Thursday, February 4, 2016

DRESTA BALI

DENPASAR
Air PDAM Macet Tapi Tagihan Lancar

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika
PODIUM Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) benar-benar menjadi ajang bagi masyarakat Bali untuk menyampaikan keluhan serta aspirasinya. Bahkan, ada cukup banyak aspirasi yang terekam tiap PB3AS dibuka setiap hari Minggu.
Minggu pagi (18/10), misalnya, keluhan mengenai tersendatnya layanan PDAM pada sejumlah kawasan di Kabupaten Badung menjadi topik hangat di PB3AS. "Rumah saya dekat dengan Sungai Ayung yang notabene merupakan sumber mata air, namun belakangan air PDAM sering kecrat-kecrit (macet),” keluh Wayan Setiawan, warga Desa Bongkasa, Kecamatan Abian Semal, Kabupaten Badung.
Ia pun berharap PDAM Badung dapat mengatasi persoalan yang sangat merugikan masyarakat ini. "Airnya sering macet, tapi tagihannya lancar,” ujar Setiawan.
Sementara Edy, warga Kota Denpasar, juga melontarkan keluhan yang tak jauh berbeda saat berorasi di PB3AS. "Tenaga-tenaga teknis di PDAM seharusnya dapat memanfaatkan keahliannya untuk mengatasi tersendatnya distribusi air," ucapnya.
Ia kemudian menyarankan agar PDAM menerapkan teknologi yang lebih tepat guna untuk mengatasi persoalan ini. "Persoalan ini dapat diatasi dengan teknologi yang lebih tepat," saran Edy.
Menariknya, keluhan ini langsung mendapat tanggapan dari Gubernur Bali, Made Mangku Pastika. "Persoalan ini sejatinya tak perlu terjadi jika pihak PDAM, khususnya di kawasan Badung dan Denpasar, dapat mengoptimalkan pemanfaatan air yang dihasilkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Petanu dan Penet," ucap gubernur.
Dikatakan, dengan kemampuan produksi masing-masing sebanyak 300 liter/detik, dua SPAM itu mampu menghasilkan air sebanyak 600 liter/detik. "Keberadaan SPAM tersebut memang khusus untuk pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat di kawasan Gianyar, Badung dan Denpasar," tandas Gubernur Pastika.
Namun, sayangnya, demikian mantan Kapolda Bali ini, keberadaan SPAM tersebut belum dimanfaatkan optimal oleh PDAM. SPAM Petanu, misalnya, sudah dua tahun beroperasi, namun saat ini baru dimanfaatkan sebanyak 70 liter/detik. “Sisanya sebanyak 230 liter/detik terbuang sia-sia ke laut,” bebernya.
Untuk itu, Gubernur Pastika kembali mendorong PDAM di tiga kawasan itu agar dapat lebih maksimal memanfaatkan air yang dihasilkan SPAM Petanu dan Penet. Terlebih secara ekonomis, PDAM diuntungkan dengan mengambil air di SPAM tersebut.
Gubernur Pastika memberi ilustrasi, PDAM membeli air di SPAM seharga Rp 2.700/m3 atau setara dengan 1.000 liter. Sementara pihak PDAM menjual ke masyarakat seharga Rp 4.000 - Rp 5.000/m3.  

Selain untung secara ekonomis, pemanfaatan air produksi SPAM juga merupakan bagian penting dari upaya optimalisasi pemanfaatan air permukaan. "Kita punya persediaan air permukaan yang cukup. Tak ada alasan kekurangan air,” pungkasnya. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment