Walikota Jayapura, Dr Benhur Tomi Mano MM |
“PADA kesempatan yang
berbahagia ini saya mengajak semua memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa, karena limpahan rahmat anugerah-Nya, kita dapat memperingati
52 tahun kembalinya Irian Barat (Papua) ke pangkuan NKRI tanggal 1 Mei 2015,”
kata Walikota Jayapura, Dr Benhur Tomi Mano MM.
Tanggal 1 Mei 1963, lanjut walikota,
merupakan hari bersejarah bagi rakyat Indonesia pada umumnya dan rakyat Papua
(Irian Barat saat itu) pada khususnya, karena mempersatukan Nusantara dari
Merauke sampai Sabang. “Momentum bersejarah in tidak terlepas dari upaya para
pahlawan bangsa kita yang telah mengorbankan tenaga, pikiran, harta benda, jiwa
dan raga demi keutuhan Indonesia”.
Sejenak kita simak sejarah perjuangan
kembalinya Irian Barat (Papua) ke NKRI melalui Trikora yang membuka mata
Amerika. Konfrontasi Indonesia – Belanda saat itu menjadikan dunia
internasional takut Irian Barat menjadi ‘trouble
spot’ di Asia Tenggara. Akhirnya, Amerika bersedia menjadi penengah dalam
perjanjian New York pada 15 Agustus 1962. Irian Barat disahkan dalam Sidang
Majelis Umum PBB Ke-17 pada 21 September 1962 dengan Resolusi No.1752.
Langkah pengembalian Papua ke NKRI jelas dari
persetujuan New York dan secara resmi pada 1 Oktober 1962 Belanda menyerahkan
Irian Barat kepada United Nations Temporary Executive Authority atau Badan Pemerintah
Sementara PBB. Akhirnya waktu yang dinantikan tiba, pada 1 Mei 1963 bendera PBB
diturunkan dan hanya bendera Merah Putih yang berkibar di seluruh wilayah tanah
Irian Barat. Kewajiban Indonesia melaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat
(Pepera) di Irian Barat. PBB memantau semua proses Pepera. Dalam persetujuan
New York disebutkan bahwa hak menentukan nasib sendiri penduduk Irian Barat
dilaksanakan melalui Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) dari 14 Juli hingga 12
Agustus 1969. Hasilnya, penduduk Irian Barat tetap menjadi bagian tak
terpisahkan dari NKRI, yang dikukuhkan Majelis Umum PBB ke-24 melalui Resolusi
No.2504 pada tanggal 19 Nopember 1969.
Jadi, kembalinya Papua ke NKRI pada 1 Mei
1963 itu bukanlah merupakan upaya paksa namun merupakan perjuangan rakyat Papua
sendiri untuk mewujudkan NKRI dari Merauke sampai Sabang. Orang asli Papua
berjuang keras dank arena perjuangan kerasnya itu ditetapkan sebagai pahlawan
nasional adalah Frans Kaisepo, Marten Indey, Silas Papare J A Dimara.
“Apabila masih ada rakyat Papua punya
persepsi yang salah tentang hal ini, pada kesempatan ini saya mengajak semua
masyarakat Papua agar meluruskan sejarah ini dengan benar. Tugas kita saat iini
bukanlah memperdebatkan masalah tersebut tetapi yang lebih penting bagaimana
kita berkarya, bekerja keras mengisi pembangunan di daerah ini ke arah yang
lebih baik. Peringatan kembalinya Irian Barat ke NKRI tanggal 1 Mei di Kota
Jayapura ini diharapkan dapat lebih memperkuat semangat kita sebagai warga negara
Indonesia yang baik dengan membangun masa depan orang asli Papua dalam NKRI.
Tidak ada alasan yang mendasar bagi kita untuk keluar dari Republik Indonesia.
Ini aspirasi dan kemauan para orangtua kita yang ingin Papua masuk NKRI,” papar
walikota, mengingatkan.
Walikota Benhur Tomi Mano pun menegaskan
bahwa semangat kebersamaan sangat dibutuhkan dalam menghadapi persoalan
kebangsaan masyarakat yang kita cintai ini. “Peringatan kali ini mengambil tema
Dengan Dilandasi Semangat Kembalinya Papua Ke Pangkuan NKRI Tanggal 1 Mei 1963,
Kita Wujudkan Kota Jayapura Dan Papua Yang Aman, Damai Dan Sejahtera. Saya mau
mengajak masyarakat Kota Jayapura untuk mewarisi kekuatan semangat juang para pendahulu
kita, tugas dan tanggung jawab kita bersama membangun Kota Jayapura yang aman,
damai dan sejahtera. Semua orang boleh merasakan aman dan damai melakukan
aktivitasnya di Kota Jayapura. Hentikan kekerasan, pemalakan, pencurian, perkosaan
dan berbagai bentuk kriminal lainnya. Mari kita melangkah maju dalam era
Otonomi Khusus yang diatur dalam UU No.21/2001 yang diubah dengan UU No.35/2008
tentang Otonomi Khusus Provinsi Papua dan Papua Barat yang secara tegas
memperhatikan keberpihakan, pemberdayaan dan perlindungan terhadap orang asli Papua”.
Banyak capaian yang sudah dihasilkan Pemerintah Kota Jayapura dalam 4
tahun terakhir ini. “Mari terus berkarya untuk membangun Kota Jayapura yang
Beriman, Bersatu, Mandiri, Sejahtera, Modern, Berazaskan Kearifan Lokal dalam wadah
NKRI. Saya mengajak seluruh masyarakat Kota Jayapura untuk menjaga stabilitas
keamanan kota karena hal tersebut bukan merupakan tugas TNI/POLRI saja tapi juga
merupakan tugas seluruh komponen masyarakat yang berada di tanah Papua. Saya
mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada para pejuang yang telah
mendahului kita maupun yang masih ada berdampingan dengan kita saat ini beserta
segenap keluarga pejuang yang semuanya dengan tanpa pamrih telah mendharmabaktikan
tenaga, pikiiran, jiwa-raganya demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terima kasih kepada jajaran TNI dan Polri yang telah menjaga dan memelihara
stabilitas kamtibmas di Kota Jayapura sehingga tetap kondusif. Selamat
memperingati 52 tahun kembalinya Irian Barat (Papua) ke dalam pangakuan NKRI. Mari
kita satukan hati membangun kota untuk kemuliaan Tuhan – Hen T’Cahi Yo Onomi
T’Mar Ni Hanased”. (F.867) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment