KETIKA KEPSEK SMPN 30
SURABAYA PURNA TUGAS
Drs Tumarni MM |
WAKTU begitu cepat berlalu, tak
terasa usia sudah menginjak 60 tahun, sebagai batas akhir status pegawai negeri
sipil (PNS) dengan jabatan terakhir sebagai kepala sekolah. Kepsek SMPN 30
Surabaya, Drs Tumarni MM, tepat 1 April 2016 sudah menginjak usia 60 tahun,
otomatis ia pun harus memasuki masa purna tugas alias pensiun.
Tentu saja banyak suka dan duka dalam meniti karirnya.
Karir Pak Tum, begitu ia biasa dipanggil
sehari-hari, dimulai saat tahun 1978-1980 menjadi guru SMP swasta dengan mengajar
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Lalu pada tahun 1981-1988, ia dipindahtugaskan
menjadi guru di SMPN 15 Surabaya. Selanjutnya, pada tahun 1988-1991 Pak
Tum ditugaskan di SMPN Ujung Pangkah, Gresik. Dan, tahun
1991-2007 Pak Tum ditugaskan menjadi guru Bahasa
Indonesia di SMPN 31 Surabaya. Puncaknya, tahun
2007-2014 Pak Tum dipercaya menjadi kepala sekolah di SMPN 10 Surabaya.
Dan, tahun 2014-2016 Pak Tum menjadi Kepsek
SMPN 30 Surabaya.
Pria berpenampilan kalem dan bersahaja ini
‘’sempat digandoli’’ oleh segenap civitas akademika SMPN 10 Surabaya
(siswa, guru, karyawan, komite, stake holder)
saat kepindahannya ke SMPN 30 Surabaya. Bahkan
mereka sempat meneteskan air mata sebagai pertanda kesedihan yang sangat
mendalam tatkala Pak Tum harus dipindahkan
ke SMPN 30 Surabaya.
Mengingat ketokohannya saat memimpin SMPN 10 Surabaya
selama tujuh tahun dianggap berjasa,
mumpuni dan memiliki loyalitas serta dedikasi yang tinggi. Pak Tum bersifat kebapakan dan menjadi panutan bagi
segenap civitas akademika SMPN 10 Surabaya.
Pun demikian di SMPN 30 Surabaya, Pak
Tum membuat segenap civitas akademika “trenyuh” atas
kepurnatugasannya. Karena selama ini sebagai Kepsek
SMPN 30 Surabaya
banyak kenangan manis nan indah dalam kepemimpinannya.
Pak Tum telah merampungkan tugas-tugasnya sebagai
pendidik dan kepala sekolah dengan pencapaian
yang terbaik, mengingat semua itu adalah amanah.
Hingga nama dan jasa-jasanya telah terpatri di dada sebagian besar anak
didiknya serta dunia pendidikan pada umumnya dan akan dikenang sepanjang masa.
Terima kasih Pak Tum, engkau adalah pahlawan tanpa tanda jasa. (F.453) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment