Paskibraka
Tak Hanya Kibarkan Bendera Merah Putih
“Sebagai seorang paskibraka harus menjadi teladan bagi
lingkungan sekitar”
|
WALIKOTA Surabaya, Tri
Rismaharini, mengawali sambutan di Lantai VI Graha Sawunggaling gedung kantor
Pemerintah Kota Surabaya, Jumat (14/8) mengungkapkan, paskibraka bukan sekadar
simbol kibarkan bendera merah putih. “Ini tugas kebangsaan yang luar biasa. Ini
juga merupakan simbol bahwa kalian harus bisa menjadi seperti bendera merah
putih yang terus berkibar meski dihantam hujan dan panas. Harus tegar dalam
menghadapi apapun dan tidak boleh gampang menyerah”.
Selain
meresapi makna pantang menyerah, menjadi paskibraka, sambung walikota, juga
bisa mengajarkan tentang pentingnya kerja sama. Bu Risma (panggilan walikota)
menambahkan, menunaikan tugas mengibarkan bendera pusaka, tidak bisa dilakukan
sendirian. Tetapi memerlukan kerja sama dengan teman. Termasuk juga dukungan
dari keluarga dan pihak sekolah.
Bu Risma mengingatkan
kepada para paskibraka bahwa mengibarkan bendera tidak sendiri. Hal tersebut
perlu dilatih dulu sehingga bisa mengibarkan bendera dengan baik. Ada guru, ada
yang melatih dan ada teman. Karenanya, kelak ketika sukses, harus tetap ingat
pada orangtua dan saudara.
Seratus
siswa-siswi pilihan yang tergabung dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
(Paskibraka) Kota Surabaya tahun 2015, siap menjalankan tugasnya di hari
kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2015. Tiga hari sebelum menjalankan
tugas mulia tersebut, 100 Paskibraka Kota Surabaya dikukuhkan Walikota
Surabaya, Tri Rismaharini. Seusai pengukuhan yang berlangsung khidmat, Walikota
Surabaya yang didampingi Kepala Bakesbang Linmas Kota Surabaya, Soemarno,
memberikan wejangan guna menggugah semangat anak-anak pilihan yang berasal dari
57 Sekolah Menengah Atas dan sederajat se-Surabaya ini.
Seratus
Paskibraka yang terdiri dari 50 pria dan 50 wanita dan berasal dari 57 Sekolah
Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah di Kota Surabaya
tersebut telah mengikuti pelatihan yang diberikan selama 13 hari mulai 3 - 13
Agustus. Setelah pelatihan mereka kemudian dikarantina di Graha Widyabakti
STESIA Surabaya selama empat hari. Hingga tanggal 17 Agustus 2015 mereka
menjadi Paskibraka saat upacara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia di
Taman Surya.
Walikota
mengingatkan, semua pelatihan dan juga pembekalan mental yang diberikan kepada
anggota paskibraka selama pelatihan, hendaknya bisa membuat mereka menjadi rule
model bagi teman-teman, juga keluarganya dalam hal kedisplinan dan juga
kesetiakawanan. Walikota berharap, pendidikan yang telah didapat selama
pelatihan agar jangan hilang setelah tugas ini selesai, tetapi bawa terus
sampai akhir hayat. Sebagai seorang paskibraka harus menjadi teladan bagi
lingkungan sekitar karena tidak ada yang berhasil tanpa disiplin, kebersamaan
dan keteladanan.
Kepala Bakesbang
Linmas Kota Surabaya, Soemarno, menambahkan, perjuangan menjadi paskibraka
tidaklah mudah. Keistimewaan yang hanya didapat satu tahun sekali ini
membutuhkan tak hanya tekat, namun semangat yang tak kenal menyerah saat
berlatih. Menurutnya, Kota Surabaya adalah kota yang memiliki anggota paskibraka
paling banyak di Indonesia.
Motivasi yang
disampaikan walikota mampu menyulut tekad pasukan Paskibraka Kota Surabaya
untuk memberikan yang terbaik saat menjalankan tugas pada 17 Agustus 2015. Grandis Primanda yang bertindak selaku
komandan dalam pengukuhan paskibraka tersebut mengaku siap menjalankan
tugasnya. “Motivasi dari ibu walikota membuat saya bertambah semangat untuk
melakukan yang terbaik”. (F.809) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment