DINAS Pertanian Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi
Bengkulu, diduga mengadakan penanaman kedelai fiktif. Dana ratusan juta rupiah masuk
ke kantong pribadi, puluhan kelompok tani kedelai tertipu. Mereka diperintahkan
untuk membuka tabungan di Bank Rakyat Indonesia (BRI), ternyata sampai sekarang
dana bantuan sebagai modal penanaman kedelai tidak ada (kosong).
Program
penanaman kedelai tahun 2014 dari Dinas Pertanian itu dikucurkan melalui
Bantuan Sosial Budidaya Kedelai (SL PTTK) kawasan tanaman pangan. Untuk setiap
anggota kelompok tani menerima Rp.1.200.000,-/Ha. Kenyataan di lapangan, banyak kelompok tani
yang tidak menerima dana tersebut.
Berdasarkan
investigasi di lapangan tanggal 4 Februari 2015, bagi kelompok tani yang
mendapatkan bantuan berbentuk bahan bibit, obat-obatan, pupuk, diberikan dalam
berbagai variasi jumlahnya, serta uang untuk modal kerja sehingga kelompok tani
kesulitan untuk menyiapkan lahan 1 hektar/kelompok karena dana dan obat-obatan
tidak mencukupi. Bahkan tidak ada yang menerima sama sekali bantuan tersebut.
Aturannya, setiap kelompok tani yang beranggotakan 10 orang harus menanam
kedelai 10 hektar. Tapi kenyataan di lapangan jumlahnya tidak sesuai ketentuan,
yang ada hanya ½ hektar sampai 1 hektar hasil 2 orang di setiap kelompoknya.
Contohnya,
Kelompok Tani Blitar Muka sebagaimana dijelaskan Sekti selaku Ketua Kelompok Tani
yang beranggotakan 20 orang bahwa bantuan yang mereka dapatkan berupa 6 botol
pupuk cair, 2 kg kompos, 5 kg bibit kedelai, dan modal kerja Rp 120.000,-/anggota
kelompok. Dari 20 orang anggota kelompok ini diperkirakan menanam kedelai sekitar
10 hektar. Ini masih lebih baik dibandingkan dengan kelompok lain yang tidak
menanam sama sekali.
Anehnya
lagi, Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Air Apo yang ketuanya, Untung Raharjo,
saat dihubungi FAKTA di kediamannya mengatakan, ia sangat terkejut sekali
namanya dicantumkan dalam daftar penerima bantuan kedelai oleh Dinas Pertanian
Rejang Lebong. Sebab ia tidak aktif lagi sebagai ketua kelompok sejak tahun
2012-2013, dan ia sudah berhenti. Semua kegiatan sudah diserahkan kepada BPP
PUT. “Untuk lebih jelasnya, silahkan tanya pada BPP PUT Padang Ulak Tanding.
Karena sekarang saya sudah banyak aktifitas, jadi susah untuk membagi waktu,” ujarnya.
Lain
lagi persoalannya dengan Janu Juanda, Ketua Kelompok Tani Famili yang juga di
Desa Air Apo. Menurutnya, kendati ia telah membuka rekening di BRI Padang Ulak
Tanding namun tidak ada dana yang cair untuk kedelai. “Anehnya, jika kelompok
kami masuk dalam daftar dari mana jalannya ? Kami memang pernah mengurus tapi
tidak cair dan buku rekeningnya pun tidak diambil, sampai saat ini masih di BRI
Padang Ulak Tanding,” tandasnya.
Sementara
itu, PPK/PPTK penanaman kedelai Dinas Pertanian Rejang Lebong, Lince Malini SP,
ketika dihubungi FAKTA di kantornya akhir Februari lalu, tidak berada di
tempat. Sedangkan Ny Suhari yang bertugas di BPP PUT dihubungi secara terpisah
di kantornya mengatakan,”Kami di sini hanya pembinaan SDM, soal teknis kami
tidak tahu, apalagi kegiatan penanaman kedelai. Memang tidak ada pemberitahuan
atas kegiatan tersebut oleh Dinas Pertanian”. (F.601) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment