikultura yang dilakukan di lahan
milik Kelompok Tani "Kabang Bersemi" terasa sangat istimewa, karena
panen tersebut merupakan hasil jerih-payah dan tekad kuat
yang berhasil mematahkan asumsi umum terkait ketidakcocokan tanah Kalimantan
untuk budidaya sayur-mayur.
Panen yang dilakukan pada Jumat (19/2) bukanlah panen perdana mereka. Namun, itu
adalah panen raya perdana mereka. Bahkan, pemerintah setempat melalui Dinas PTPHPP menyatakannya sebagai
panen raya hortikultura Kabupaten Balangan. Sang bupati dan wakilnya beserta sejumlah pejabat Pemkab Balangan yang membidangi pertanian dan
pangan tampak menghadiri kegiatan panen raya tersebut. Bahkan Ketua
DPRD dan Kapolres Balangan pun hadir juga.
Bupati Balangan, Ansharuddin, menunjukkan
kegembiraannya atas prakarsa dan kemauan kuat warganya tersebut. Ia mengaku
bangga atas panen raya holtikultura perdana ini karena selama menjabat sebagai
wakil bupati selama dua periode terdahulu belum pernah ada panen raya seperti ini. "Dulu yang sering panen padi, jagung dan kedelai,
kemudian berputar lagi itu-itu saja," ucapnya.
Bisa dikatakan, pertanian hortikultura di
Balangan selama ini tidak berada di puncak prioritas dan kebanyakan digeluti
oleh petani hanya untuk dikonsumsi sendiri. Atau, dengan kata lain, cukup dengan hasil seadanya. Terlepas dari program
pajale (padi, jagung dan kedelai) dari pemerintah pusat dalam rangka membangun
ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, Ansharuddin berniat mengembangkan sub sektor yang satu ini. "Tahun ini bidang holtikultura akan kami genjot.
Ke depannya, pengembangan komoditas yang dibutuhkan masyarakat serta khas Balangan seperti waluh juga ditingkatkan tanamnya," ungkap Ansharuddin.
Harapannya, hortikultura dapat memberi
andil yang signifikan dalam memperkuat ketahanan pangan maupun perekonomian
daerah. Niat itu ditegaskan dengan permintaan
kepada instansi-instansi terkait di jajaran pemkab agar terus intensif
mendampingi para petani hortikultura, intensif melaksanakan penyuluhan dan
memperbanyak demonstration plot
(demplot).
Menyambung niat bupati, Kepala Dinas PTPHPP Balangan, Ir Tuhalus, menjelaskan bahwa ke depan
komoditas hortikultura tak hanya dikembangkan di wilayah Kecamatan Paringin
saja. Menurutnya, saat ini sudah disiapkan 10 hektar lahan yang terkonsentrasi
di Kecamatan Halong untuk tanam bawang.
“Hari ini sudah kita buktikan ternyata di Balangan bisa dikembangkan
komoditas tanaman hortikultura,” pungkas Ansharuddin saat panen raya hortikultura tersebut. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment